Pages

Wednesday, August 30, 2006

Jadilah Saja Dirimu Sendiri


Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit jadilah saja belukar
tetapi belukar terbaik yang tumbuh di tepi danau.

Kalau engkau masih tak sanggup menjadi belukar
jadilah saja rumput
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
jadilah saja jalan setapak
tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air.

Tidak semua orang akan menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu sendiri sebaik-baiknya dari nilai dirimu sendiri

Ditulis oleh Abah Iwan

Mengenai Abah Iwan
Adalah Iwan Abdurahman, budayawan asal Bandung, Jawa Barat ini menunjukkan kepeduliaannya terhadap alam dengan seni. Pria yang biasa disapa Abah Iwan ini mendokumentasikan keindahan alam Indonesia dalam lagu. Puluhan tembang tentang alam Indonesia telah diciptakan dan sukses dipasaran. Senandung Sejuta Kabut, Melati Jaya Giri, Flamboyan, dan Burung Camar adalah beberapa karyanya.
Kecintaan Abah Iwan pada alam juga ditunjukkan dalam keseharian. Sejak sang ayah sering mengajaknya pergi ke hutan puluhan tahun silam, berbagai aktivitas pecinta alam kerap ditekuninya.

Kecintaan Abah Iwan terhadap alam juga tercermin dari tempat tinggalnya. Lebih dari separuh luas tanah pria berusia 58 tahun ini ditanami tumbuh-tumbuhan. Ada juga pohon tua yang tumbuh menjulur keluar dari dalam rumahnya. Pohon berbunga warna nila ini tumbuh sangat lebat di atas genteng dengan indahnya. Selain itu terdapat satu tempat yang disebut sudut abah di dalam rumahnya. Di tempat itulah Abah Iwan dalam mencipta lagu.

Dibandingkan mobil, Abah lebih gemar bersepeda. Dengan mengayuh kendaraan tanpa mesin ini setidaknya Abah Iwan dapat menjaga kesejukan udara di lingkungannya. Tidak perlu mewah memang. Abah Iwan berupaya melestarikan lingkungan dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kini Abah Iwan sedang prihatin dengan Kota Bandung yang telah membesarkannya dipenuhi tumpukan sampah. "Bahwa sampah masalah kita semua, perilau kita terhadap sampah bagaimana?" kata kakek bercucu tiga ini.

ps : luv u Pak...dengan segala kebaikan yang Bapak miliki

Wednesday, August 16, 2006

Reunion et Voyage


Detik - detik menjelang hari proklamasi berarti detik-detik menjelang liburan panjang..hip hip huray :)

Sejak hari Sabtu kemarin kota Balikpapan bertambah menyenangkan. Nanti malam akan ada reunian sahabat - sahabat baturan leleuweungan, besok ada lagi yang datang 2 orang.

Sungguh menyenangkan, berkumpul kembali bersama orang tercinta, sahabat-sahabat baik. Dan kami akan melakukan perjalanan kembali bersama.

Selamat hari Kemerdekaan RI yang ke 61, semoga terus lebih baik.

Friday, August 11, 2006

Meuni Sono Geura


Tepat jam 12 malam sekarang, saya masih di rig, lagi nunggu run in hole tool SLB untuk logging first run, masih di depth 2000 m. Baru aja selesai makan malam (lagi) he he bukan deng cocoknya supper kali ya, bareng Hirofumi dan Mas Toon. He he kayanya turun rig bakalan sehat banget nih, walau tadi pagi nimbang badan dan berat badan saya turun 2kg. Nampak tak mungkin, kayanya timbangannya salah :)

Belum tahu kapan bisa pulang ke Balikpapan, kalau loggingnya lancar paling cepat mungkin sabtu sore. Betul kata Vaye : hmmm nongkrongin well asik, seru, melelahkan he he, tapi kangennya sama org rumah kagak nahan...

Walau bisa diperkirakan, tetep aja faktor salah perhitungannya banyak. Seperti saat ini, ketika drillingnya tiba - tiba nambah terus, ketika tiba - tiba dapat gas gede di bawah, ketika tiba - tiba harus increase mud weight, ketika tiba - tiba loggingnya jadi susah..yah will see.

Padahal maunya sabtu pagi besok datang ke Sepinggan, menjemput Bapak kasep tur bageur tea, dilanjutkan dengan sesi keliling Balikpapan, makan kepiting, nongkrong ala AGABA, dll dll dll..Yah ga jadi deh..

Meuni sono geura...tunggu May ya Pak..May pasti pulang, InsyaAllah

Wednesday, August 9, 2006

On The Rig Site


Saat ini saya lagi ada di rig lho, di pesisir pantai Delta Mahakam. Nama rig-nya RAISSA, salah satu rig yang dimiliki oleh APEXINDO - grupnya Arifin Panigoro.

Rig Raissa sedang mengebor satu exploration well di lapangan gas tempat saya bekerja. Sebetulnya saya bukan seorang wellsite geologist yang bekerja di rig, tapi karena sumur ini termasuk kategori yang langka, maka Kakek saya itu menyuruh saya naik rig ini, untuk witness TD dan loggingnya. So, that's why I'm here now.


Di sini ada 3 orang geologist lainnya yang menemani saya he he he. Banyak sekali, karena biasanya cuma ada 2 geologist on board untuk setiap drilling operation. Ada Mas Lilik - team leadernya, ada Mas Toon kakak kelas saya di kampus dulu, dan ada juga Hirofumi - geologist dari INPEX Japan (INPEX adalah pemegang 50 % saham di perusahaan ini, hati - hati he he he).

Kehidupan di rig tentu bukan kehidupan normal yang biasa, hampir 120 orang berada di sini, dalam sebuah anjungan yang terapung, dengan ruang gerak yang terbatas, walau bukan berarti fasilitas seadanya.

Semua kebutuhan dasar manusia terpenuhi. Kebutuhan makan dipenuhi oleh keberadaan galley yang selalu siap 24 jam sehari dengan kualitas makanan yang ga jauh beda dengan di darat (di sini saya malah perbaikan gizi he he he). Tempat tidur dan beristirahat adalah kamar - kamar kecil seperti di kapal, cukup nyaman untuk beristirahat. Klinik dan dokter tersedia, gym dengan fasilitas fitness yang cukup (mengingat ini ada di tengah laut), recreation room dengan televisi satelit, electone, meja bilyard, semuanya ada disini juga fasilitas untuk beribadah. Intinya cukup dan memadai, bahkan line telpon di sini bisa nelpon kemana aja, walau ngantri he he.

Jam kerja adalah 24 jam, setiap orang bekerja dalam shift yang biasanya 12 jam sehari. Orang yang bekerja siang hari akan tidur di malam hari, begitu juga sebaliknya. Drilling operation tidak pernah berhenti, semua orang harus bekerja terus menerus sesuai dengan job desk-nya masing - masing.

Geologist, company man, driller, LWD engineer, MWD engineer, room boy, koki, mud engineer, safety officer, rig crew dan masih banyak lagi...dan tentunya mainly adalah pria. Kehidupan pria di tengah laut, walau tidak selamanya, buktinya sekarang saya ada di sini :)

Masih banyak ceritanya, tapi kompienya mau dipake kerja lagi, lain kali kita sambung...Hmm tahun depan saya akan jadi wellsite juga, mungkin akan lebih banyak lagi ceritanya tahun depan.

Barusan aja, seorang mud engineer pulang ke Balikpapan naik sea truck. Dia sudah 2 minggu di rig, hari ini jadwal dia pulang. Nanti malam dia ke Singapore, trus lanjut lagi ke Amsterdam dan akhirnya ke London, perjalanan panjang untuk pulang ke rumah, bertemu lagi dengan istri dan anak yang sudah 2 minggu tidak berjumpa. Sudah sangat rindu tentunya.

ps : 3 hari lagi Pak..miss u tu

Tuesday, August 1, 2006

.............................................


Hmmm andai kita bisa mengulang kembali ke waktu itu
Andai saja kamu memberanikan diri berbincang dengan saya waktu itu
Mungkin jalan cerita hidup kita akan sedikit lebih cepat :)

Tapi....saya tetap bersyukur, alhamdulillah
Mensyukuri pertemuan ini kembali, mensyukuri rasa yang dulu lahir
Terpisahkan jauh.
Tapi ternyata tidak mati, bahkan sekarang terus tumbuh bersama