Pages

Wednesday, January 30, 2013

Tentang Minyak Goreng

Hari gini ngomongin minyak goreng ? haha biar saja, soalnya saya lagi bahagia karena minyak goreng. Alhamdulillah di rumah sekarang punya stock Barco 8 L yang dibeli dengan harga miring : rata - rata menjadi 18 rb saja per liternya. 2L dibeli dengan harga sangat mahal karena kepepet, beli di Hero yang harganya 57.500 per 2L hiks. Sedangkan 6L lainnya dibeli dengan harga diskon, buy 2 get 1 free, seharga 20.700 per 1L di Alfa Mart. Hore hidup Alfa. Sayang promonya hanya sampai hari ini, dan lucunya di dua Alfa yang saya kunjungi stocknya hanya ada 3L. Tapi alhamdulillah, cukuplah 8L ini sampai 4 bulan ke depan, bagi - bagi rejeki juga sama orang lain.

Barco, minyak goreng kelapa yang dipercaya sejak tahun 1950
Harga normal si Barco ini memang cukup mahal, harganya di atas rata - rata merk minyak goreng lainnya di pasaran. Biasa saya beli di pasar tradisional dengan harga 40 rb per 2L. Sedangkan kalau di Alfa Mart atau Hypermart sekitar 49 rb per 2L. Kalau belanjanya di Hero lebih sadis lagi, 57.500 per 2L, bikin ga pengen goreng - goreng jadinya.

Barco ini sudah menjadi sahabat baik sejak saya mulai hidup mandiri di Balikpapan beberapa tahun silam. Pertama kali kenal dari Ibu kost dan langsung jatuh cinta. Padahal di Balikpapan itu jarang banget nemu si Barco, yang jual hanya di Susana, itupun jarang ada, kalaupun ada harganya ajaib mahal.

Kenapa musti si Barco sih ?
Karena Barco itu minyak kelapa, bukan minyak kelapa sawit. Mungkin banyak yang salah kaprah menganggap minyak goreng yang biasa kita pakai itu berasal dari kelapa. Betul kelapa, tetapi kelapa sawit. Produk minyak yang dihasilkannya berbeda jauh.

Penasaran tentang minyak goreng dan saya coba tanya Om google, ternyata menarik juga. Dalam proses menggoreng, fungsi utama minyak adalah sebagai penghantar panas. Fungsi tambahannya adalah sebagai penambah rasa, nilai gizi dan kalori tentunya. 

Dalam artikel di Kompasiana ini disebutkan bahwa produk terbaik minyak goreng adalah minyak kelapa. Minyak kelapa merupakan jenis asam lemak jenuh, memiliki sifat stabil walaupun dalam temperatur tinggi. Ia tidak cepat beralih rupa menjadi asam lemak atau trans-fat karena lebih banyak mengandung MCFA (medium chain fatty acid) atau asam lemak rantai sedang . Kandungan asam lauratnya lebih dari 50 persen seperti yang terdapat pada air susu ibu. Asam laurat ini dapat membunuh berbagai kuman, virus, dan parasit. Sedangkan molekulnya terdiri atas 12 atom karbon yang diikat jenuh (tidak ada ikatan ganda). Bonus sampingannya minyak kelapa tidak mudah mengalami oksidasi sehingga tidak mudah menjadi tengik. 

Mengapa bukan minyak kelapa sawit ?
Minyak kelapa sawit sangat tidak disarankan untuk dipakai menggoreng. Salah satu artikel di sini menyatakan bahwa minyak kelapa sawit mengandung lebih banyak LCFA (long chain fatty acids) atau asam lemak rantai panjang. Ukuran molekulnya besar - besar sehingga perlu diproses dulu menjadi asam lemak berukuran kecil dan berbentuk asam lemak bebas agar dapat diserap melalui dinding usus. Setelah lolos dari dinging usus, asam lemak bebas ini disusun kembali menjadi lipoprotein kemudian dibawa ke hati. Di sana diubah menjadi energi, kolesterol dan sisanya ditimbun menjadi jaringan lemak..hiii. Inilah penyebab berbagai penyakit kronis, degeneratif maupun kanker. 

Dan menurut penelitian, ternyata minyak yang paling rendah kandungan LCFA-nya adalah minyak kelapa, hanya 2 % saja. Tabel di bawah ini dapat menjelaskan kandungan asam lemak di setiap jenis minyak yang kita kenal di pasaran.

Tabel Asam Lemak
Sumber : http://rumahkanker.com/pencegahan/pencegahan/69-minyak-goreng-yang-aman
Mudah - mudahan sudah cukup jelas ya :) Pastinya yang terbaik adalah menghindari gorengan. Tapi kalau belum bisa membuang tahu goreng dari menu sehari - hari, mari kita beralih ke minyak kelapa. Salah satunya si Barco itu, harganya memang lebih mahal, tapi segi positifnya juga ada lho. Kita akan "terpaksa" mengurangi pemakaian minyak goreng di rumah agar hemat.

Sebisa mungkin hindari minyak kelapa sawit, yang berarti kurangi jajan di luar hehe, apalagi jajan gorengan. Bukan saja kelapa sawit, margarine sebaiknya juga dihindari. Margarine adalah bentuk padat dari minyak kelapa sawit. Pembuatannya dengan cara memanaskan minyak kelapa sawit hingga mencapai temperatur tinggi hingga minyak berubah dari sifat cairnya menjadi padat. Ironisnya karena mentega alias butter itu cukup mahal, maka banyak pembuat roti dan kue di pasaran mengganti mentega menjadi margarine. Hmm, satu alasan lagi untuk tidak jajan di luar.

Quote menarik saya temukan artikel yang sama :
Mengapa orang Indonesia sakit kanker ?
"Indonesia sangat kaya tanaman berkhasiat antikanker, jauh lebih kaya daripada Cina, dan lebih bagus mutunya. Tetapi mengapa angka kejadian kanker di Indonesia lebih tinggi daripada Cina? Karena orang Indonesia suka sekali makan gorengan..."
(Prof. Dr. Li Peiwen, ahli kanker & obat tradisional senior Cina.)
Terbukti nenek moyang kita itu sangat hebat ya, sayangnya tradisi membuat minyak kelapa perlahan mulai hilang. Hutan hutan subur berkayu keras di negeri ini berubah menjadi hutan kelapa sawit. Cara cepat menjadi kaya, tetapi semoga saya tak pernah tergoda menjadi pengusaha sawit.