Pages

Tuesday, November 18, 2014

Menghemat Energi, bukan Menghemat Uang

Halo Sereleaungu..
deuh kemana aja nih lama sekali. Gara - garanya biasa sih, lupa password, lalu agak malas mau ngurusin recovery password baru. 

Tapi hari ini kebetulan lagi santai hoho, di kantor lagi sepi, drilling baru 1 minggu lagi (minggu depan 2 rig hoho), boss ngga ada semua, maka nikmat manakah yang kamu dustakan. Sesekali boleh ya korupsi waktu ;)

Hari ini harga BBM di Indonesia naik lagi, harga bensin jadi Rp 8,500 dan solar Rp 7,500. Timeline facebook, path sampai group WA semua sama, membahas harga BBM yang naik lagi. Respon masyarakat pun bermacam - macam, ada yang biasa aja, panik, ngata - ngatain Pak Jokowi sampai yang legowo. Dan hari ini pun saya sukses meng-unfriend teman - teman yang ribut ngatain Pak Jokowi (lagi), capeee, kuliah tinggi - tinggi ternyata tidak merubah cara berfikir.

source : http://pertamax7.com
Sejujurnya dulu saya juga nyinyir kalau BBM naik, karena efek sampingnya itu banyak. Mulai dari ongkos angkot yang naik, sampai harga cabe di pasar. Sampai suatu hari di tahun 2012 saya membaca ini :

Indonesia, Lepaskan Ketergantunganmu Kepada BBM

Oleh: Widjajono Partowidagdo
Wakil Mentri ESDM & Dosen T. Perminyakan ITB

(Berdasarkan data dari ESDM 2012) Pada tahun 2011 Indonesia melakukan:

- Produksi minyak ~ 329 juta barel
- Ekspor minyak mentah ~ 132 juta barel
- Impor minyak mentah ~ 99 juta barel
- Impor BBM  ~ 182 juta barel
- Konsumsi BBM ~ 479 juta barel.

Cadangan terbukti minyak kita hanya 3,7 milyar barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia. Sebagai Negara net importer minyak dan yan memiliki sedikit cadangan terbukti minyak, kita tidak bijaksana apabila mengikuti harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah.
Negara-negara Amerika Latin yang anti Neolib seperti Brasil, Argentina dan Chili, BBM-nya tidak disubsidi, akibatnya BBN (Bahan Bakar Nabati) dan Industri Nasional (mobil, pesawat, senjata dan pertanian) nya berkembang.

Bahkan Brasil sekarang menjadi Negara Idola disamping Rusia, India, Cina dan Korea (BRICK). Brasil bahkan sudah menguasai Teknologi Migas Lepas Pantai disamping cadangan dan produksi minyaknya meningkat pesat. Petrobras adalah Perusahaan Migas terpandang di Dunia.

Di India dan Pakistan maupun Cina  dan Vietnam (Komunis) tidak ada subsidi BBM tetapi transportasi umum disubsidi sehingga nyaman dan Industri Nasionalnya meningkat pesat. Cina menggunakan gas dan listrik untuk transporasi umum dan sepeda motor menggunakan  listrik.

BBM murah hanya diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah seperti Arab Saudi,  Irak, Lybia dan Venezuela. Bahkan harga bensin di Iran ($ 0,67/l) yang cadangan minyaknya 138 milyar barel lebih mahal dari di Indonesia sekarang ($ 0,59/l) yang cadangan minyaknya hanya 3,7 milyar barel karena mereka mengutamakan gas untuk transportasi, rumah tangga dan listrik.

Iran mempunyai cadangan terbukti gas  nomor dua di dunia yaitu 982 TCF, sesudah Rusia. Sedangkan cadangan terbukti gas Indonesia adalah 112 TCF.

Indonesia adalah Negara yang tidak kaya minyak. Kita lebih banyak memiliki energi lain seperti batubara, gas, CBM (Coal Bed Methane), shale gas, panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya.

Harga BBM menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta makin sulitnya energi lain berkembang.

Tahun 2011 Indonesia memproduksi:
- Minyak 900 ribu B/D (barel per hari)
- Gas 1,5 juta B/D (ekivalen minyak)
- Batubara 3,4 juta B/D.

Indonesia mengekspor:
- Gas 797 ribu B/D
- Batubara 2,4 juta B/D.

Cadangan terbukti gas lima kali cadangan terbukti minyak dan cadangan terbukti batubara sepuluh kali. Akibat terobosan teknologi di CBM (gas di lapisan batubara dengan dewatering atau memproduksikan air lebih dulu) dan dishale gas (gas yang tertinggal di batuan induk dengan fracturing atau merekahnya) menyebabkan Amerika Serikat kebanjiran gas. Apabila Indonesia menerapkan teknologi tersebut maka akan mempunyai kesempatan yang sama. Batubara juga bisa diubah menjadi gas dan cairan.

Biaya listrik di Sumatera Selatan Rp 800/kWh karena memakai gas dan batubara sedangkan di Sumatera Utara Rp 3.500/kWh karena memakai BBM. Potensi panasbumi Indonesia terbesar di dunia yaitu 29 GW, potensi airnya 76  GW dan potensi biomass 50 GW. Sulawesi selatan mempunyai danau Poso dengan potensi 900 MW yang kalau dikembangkan membutuhkan biaya Rp 800/kWh, tetapi saat ini 90 MW pembangkit listriknya sebagian besar memakai BBM dengan biaya Rp 3.500/kWh. Seharusnya, sedapat mungkin kita tidak menggunakan BBM untuk listrik.

Dulu waktu harga BBM Rp 6.000/ l sudah banyak yang berpindah ke busway dan transportasi umum.  Begitu harga BBM Rp 4.500/l maka kembali naik kendaraan pribadi lagi. Orang tidak menghemat energi tetapi menghemat uang.

Orang yang mau naik kendaraan umum layak disebut Pahlawan karena menghemat dana Pemerintah, energi dan polusi. Program konversi minyak tanah ke BBG berhasil karena subsidi minyak tanah dihilangkan. Program jarak pagar dan konversi premium ke BBG belum berhasil karena premium harganya Rp 4.500/l.

Kalau seseorang menyikapi kenaikan harga BBM dengan arif maka pengeluarannya justru berkurang kalau di hari-hari kerja dia menggunakan transportasi umum dan hanya menggunakan mobil pribadi di akhir pekan atau silaturahmi. Medco memberi converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga CNGnya Rp 4.100/l untuk stafnya dan menyediakan bus kantor untuk pegawainya. Kalau kebanyakan perusahaan berperilaku seperti Medco maka Jakarta tidak macet. Daerah luar Jawa penghasil Migas bisa beralih ke BBG lebih cepat.

Naiknya harga BBM justru akan menyebabkan energi lain yaitu batubara, gas, panasbumi, air dan biofuel banyak dibutuhkan dan diproduksikan yang akan memberikan lapangan kerja, penghasilan dan pertumbuhan ekonomiserta berkembangnya daerah-daerah terutama di luar Jawa.

Minggu 11 Maret 2012 Wakil Menteri Pertanian dan penulis mengunjungi Pesantren Sunan Drajat di Lamongan dan melihat pengembangan Kemiri Sunan disana. Kemiri Sunan ini disamping baik untuk penghijauan sehingga mencegah bajir dan tanah longsor juga buahnya bisa dibuat biodiesel yang dapat menjadikan suatu desa disamping asri juga mandiri energi. Pesantren mempunyai jaringan di seluruh Indonesia dan menurut informasi jumlahnya sekitar 20.000 di Indonesia.

Ketergantungan yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah ketidakmandirian. Tidak menggunakan energi yang kita miliki secara optimal adalah tidak bijaksana. Mengkonsumsi barang yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi barang murah yang kita miliki adalah kebodohan. Cara meminimalkan subsidi BBM untuk transportasi dan listrik adalah dengan sesedikit mungkin memakai BBM. Akibatnya, Indonesia mempunyai dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi Negara Terpandang di Dunia. Dengan mengurangi ketergantungan kepada BBM maka Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik.


Tahukah kita bahwa Indonesia sudah bukan lagi anggota OPEC ? Kita bukan lagi negara peng-ekspor minyak. Alih - alih ekspor yang ada kita sekarang menjadi negara pengimpor minyak.

Indonesia adalah negara yang tidak kaya minyak, menegaskan tulisan Alm. Mas Wid di atas, selama 11 tahun saya kerja jadi kuli gas bumi, baru sekarang aja mulai jadi kuli minyak dan gas. Gas lebih banyak cadangannya, tetapi sulit disimpan dan disalurkan, tidak seperti minyak. Sama susahnya seperti mencari pembeli gas bumi dibandingkan pembeli minyak bumi.

Lagi - lagi saya setuju dengan Mas Wid, kita terbiasa dengan subsidi BBM yang memudahkan secara instan, padahal di luar sana banyak pengusaha curang yang menggunakan BBM bersubsidi untuk operasional bisnis-nya. Sebagian kecil saja BBM bersubsidi yang dinikmati oleh rakyat yang berhak.

Yuk sama - sama menghemat energi, cari minyak sama gas itu susahh. Mulailah dari hal - hal kecil dan sederhana. Naik angkutan umum, matikan lampu yang tidak terpakai, nebeng temen ke kantor (saya banget hoho). Untuk Indonesia yang lebih baik tentunya