Pages

Monday, December 12, 2011

Finally

Graduation..alhamdulillah, finally the ADP is done. It was a very good opportunity to meet with the Director and the Distinguished Adviser. I am so happy.

I am officially a member, for 1 year actually, there is no excuse anymore, swimming, Yoga, Pilates, I am coming.

Cici is officially talk active in a good way, independent toddler with a big curiosity and a nice behavior, alhamdulillah.

The highland journey is on the way..preparing, saving, goggling and be patient, someday we are ready to go.

Tuesday, November 29, 2011

2 yo and 4 months

She is 2 yo and 4 months, we went to Ujung Genteng for weekend vacation
November 2011

Wednesday, November 2, 2011

Recipe - Donat Tape Singkong


Donat alias doughnut ini sepertinya makanan favorit sejuta umat. Selama ini Cici belum pernah makan donat sih, beberapa kali ditawarin J Co ngga pernah mau, padahal kita lumayan sering beli J Co. Sampe Bunda penasaran mau buat donat khusus untuk Cici, ditambah lagi jaman dulu Nenek-nya Cici kan sering buat donat juga, sampe khatam ngeliat proses pembuatan donat di rumah.

Pucuk dicinta resep tiba, ketemu resep Donat Tape Singkong made in Ibu Fatmah Bahalwan dari milis NCC. Praktek pertama alhamdulillah langsung berhasil, dibuat waktu ada Eyang-nya Cici di rumah, laris manis, Cici-pun doyan, sukses jadi bekal ke sekolah. Selang 2 minggu praktek lagi, alhamdulillah tetap empuk dan enyak…bentuknya juga makin cantik karena nemu cetakan donat di Toko Blossom.

Mulai sekarang daripada beli J Co mending buat sendiri nih, yang pasti lebih murah, sehat karena bebas bahan pengawet dan ga susah kok  . Jam 6 pagi mulai ngulenin, jam 7.30 sudah siap digoreng. Nanti kita coba varian donat lainnya ya.

Ini foto donat dari percobaan kedua, topingnya mulai banyak, ada gula halus, meises, keju, dan juga almond dan green tea.


DONAT TAPE  SINGKONG - Fatmah Bahalwan

Bahan A :

  • 400 gr  tepung terigu protein tinggi (saya pakai Cakra)
  • 100 gr  tepung terigu protein sedang (saya pakai Segitiga)
  • 11 gr ragi instan (fermifant dalam kemasan)
  • 40 gr gula pasir
  • 20 gr  susu bubuk
  • ½ sdt baking powder double acting

Bahan B :

  • 200 gr tape singkong, haluskan
  • 1 btr telur
  • 175 ml air dingin

Bahan C :

  • 40 gr mentega/margarin
  • 1 sdt garam

Bahan lain :

  • 1 kg  minyak kelapa  untuk menggoreng
  • 250 gr gula donat untuk taburan (gula donat membuat rasa gula menjadi dingin di mulut dan tidak cepat lumer dibandingkan gula halus biasa)

Cara membuatnya :

  • Campur semua bahan A, aduk rata, masukkan bahan B, uleni hingga rata bergumpal-gumpal. Beri bahan C, uleni terus hingga kalis elastis. Kemarin saya banting sampai 100 kali biar kalis 
  • Potong dan timbang adonan masing-masing 40gr, bulatkan. Diamkan selama 40 menit
  • Panaskan minyak dalam wajan dengan api kecil. Lubangi bagian tengah tiap bulatan, goreng hingga berwarna kuning kecoklatan. Angkat, dinginkan
  • Taburi dengan gula donat, atau beri topping sesuai selera
Photo was taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.


Sunday, October 23, 2011

Recipe - Mie Ayam Jamur


Mie adalah salah satu makanan kesukaan Cici, kalau lagi mogok makan ini adalah salah satu andalan selain havermouth kayu manis. Biasanya untuk Cici cukup mie goreng saja, ditambah telur, bakso, dan sayuran. Mie-nya pakai mie telur cap Atom atau Mie Hongkong.

Nah kalau mie ayam ini kesukaan kami semua. Mulai dari Mie Aping di Perumahan Raffles yang mahal tapi enak banget, Mie Ayam Bandar Lampung, Mie Lenteng di kantor (kalau ini spesial menu favorit warga Arkadia sepertinya), Mie Ayam kampung di depan RM Modern Sentra Eropa, Mie Ayam putih di Canadian, dll. Banyak juga ya ternyata, mie ayam memang makanan favorit sejuta umat.

Minggu lalu iseng – iseng buat mie ayam sendiri nih. Resepnya modifikasi dari berbagai sumber di internet. Mulai dari milis NCC, dan banyak sumber lainnya. Dan jadilah Mie Ayam Jamur ala Bunda. Rasanya enak, membuatnya mudah, dan sekali masak bisa jadi banyak sekali.


MIE AYAM JAMUR ala Bunda

Bahan  :
  • 1 ekor ayam kampung (saya pakai ayam pejantan karena lebih murah hehe)
  • 1 bungkus mie basah (saya beli di pasar merk 10001, khusus mie ayam, harga 10 rb)
  • 250 gram jamur kancing segar
  • 7 siung bawang putih
  • 5 siung bawang merah
  • 10 cm jahe
  • 2 batang daun bawang
  • 2 sdm maizena
  • kecap manis
  • kecap asin
  • merica bubuk
  • pala bubuk
  • garam
  • gula pasir


Pelengkap :
  • baso sapi
  • sawi hijau
  • bawang goreng
  • pangsit goreng


Cara membuat :
Tumis Ayam Jamur
  • Rebus ayam dengan 1 liter air, gunakan api kecil. Tambahkan 1sdm garam, 2 siung bawang putih geprek, dan 1 batang bawang daun.
  • Saring air kaldu, pisahkan. Pisahkan daging ayam dari tulang dan kulitnya, potong atau suwir halus sesuai selera, campurkan dengan maizena, kecap asin, merica bubuk, diamkan sebentar
  • Potong – potong jamur kancing sesuai selera, rajang halus 3 siung bawang putih dan 1 batang bawang daun
  • Panaskan 2 sdm minyak goreng, masukkan bawang putih dan bawang daun, tumis sampai harum
  • Masukkan 5 cm jahe yang sudah digeprek, jamur kancing dan daging ayam
  • Aduk terus, tambahkan 1 gelas kaldu ayam, 3 sdm kecap manis, gula pasir dan kecap asin secukupnya
  • Masak terus hingga agak mengental, koreksi rasanya dan siap digunakan

Kuah Kaldu
  • Rajang halus 2 siung bawang putih
  • Panaskan 1 sdm minyak goreng, masukkan bawang putih dan 5 cm jahe yang sudah digeprek, tumis sampai harum
  • Masukkan air kaldu yang telah disaring, tambahkan 2 gelas air, merica bubuk, garam, dan pala bubuk secukupnya
  • Koreksi rasanya

Minyak Ayam
  • Rajang halus 5 siung bawang merah
  • Panaskan 10 sdm minyak, masukkan bawang merah, tumis sampai harum
  • Masukkan kulit ayam yang telah dipotong kecil, goreng sampai matang
  • Saring minyak, siap digunakan

Cara Penyajian
  • Rebus mie ayam dengan sedikit minyak sampai matang, tiriskan
  • Rebus sawi hijau dan bakso sapi secara terpisah, tiriskan
  • Dalam mangkok, beri sedikit kecap asin dan minyak ayam, aduk rata, masukkan mie ayam, aduk kembali dengan menggunakan sumpit
  • Tambahkan tumis ayam jamur sesuai selera, rajangan halus daun bawang, bawang goreng, pangist goreng dan sawi hijau
  • Dalam mangkuk terpisah, ambil sedikit kaldu ayam, tambahkan bakso sapi dan rajangan halus daun bawang
  • Siap dihidangkan 
  • Nah serunya buat mie ayam sendiri karena ayam dan sayurannya bisa suka – suka sesuai selera, apalagi baksonya, Popo saja minta 4. Selain itu ayam jamurnya bisa disimpan untuk persediaan lho. Caranya, tunggu ayam jamur benar – benar dingin, masukkan ke dalam plastik klip kecil dalam porsi 1 kali makan. Masukkan freezer. Mie ayam basahnya juga bisa disimpan dengan cara yang sama. Sekarang kapanpun ngidam mie ayam tinggal buka freezer, masak mie, ngga sampai 20 menit sudah jadi. Hemat dan sehat.


Recommendation :
Kecap asin yang enak merk Angsa, buatan Medan, ini rekomendasi ibu – ibu NCC. Bunda beli di Lottemart, harganya 18 rb per 2 botol.

Photo was taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.

Saturday, October 22, 2011

Recipe - Nasi Goreng Smoked Beef


Pagi – pagi hari Minggu paling enak sarapan Bubur Ayam Zaenal di Sentra Eropa, tapi hari ini Bunda masak nasi goreng spesial untuk Cici yang lagi mogok makan. Nasi goreng smoked beef, sepertinya ini salah satu varian nasi goreng yang belum pernah dicoba Cici. Masaknya mudah dan yang pasti rasanya enak.


NASI GORENG SMOKED BEEF ala Bunda

Bahan :

  • 1 bawang bombay ukuran sedang
  • 3 bawang putih
  • 3 lembar smoked beef siap pakai
  • 1 cup mix vegetables
  • 2 piring nasi
  • 1 butir telur ayam
  • kecap asin
  • merica bubuk
  • pala bubuk

Cara membuat :

  • Rajang halus bawang bombay dan bawang putih
  • Lelehkan 2 sdm butter/olive oil, tumis kedua bawang sampai harum
  • Masukkan telur dan smoked beef , aduk rata
  • Tambahkan mix vegetables, merica bubuk, dan pala bubuk, aduk terus sampai air dari sayuran agak kering
  • Masukkan nasi, aduk rata, tambahkan kecap asin secukupnya, siap dihidangkan

Hasilnya Popo makan 1 piring, Bunda juga, Pakde juga, tapi Cici masih mogok makan. Nanti Bunda masak yang lain lagi ya Nak.

Photo was taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.

Tuesday, October 18, 2011

Cici 1st Progress Report


Kemarin Bunda mengantar Cici ke Kinderfield, sekalian ngambil raport, istilah di Kinderfield Progress Report. Seharusnya Cici mengambil raport 2 minggu yang lalu, tapi berhubung Cici ikut Popo Bunda bertualang jadinya ijin tidak masuk sekolah 

Nah selain progress report ada juga kumpulan hasil karya Cici selama 3 bulan ini, worksheet istilahnya. Jadi ada hasil karya Cici menggambar, menempel, mewarnai dll. Bagusnya di setiap worksheet ada catatan guru mengenai bagaimana Cici membuatnya. Misal : masih perlu dibantu oleh Miss, atau Cici dapat melakukannya sendiri. Good report. Seperti dugaan Bunda, di sekolah Cici juga sangat senang dengan aktifitas mewarnai, menggambar dan menempel.

Kembali ke progress report, terdiri dari beberapa halaman, ada summary secara keseluruhan, dan beberapa lembar berikutnya penilaian terhadap Cici dengan menggunakan scala Need Improvement sampai Outstanding..ckckck udah mirip dengan penilaian Bunda waktu peformance review nih.

Penilaian dalam report itu ada 9 bagian, yaitu :

Language Skills, nilai Cici semuanya N alias Need Improvement, tapi menurut Bunda wajar, karena Cici baru bisa berbicara juga tepat Cici usia 2 tahun, tenang Cici, kita sama – sama belajar. Selama 3 bulan Cici berbicara kemajuannya sangat pesat, sekarang Cici sudah dapat berbicara dalam kalimat yang baik, makin ceriwis dan sudah bisa ngobrol.

Fine Motor Skills, nah yang ini lumayan, nilai paling jeleknya adalah mewarnai di area tertentu : N, tapi untuk urusan memakai pinsil, memegang krayon, dan menempel nilainya I alias has improved. Paling bagus di bagian menggunakan paint brush dan carries material, dapat G alias Good..hore  . Tapi Bunda perhatikan sekarang Cici memang makin apik, selain mewarnai hobbynya main lego, padahal lego di rumah semuanya ukurannya imut – imut, tapi Cici sudah semakin pandai menyusun dan bermain. Good job Cici

Pre Literacy , ini sama nasibnya dengan Language Skills, N semua, point disini untuk traces vertical lines dan horizontal lines. Tenang Cici, mari kita berlatih 

Basic Math juga sama dong, N semua. Cici memang harus banyak belajar untuk recognizes basic colors, shapes, dan size

Character Development, ini yang membuat Bunda dan Popo bisa tersenyum, Cici mendapat S alias Satisfactory untuk Independence dan separation anxiety. Sedangkan untuk discipline dan confidence dapat I. Alhamdulillah, Bunda ingat hari pertama ke sekolah Cici langsung senang dan berlari – lari. Ngga pernah ada kata malas ke sekolah. Good job Cici.

Work Behavior juga cukup membuat Bunda dan Popo tersenyum, nilainya S dong untuk initiate activities dan attention span. G untuk uses materials in a proper way, understands the work cycle, solves problems dan shows courtesy and manners. Untuk challenges by difficult task dan has sense of order cukup I dulu

Physical Education semuanya I, no wonder..Cici kan juara 1 lomba memasukkan sedotan ke dalam botol waktu 17-an kemarin 

General Remark from the report :

Welcome to Kinderfield School Cici

Cici was fine and very independent in passing this term. She didn’t cry when entering the school and wanted to work with some materials in discovery room. She looked serious when working with the material and would put it back on the right place. Good Cici 

In the classroom, Cici couldn’t sit down nicely on her floor mat and liked to move around in the classroom. However she was very excited when setting up the Calendar and doing the worksheet.

Cici still needed teacher’s  guidance to trace the vertical and horizontal lines in Pre Literacy lesson. In Math lesson, Cici needs review to recognize 3 basic colours (red, blue, yelllow), basic shapes (circle, square, triangle) and also big & small size. Please keep more practicing at home okay, dear !

During eating time, Cici was very independent and tried to finish her food. Hopefully Cici will gain more progress in the next term. Have a nice holiday dear !

Attendance :

Presence – 19 days and 1 day absence (bolos gara – gara nengok baby Dolphin di Kiluan :p )

Memang kali ini PR Bunda dan Popo sangat banyak, dan sejujurnya ini report yang sangat baik dari sekolah. Sambil jalan kami tetap berfikir apakah metode pengajaran di  Kinderfield cocok untuk Cici, lagipula awalnya kami memang berencana memasukkan Cici ke Sekolah Alam yang sayangnya baru ada kelas mulai usia 3 tahun. Let’s see sambil jalan, lagipula alhamdulillah selama 3 bulan ini Cici sangat bahagia di sekolah. Tiada kata malas berangkat ke sekolah.

Walaupun skills Cici yang lain masih banyak yang N, itu bisa kita latih ya Ci, yang paling penting adalah character development dan work behavior, pertahankan dan tingkatkan ya sayang. Inilah hal paling penting.


Monday, October 17, 2011

Recipe - Kue Sus


Kue ini adalah salah satu makanan kesukaan Popo. Dan kalau dingat – ingat sebenarnya saya juga suka sekali pastry yang satu ini. Dulu, saat awal menikah, di bulan puasa tahun 2008, kami berdua pernah lho kerjabakti membuat kue sus ini. Rasanya enak sekali walaupun bentuknya ga keruan, dicetak pakai sendok karena ngga punya piping bag

Nah hari Minggu siang kemarin iseng ah mau ngebuatin Popo kue sus, siang – siang panas membara pulang dari bengkel, pasti nikmat kalau nyemil kue sus.

Resepnya dapat dari sini, sepertinya ini resep yang sama seperti yang dicoba tahun 2008, dari milis NCC. Buatnya cepat, ga sampai 1 jam, dan yang penting semua doyan, termasuk Cici yang habis 3. Bentuknya juga sekarang sudah manis dong, kan sudah ada piping bag :p



Kue Sus - Milis Dapur Bunda

Bahan Kulit :

  • 130 gr Tepung Terigu Cakra Kembar
  • 1 sdt garam
  • 100 gr margarine (saya pakai Blue Band, tapi sepertinya lebih enak kalau pakai butter)
  • 4 butir telur
  • 250 ml air


Cara Membuat:

  • Air, garam dan margarine dimasak sampai mendidih.
  • Masukkan tepung, aduk sampai matang dan tercampur rata. Biarkan hingga adonan agak hangat.
  • Panaskan oven 200 derajat Celcius. Masukkan telur ke dalam adonan tepung satu persatu sambil terus diaduk atau dimikser sampai rata dan halus.
  • Semprotkan atau sendokkan ke atas loyang kue kering beralas kertas roti/silikon. Panggang selama kurang lebih 25 menit. Angkat. Isi sesuai selera.


Vla Vanilla - Fatmah Bahalwan

Bahan:

  • 2 btr kuning telur
  • 50 gr tepung Maizena
  • 500 ml susu segar
  • 75 gr gula pasir
  • 1 sdm rhum (optional)


Cara membuat:

  • Cairkan tepung maizena dengan sebagian susu, kocok lepas kuning telur, satukan. Sisihkan
  • Didihkan susu dan gula pasir sambil diaduk hingga gula larut. Tuang larutan tepung maizena, aduk cepat dan rata, biarkan mendidih sekali lagi. Angkat. Aduk hingga dingin.


Photo was taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.

Thursday, September 29, 2011

Catatan Sebelum Lupa

Cici my baby Cici, 2 tahun 3 bulan saat ini. Anak Bunda baik hati, shalehah tambah menggemaskan dengan celotehnya. Setelah puasa ngomong 2 tahun sepertinya ini memang saatnya. Saatnya Cici berbicara. Dan menyenangkan sekali, Cici sudah pandai merangkai kata. Asik deh ngobrol sama Cici.

Anak Bunda Ceria Selalu
Cici sangat suka sekolah, jadwal 3 kali seminggu sepertinya tidak cukup. Tiap pagi ketika Bunda berangkat kerja dan bilang : Cici di rumah ya..pasti Cici menolak..ngga..Cici sekolah . Wahai anakku, rajinlah sekolah sampai besar ya. Tuntutlah ilmu dimanapun.


Setiap hari Selasa buku laporan Cici dibagikan, selama 2 bulan ini selalu ada kata yang sama : "she always playing around during the literacy time and crying when we tried to ask her to sit on the chair". Halah ni anak memang ga mau diem, lari kesana kemari.

Yang lainnya : "she always work seriously with her worksheet during drawing, craft and coloring activity". Yup, ini hal lain dari Cici, kalau lagi asik kerja atau berbuat sesuatu susah diganggu, serius banget.

Makin kemari Cici memang makin berkarakter. Perlahan saya mulai bisa mengenali apa yang benar-benar disukai Cici, yang kurang disukai dan tidak disukai. Hmmm PR nya masih banyak sih, tapi beberapa sudah bisa terlihat, Cici suka sekali kegiatan menari, menyanyi, menggambar, namun kurang tertarik dengan segala hal yang berkaitan dengan berbicara. Verbal. Masih bingung juga, kenapa ya Cici tidak tertarik untuk berbicara. Tapi kita lihat saja perkembangan selanjutnya, walau mungkin ada baiknya, ketika diam itu adalah emas.

Namun bercermin pada diri sendiri, sebenarnya saya mengalami masalah dengan "berbicara" he he, selain cadel dan suara cempreng plus tidak microphonic, saya adalah tipikal orang yang ga bisa basa-basi, susah banget ngobrol kalau ga pengen..kecuali dengan orang - orang yang sudah sangat dekat ya. Saya merasa lebih baik menuangkan ide dalam bahasa tulisan, daripada berbicara. Walau saya ngga mengalami kesulitan untuk presentasi atau wawancara - buktinya saya pernah jadi pegawai Total air minum yang wawancaranya 11 kali itu lho. Tapi saya akan menolak dalam ajakan pertama kalau disuruh jadi MC, no, bukan gw banget. Walau pernah waktu di Balikpapan, jaman jadi anak baru 4 bulan, ditodong jadi MC acara halal bihalal kantor. Dan hasilnya menurut saya ngga banget . Sejak saat itu saya memilih jadi orang di belakang layar daripada harus muncul di depan. Bukan hal jelek juga lha ya.

Dan begitulah, tak terasa sudah hampir Oktober lagi, tak terasa sudah mau 2012. Melihat Cici sudah bertambah tinggi, waktu sangat cepat. Ya Allah, beri saya kesempatan untuk memanfaatkan waktu ini sebaik - baiknya, jangan jadikan saya golongan yang merugi. Semangat !

Oiya bulan September 2012 ini Cici pergi field trip bersama teman - teman sekolah ke Godong Ijo di Ciputat. Bunda ikut mengantar Cici, beramai - ramai dari sekolah. So far sepertinya Cici tidak terlalu menikmatinya ya. Entah kenapa Cici menjadi pendiam sekali kalau di sekolah. Tidak apa - apa Cici, lain kali lebih semangat ya :)

Field Trip PG Kinderfield di Godong Ijo

Tuesday, August 23, 2011

23 Agustus 2011

Hari ini alhamdulillah tepat 3 tahun pernikahan kami. Bertiga kami makan malam bersama di Pizza Hut dekat rumah, sama seperti tahun lalu. 

Banyak hal berubah, Cici kali ini sudah semakin besar, sudah bisa berbicara, memilih makanan dan nampak sangat menikmati makan malam kali ini. Menggemaskan.

Banyak hal terjadi selama 1 tahun yang lalu, alhamdulillah kami bisa melewatinya dengan baik dan kami bertiga masih diberi kesempatan berkumpul bersama - sama. Terimakasih ya Allah.

Keluarga Kami - 23 Agustus 2011
Ya Allah,
Sungguh nikmat-Mu itu begitu besar, terimakasih ya Allah untuk kesempatan ini, kesempatan untuk kami bertiga untuk selalu dapat bersama. Ridloilah hidup kami ya Allah, ijinkan kami selalu berada di jalan-Mu. Amin.

Monday, August 8, 2011

Cici Goes to School


Sabtu, 6 Agustus 2011. Jam 6 pagi Cici sudah bangun.

Bunda : Assalamuallaikum Cici, sudah bangun, wah hari ini Cici mau sekolah :))
Cici     : samkum ...maksudnya waalaikumsalam sambil tersenyum lebar

Ya..hari ini Cici akan masuk playgroup, di dekat rumah saja, tidak sampai 5 menit naik motor. Biasanya Cici kan ikut Bunda ke daycare setiap hari, tetapi dengan beberapa pertimbangan dan ditambah pula Cici tiap hari selalu pengen ke sekolah, akhirnya kami memutuskan untuk mengirim Cici bermain di sekolah.

Pagi tadi Cici bergegas ikut saya turun ke dapur. Sahur kesiangan dulu, jeruk manis, plus nasi orak arik telur wortel made in Bunda. Tak lupa saya menyiapkan bekal snack-nya : potongan apel dan jeruk sunkist. Disusul mandi pagi dan alhamdulillah jam 7.16 kami sudah siap. Cici belum dapat seragam, jadi hari ini cukup pakai kaos dan celana pendek saja.

Jam 7.30 kami berangkat naik motor, ke ATM dulu dan tiba di sekolah jam 7.45. Turun dari motor Cici bergegas ingin masuk. Tapi dasar kami bapak dan ibu narsis, anak ini ditahan dulu untuk berpose sebentar hehe.

"Cici angkat tangan !" ..dan dengan baiknya Cici mengangkat kedua tangannya, freeze sebentar..menunggu Popo mengambil foto dengan kamera pocket Cici. Yah tapi ngga bisa fokus terus, terpaksa HP beraksi.

Cici mulai tak sabar dan ingin berlari masuk sekolah. "Cici salam dulu !" kata Popo, Cici berbalik, salam, cium tangan dan sun pipi..so sweet.

Saya dan Cici kemudian bertemu Miss Dini, mengurus administrasi masuk sekolah. Cici duduk manis di samping saya sebelum akhirnya bosan dan akhirnya diajak salah seorang guru masuk ke dalam.

Jam 8 pagi, Cici sudah di kelas, saya mengintip dan ternyata Cici sudah asik main motor - motoran di dalam kelas. Seperti biasa dengan muka tengil. Akhirnya sambil menunggu saya pergi ke pasar dulu, belanja keperluan 1 minggu dan kembali ke sekolah jam 10.

Cici asik main di playground belakang sekolah. Saya menanyakan bagaimana Cici di sekolah kepada salah seorang Miss di kelasnya.

"Cici so independence Mom, she can mingle easily with her friend, playing together, etc etc..yang intinya Cici hari ini di sekolah baik - baik saja, alhamdulillah. Dan betul..pagi ini Cici tidak mau pulang, asik lari - lari keluar masuk kelas, baca buku, menggambar, sebelum akhirnya saya gendong paksa untuk pulang.

Dearest Cici, selamat memasuki dunia baru Nak, bersekolah itu menyenangkan. Bersekolahlah yang tinggi dan tetaplah jadi orang baik yang rendah hati. Bunda tahu Cici pasti bisa.

*Bunda yang terharu dan hampir menangis, anak Bunda sudah besar

Tuesday, July 5, 2011

Wednesday, June 22, 2011

11 Days To Go


And my (baby) Cici will turn 2. Yes..she is not a baby anymore, she is a happy little girl.

Dearest Cici, alhamdulillah Cici selalu diberi kesehatan. Bayi Bunda kini sudah besar, pandai berlari, menari dan juga berbicara. Walau lisanmu belum lancar, jangan berkecil hati Nak, sebentar lagi pasti bisa...Chichi..Bunnnnndaaaaa...Poooopoooo...Mammmm....Siniiiii...dan masih banyak lagi..alhamdulillah.

Cici suka sekali menggambar, menari, bermain di taman, lari - lari dan alhamdulillah anak Bunda jarang sekali rewel dan menangis. Makannya sudah pandai, duduk di kursi dan pakai sendok garpu ya Ci . Hobby utama tetep baca buku..dibawa kesana kemari..senang Bunda melihatnya.

Tetaplah menjadi anak Bunda yang baik hati dan ceria..dan semoga Bunda bisa menjadi Bunda Cici yang lebih baik...love you always 

Monday, May 30, 2011

Ketika Nona Cici Digendong


Beberapa teman banyak yang penasaran nih dengan baby carrier yang dipakai untuk menggendong Cici waktu kami pergi ke Baduy 2 minggu yang lalu. Nah kemarin itu kami pakai baby carrier merk KELTY yang bentuknya mirip ransel. Percayalah ini adalah barang pertama yang kami belikan untuk Cici ketika usianya masih 7 bulan di dalam kandungan :) . Bukan beli baru sih, beli second, ceritanya ada di sini 

Nah trip ke Baduy kemarin adalah percobaan pertama Cici digendong dengan baby carrier untuk jangka waktu lama. Alhamdulillah Cici suka, ga rewel, anteng, malah tidur selama perjalanan. Asiknya di gendongan tersebut ada beberapa pocket yang bisa dipakai untuk menyimpan botol minum jatah Cici.

Overall nyaman dan enak bagi kami dan Cici. Berat badan Cici sekarang 12 kg, ditambah berat baby carrier-nya yang sekitar 3 kg maka totalnya jadi 15 kg. Yah sama seperti ekspedisi dan bawa 3 jerigen air he he. Walaupun kalau ada rejeki pengen beli yang baru nih, yang ada tudungnya biar Cici ga kepanasan. Doakan Bunda Popo ada rejeki lebih ya Ci 

O iya ngomong - ngomong tentang gendongan, sampai sekarang saya belum pernah gendong Cici pakai gendongan kain selendang itu. Waktu Cici lahir kebetulan ada teman kami, Pak Cik Setyo yang ngasi kado moby wrap . Jadi seringnya kalau pergi - pergi Cici di gendong pakai moby..nyaman di kami dan juga nyaman di Cici. Kalau udah di moby pasti ketiduran. Selebihnya Cici lebih banyak di stroller atau di car seatnya. 

Saya emak - emak yang ga bisa gendong selendang lho. Jadi jangan tanya caranya, punya selendang aja ngga. Seumur - umur Cici gendong selendang waktu kami jalan - jalan ke Halimun dan menginap di homestay Citalahab. Ibu pemilik rumah yang kami tempati gemes banget dengan Cici dan pengen banget ngegendong. Akhirnya Cici digendong Ibu tersebut pakai selendang kain, dibawa jalan - jalan dan nampak seperti penduduk lokal 

Thursday, May 26, 2011

Baduy - Nu Ieu Mah Keur Urang Ciboleger Bae


Minggu, 15 Mei 2011

Sepertinya masih pagi sekali, badan saya pegal linu, kepala berat dan yang pasti mengantuk. Tapi bocah kecil di sebelah saya sudah bangun dari tadi nampaknya, dan dia sudah nongkrong di dapur bersama Bu Kasinah dan Pak Kasinah. Literary secara fisik nongkrong di depan hawu.

Dapur Keluarga Kasinah
Semalam kami kembali ke Gajeboh jam 7 malam. Setelah sempat rehat dulu di Cipaler 1 jam, minum kopi dan makan roti karena tiba – tiba turun hujan deras. Alhamdulillah tidak ada hambatan berarti dalam perjalanan pulang. Cici tertidur pulas di gendongan, dan kami terbantu oleh cahaya bulan purnama.


Hari ini rencananya kami akan pulang ke rumah. Singkat sekali memang perjalanan kami kali ini. Ransel – ransel dibongkar. Semua bahan makanan saya keluarkan : minyak goreng, telur, ikan asin, kornet, garam, beras, mie instant, kecap, tempe, baso, dll. Rencananya kelebihan bahan makanan akan kami serahkan ke Bu Kasinah.  Ya untuk apa dibawa pulang lagi, mereka disini lebih memerlukan.

Akhirnya pagi itu saya ikutan nongkrong di dapur. Saya, Cici dan Bu Kasinah memasak sarapan. Tepatnya, saya dan Cici menonton Ibu Kasinah membuat sarapan. Nasi, dadar telur, mie goreng, cumi goreng dan sarden. Tak lupa saya melakukan ijab kabul serah terima kelebihan bahan makanan kami.

Tak berapa lama tiba – tiba Bu Kasinah kembali dengan satu kantung plastik hitam yang penuh berisi makanan.
Nu ieu mah keur orang Ciboleger bae Bu !
Lho saya kok malah jadi bingung, padahal dalam hati ogah membawa kembali barang – barang itu. Ternyata maksud Bu Kasinah itu untuk Pak Mamad.  Tanpa diminta beliau membagi dua sama persis bahan makanan yang saya berikan, setengah untuk keluarganya dan setengah untuk Pak Mamad. Subhanallah.

Ternyata Bu Kasinah ingin berbagi rejeki. Padahal saya tahu, beliau saat ini pun tidak berlebih (baca = kekurangan). Tapi beliau malah berinisiatif membagi rejeki yang diperolehnya. Satu teguran kembali untuk saya. Bu Kasinah sangat benar, berbagi ketika kita sedang sempit pahalanya besar sekali.

Akhirnya keresek hitam kembali ke dalam ransel. Setelah makan kami bergegas packing. Mampir sebentar berbelanja kain tenun dan kampret. Tak lupa gelang akar kayu untuk Cici. Madu hutan pesanan kami sudah diantar ke rumah.

Posisi kembali seperti semula, saya menggendong Cici. Pak Mamad, Helmy dan Dahlan masing – masing membawa ransel. Kami berfoto bersama di depan rumah, bersalaman dan pamit.

Pak Mamad - Anak Ibu - Bu Kasinah - Cici - May - Helmy
Sekitar pukul 9 kami meninggalkan Gajeboh. Perjalanan pulang lebih cepat, walaupun lagi – lagi saya kecapean. Turunan yang dalam perjalanan datang tampak indah sekarang bagaikan senjata makan tuan, tanjakan panjang tak berujung. Dahlan jauh melesat di depan, Helmy bersama Pak Mamad, dan saya kembali menikmati pemandangan di belakang.


Kaduketuk tidak begitu ramai, para pedagang menawari kami untuk mampir sebentar. Berbelanja berbagai pernak – pernik Baduy. Kami telah kembali ke dunia yang berbeda.

Tiba di Ciboleger kami bergegas packing, pamitan dengan Pak Mamad dan mulai berjalan pulang. Pukul 11 siang, panas, terik menyengat. Kami mulai berjalan pulang ke rumah. Perjalanan singkat  selesai sampai disini, tetapi suatu saat kami akan kembali lagi.

# Trip with Family an Friends, May 2011

All photos were taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.

Tuesday, May 17, 2011

Baduy - dan Tujuan Kami Hanyalah Kembali dengan Selamat Bersama Pak Mamad

Perjalanan dilanjutkan, pukul 11 siang, perut kenyang, angin sepoi – sepoi, mata mulai berat. Untuk meninggalkan Gajeboh kami harus menyebrangi Sungai Cibaduy, melewati jembatan bambu yang kokoh, walaupun hanya diikat tali ijuk. Selepas sungai jalurnya menyenangkan, menyusuri tepi sungai, jalan datar atau kadang menurun.

Jembatan Penghubung Gajeboh dan Cicakal Girang
Semangat 45, saya masih menggendong Cici..hingga tiba – tiba panggilan alam datang dan saya meminta Helmy untuk bergantian menggendong Cici. Akhirnya Cici berpindah tangan, saya dan Helmy bertukaran tas. Dan siapa sangka itu adalah keputusan terbaik yang saya buat selama perjalanan ini 

Kami kembali berjalan, menyebrangi anak sungai, melewati sebuah perkampungan kecil – Cicakal Girang dan ternyata di depan sana ada tanjakan tak berujung. Benar tak berujung, sedangkan matahari tepat berada di atas kepala. Pak Mamad sudah jauh depan, disusul Cep Dahlan, Helmy dan Cici sedangkan saya ada di paling belakang, meniti langkah sambil sesekali menikmati pemandangan yang indah. Pemandangan indah tak boleh dilewatkan bukan.

Untunglah di depan sana rombongan sudah menunggu, akhirnya bisa juga duduk dan memanjangkan kaki. Cici asik bermain sendiri sambil sesekali tiduran di singgasana ranselnya. Pak Mamad mulai membicarakan kemungkinan kami akan kemalaman di jalan tanpa senter. Perjalanan ke  Cibeo masih 2/3 jalan lagi. Bila kami terus berjalan maka kami akan tiba sekitar pukul 2 siang, beristirahat sebentar dan kembali ke Gajeboh. Paling cepat kami akan tiba di Gajeboh menjelang Maghrib. Tapi ada saja kemungkinan hujan lebat dan kami harus berteduh, kami akan kemalaman tanpa senter.

Setelah ngobrol ngalor-ngidul akhirnya kami memutuskan kembali berjalan di tanjakan tak berujung itu. Dan kembali beristirahat tak lama kemudian. Hingga tiba – tiba ada godaan iseng mengajak tidur siang saja di Cicakal Girang. Ha ha ini tak usah disebut nama pencetusnya. Yang pasti bukan Cici.

Tetapi setelah menimbang – nimbang kami memutuskan kembali berjalan. Sejak saat itu tujuan kami bertambah jelas,  kembali dengan selamat bersama Pak Mamad. Untuk itu kami kembali bertukar peran, Cici digendong Pak Mamad. Untungnya Tuan Putri sangat kooperatif, dia tidak rewel walau berganti – ganti penggendong. Untungnya lagi di depan sana ada turunan yang indah sekali, kami mendekati Cipaler, daerah perkampungan Baduy Luar yang lain.

Kali ini kami tidak mampir di Cipaler, secepat mungkin kami ingin tiba di Cibeo. Hutan yang kami lewati mulai rapat, jalanan masih menurun, beberapa tempat licin. Saya masih di paling belakang. Seperti biasa menikmati pemandangan alam yang indah. Helmy dan yang lainnya sudah tidak kelihatan, hingga tiba – tiba …ah tidakkkk saya rupanya kepleset, masuk sungai, kepentok batu dan berguling 2 – 3 kali…alhamdulillah masih bisa bangun dengan selamat, walaupun badan kotor berlumpur. Di depan sana para pria itu sudah tidak terlihat. Saya bergegas melanjutkan perjalanan, menyebrangi anak sungai lagi dan berjumpa dengan ularrrrrrrrrrrr. Yap lengkaplah perjalanan saya hari ini, tapi saya bersyukur, gara – gara si ular saya jadi berlari mengejar rombongan.

Ternyata para pria dan Tuan Putri telah tiba di sebrang Sungai Cibaduy. Kami kembali harus melewati jembatan bambu yang kokoh. Inilah batas antara wilayah Baduy Luar dan Baduy Dalam. Saya ingat 14 tahun yang lalu pernah berenang – renang di sungai ini, dan hingga kini airnya tetap bersih.

Disini semua larangan sesuai adat masyarakat Baduy Dalam berlaku. Tidak diperkenankan mengambil foto, menggunakan elektronik, memakai sabun/odol dan jauh di dalam hati saya tentunya semua pengunjung harus bersikap sopan dan tidak merusak.

Setelah beristirahat sejenak di tepi sungai kembali kami melanjutkan perjalanan. Menurut Pak Mamad, di depan kami kembali ada tanjakan tak berujung yang lebih berat dari tanjakan di awal. Penuh semangat kami kembali berjalan, di kejauhan awan hitam mulai bergerak. Saya tetap setia di paling belakang, menikmati Sungai Cibaduy yang mengalir indah. Tanjakannya tak usahlah dibahas ha ha.

Di puncak punggungan kami beristirahat di dekat rumah ladang orang Baduy Dalam. Dua orang anak kecil asik bermain sendiri. Sang Ibu mungkin sedang ke ladang. Selanjutnya kami kembali menemukan rumah ladang lainnya. Beberapa anak kecil usia balita asik bermain, yang lelaki membawa golok di pinggang. Taksiran saya umurnya tak lebih dari 5 tahun. Di rumah ladang ketiga kembali saya bertemu anak kecil lainnya, asik bermain sendiri. Saya terkagum – kagum, di usia belia mereka telah sangat mandiri.

Jalanan terus menurun, dan di dalam hati saya mengingatnya sebagai rejeki yang harus diingat ketika kami nanti berjalan pulang, tanjakan panjang. Masih ada lagi rumah ladang lainnya, dan disini kami duduk beristirahat sambil mengobrol, dua wanita dewasa, 1 balita dan 1 bayi montok berusia 9 bulan. Sang Ibu kebingungan melihat Cici yang minum susu ultra dalam kemasan.

“Geuningan beda minumna, di dieu mah ngan nginum ieu bae”..sahut si Ibu sambil menunjuk dadanya

Wow ternyata Ibu ini Pro ASI juga, akhirnya saya jelaskan bahwa Cici juga anak ASI lho Bu. Kami mengobrol beberapa hal dan ujungnya si Ibu menawarkan tempat istirahat di rumahnya. Kebaikan hati yang tulus.

Pak Mamad kembali memimpin di depan. Saya kembali di belakang bersama seorang anak lelaki kecil yang membawa burung dalam sangkar. Kami melewati leuit (lumbung), menyebrangi sungai dan alhamdulillah, akhirnya jam 2 siang kami tiba di Cibeo, perkampungan Baduy Dalam.

Sepertinya tidak ada yang berubah. Samar dalam ingatan saya, suasananya masih sama seperti 14 tahun yang lalu. Jalan setapak kecil berbatu, rumah panggung berbilik bambu di kiri dan kanan. Beberapa orang nampak duduk di balai – balai, menyambut kedatangan kami.

Pak Mamad sudah duduk di depan rumah Pak Sardi. Helmy, Cici dan Cep Dahlan juga sudah melepas ransel-ransel mereka. Beberapa anak kecil duduk memandangi kami. Tuan Putri riang bermain ayam dan mulai berbaur dengan anak – anak Cibeo, berbagi biskuit dan bermain.

Pak Sardi, beliau adalah salah seorang penduduk Baduy Dalam yang cukup terbuka pada pendatang. Rumahnya kerap dijadikan tempat menginap, beberapa kali dalam setahun beliau saba kota ke Jakarta, berjalan kaki, 3 hari perjalanan.

Saya duduk mengobrol dengan seorang Ibu, bahasa Indonesianya cukup lancar dan orangnya ramah. Dua anak kecil bermain di sekitarnya. Si Ibu punya anak 6 orang, anak paling besarnya baru saja menikah, sedangkan anak paling kecilnya masih berusia 2 tahun.

Nampaknya rata – rata pasangan di Baduy memiliki anak banyak. Ibu Kasinah punya anak 3 orang, anak paling besarnya usia 20-an sedangkan yang paling kecil berusia 7 tahun. Beberapa kali saya menemukan juga anak usia balita menggendong adiknya yang masih bayi. Selain itu sepertinya mereka terbiasa menikah di usia muda, seperti anak Ibu di Cibeo tadi.

Menurut informasi dari Pak Sardi, jumlah rumah di Cibeo ada 96 rumah, sedangkan saat ini penduduknya ada sekitar 500 orang. Cikertawana juga kurang lebih sama komposisinya. Sedangkan Cikeusik lebih sedikit. Mata pencaharian utama mereka adalah dari mengumpulkan hasil hutan dan berladang. Hasilnya mereka pakai sendiri, ada juga yang dijual ke Ciboleger.

Mereka hidup sangat sederhana, hanya ada dua warna dalam kehidupan masyarakat Baduy Dalam, hitam dan putih. Pakaian sehari – hari kaum pria adalah baju kampret beserta celananya. Kaum wanitanya hanya berkain samping. Tanpa alas kaki.

Rumah dibuat tanpa paku, hanya tali pengikat dari rotan. Tanpa perabotan. Satu – satunya barang “mewah” dalam kehidupan mereka adalah perangkat makan dari porselin cina. Ini yang bikin saya penasaran, darimana ya mereka mendapatkan porselin cina tersebut ?

Makanan sehari – hari mereka hanyalah nasi, garam dan “sayur hasil hutan”. Ikan asin bisa jadi menjadi barang mewah yang harus mereka beli di Ciboleger. Kaum pria tidak merokok, mereka dan juga kaum wanita hanya nyeupah saja, alias nginang dengan daun sirih.

Singkat sekali kunjungan saya di Baduy Dalam. Padahal masih banyak yang ingin saya ketahui. Kami tidak sempat pula bertemu dengan Puun. Beliau sedang pergi berburu Kijang ke hutan. Jam 3 sore, saya masih enggan bergerak. Cici masih asik bermain. Tapi mau tidak mau kami harus segera pergi bila tidak ingin kemalaman di jalan.

bersambung….nu ieu kangge urang Ciboleger bae

Sunday, May 15, 2011

Baduy - 14 Tahun Telah Berlalu


Akhirnya jadi juga, padahal Kamis malam kemarin saya sempat bilang ke suami : “Ga usah jadi ke Baduy lah ya”. Saya berniat membatalkan rencana tanpa alasan yang jelas, padahal  sudah mengajak teman, sudah cerita ke teman – teman, dsb..padahal di lubuk hati paling dalam tersimpan alasan itu : kuat ngga ya jalan nanjak 

Jumat, 14 Mei 2011

Kesibukan dimulai dari pagi, pergi ke pasar, packing yang dilanjutkan dengan bersih-bersih rumah dan ketika teman kami – Cep Dahlan datang tentunya kami belum siap. Tetapi akhirnya setelah berhasil memenuhi bak mobil dengan 1 ransel 75 L, 2 ransel 25 L, cool box besar dan beberapa kantong plastik belanjaan, kami  berangkat jam 3 sore. Jalur tol dalam kota padat merayap, akhir pekan, menjelang long weekend, tidak usah mengeluh lagi. Yah begitulah, untung Cici di jalan sangat manis. Sedangkan Cep Dahlan terkagum – kagum dengan kesibukan ibu kota.

Menjelang jam 5.30 sore kami keluar tol Balaraja Barat. Papan petunjuk di pintu tol menyebutkan Rangkasbitung hanya 25 km lagi. Ini sih hanya dari rumah ke kantor, seru saya. Tetapi ternyata 25 km itu menyesatkan, setelah 1 jam kami malah menemukan papan petunjuk lain. Rangkasbitung 20 km. Jalanan rusak dan macet. Cici baik hati memilih tidur, sedangkan saya terkantuk – kantuk di samping Pak Supir yang sibuk bekerja.

Tiba – tiba …”Mau makan apa ?” Saya ternyata ketiduran, Cici masih tidur dan mobil sudah berhenti di depan tukang pecel lele. Tidak berapa lama car service datang : nasi putih, lele goreng plus tahu tempe dan sambal. Enaaaaaaaaak. Sambelnya apalagi. Ditambah lagi bapak pedagang Pecel Lele sangat informatif. Beliau menunjukkan arah ke Ciboleger, plus menyarankan alternatif jalan pulang nanti, via Jasinga. Sekitar jam 7.30 kami selesai makan dan segera meluncur ke Ciboleger, desa terakhir sebelum perkampungan Baduy. Jalan menuju Ciboleger cukup baik, dan petunjuknya cukup jelas : Wisata Budaya Baduy. Dan lagi – lagi karena ketiduran tiba – tiba jam 9 malam saya sudah tiba di Ciboleger.

Rekaman di kepala saya mengenai Ciboleger di tahun 1997 sangat berbeda dengan Ciboleger 2011, 14 tahun telah berlalu. Seperti tebakan kami, disini telah berdiri gagah Alfa Mart Ciboleger. Kedatangan kami langsung disambut para pemuda yang menawarkan jasa penginapan, dan yang lebih mengejutkan ketika keluar WC umum saya langsung dikagetkan oleh anak perempuan kecil yang meminta uang.

Dan malam itu saya dikuntit si bocah hingga ke mobil untuk mengambil uang 2000-nya. Terkesan tidak menyenangkan ya. Padahal tanpa dikuntitpun saya akan bayar, tidak akan kabur. Ah sudahlah, memang itu hak si anak.

Malam kian larut dan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di lantai atas sebuah warung kerajinan khas Baduy di Ciboleger. Sederhana saja, sebuah ruangan dengan kasur busa dan karpet di lantai, tak lupa sebuah “balkon” dengan village  view.

Cici terbangun, segar bugar, dan asik bermain dengan bayangannya. Sedangkan kami sudah kelelahan dan ingin tidur. Good night Cici.

Sabtu, 15 Mei 2011
Perhatian – perhatian, bagi yang belum foto bersama segera membentuk barisan di depan bis masing – masing !
Dan di luar sangat ramai sekali, 5 buah bis, dan ratusan anak SMA baru saja turun dari kampung. Mereka sibuk berfoto bersama dan berbelanja. Ternyata mereka adalah rombongan SMA dari Pandeglang yang baru saja melaksanakan karya wisata di Baduy, menginap beberapa hari di perkampungan Baduy.

Kami bergegas mandi, packing dan bersiap berangkat. Pembagian tugas sudah jelas, saya akan menggendong Cici, sedangkan Helmy dan Cep Dahlan masing – masing membawa ransel 25 L. Tersisa ransel 75 L berisi ikan asin, beras, garam, minyak, mie instan, dll yang belum jelas siapa pemiliknya.

Tanpa dikomando kembali beberapa pemuda semalam mengerumuni kami. Mereka menawarkan jasa porter plus guide. Sebetulnya kami memang berencana memakai porter, tetapi niat itu urung melihat serbuan para pemuda Ciboleger pagi itu.

Akhirnya kami menolak dan memutuskan akan membawa semua barang itu sendiri, semampu kami. Semangat 45 dan kami mulai berjalan menaiki tangga ke Kadu Ketuk. Nah disini kami harus melapor dulu kepada Jaro, sekaligus meminta ijin dan mengisi buku tamu. Seorang pemuda terus mengikuti kami dan menunjukkan jalan ke rumah Jaro.

Rumah Jaro cukup besar dan balai – balainya luas, kami mengisi buku tamu, Pak Jaro sibuk menerima telpon. Sempat berbincang dengan kami, dan mengatakan bahwa di Cibeo (Baduy Dalam) saat ini sedang ada pernikahan sehingga kami tidak bisa menginap, tetapi kami boleh berkunjung saja. Cici asik bermain, punya teman baru.

Cici dan teman baru di Kadu Ketuk
Tidak masalah, kami memang berniat menginap di Gajeboh saja, salah satu desa Baduy Luar. Jaro kembali sibuk dengan telpon genggamnya dan pemuda pengikut kami berbisik – bisik menyuruh kami menaruh sedikit uang di buku tamu.

Perjalanan dimulai. Kami mulai berjalan meninggalkan desa dan saya kebingungan dengan pemuda yang sedari tadi menguntit kami. Ternyata beliau menawarkan jasa untuk menemani ke Baduy Dalam. Tarifnya saridona bae. Deal, pemuda bernama Pak Mamad itu akan membantu membawakan ransel 75L kami sekaligus menjadi penunjuk jalan ke Cibeo. Nampaknya beliau orang baik walaupun terkesan pendiam.

Jam 8.30 kami mulai berjalan meninggalkan Kadu Ketuk. Tujuan pertama adalah Gajeboh, perkampungan Baduy Luar yang terletak 5 km dari Kadu Ketuk. Rencananya kami akan meninggalkan sebagian barang di sini dan melanjutkan perjalanan ke Cibeo.

meninggalkan Kadu Ketuk menuju Gajeboh
Jalurnya masih menyenangkan, keluar kampung, menyebrang sungai, menanjak sebentar dan turun menuju Balingbing. Di kiri – kanan jalan kami menemukan beberapa leuit alias lumbung padi. Leuit digunakan sebagai tempat menyimpan hasil tani. Berdinding papan dan beratapkan ijuk. Umumnya diletakkan agak jauh dari rumah, di luar kampung.
leuit di dekat Kadu Ketuk
Kami sempat beristirahat sebentar di Balingbing, kampung kecil yang hanya terdiri dari beberapa rumah. Di perjalanan kami sempat pula bertemu dengan beberapa orang Baduy Dalam yang sedang memandu tamu. Kami sempatkan berbincang – bincang sejenak dan memesan madu hutan untuk hari Minggu.

orang Baduy Dalam, berpakaian dan memakai ikat kepala berwarna putih
Kami masih harus menyebrangi sungai kembali dan akhirnya tibalah kami di Gajeboh, jam 9.30. Ternyata akhir pekan kemarin sangat padat. Hampir semua rumah sudah dipesan orang yang akan menginap. Untung ada Pak Mamad. Setelah kasak kusuk sebentar beliau menemukan sebuah rumah untuk kami, rumah keluarga Kasinah.

Ketika kami datang Bu Kasinah sedang menenun, tanpa banyak bicara ia langsung membereskan tenunannya dan menuju dapur. Rumah keluarga Kasinah sangat sederhana. Seperti rumah lainnya rumah di Baduy Luar dibangun di atas batu yang berfungsi sebagai tiang penyangga, alasnya bambu yang kemudian dilapisi papan kayu. Dindingnya terbuat dari bilik bambu dan atapnya terbuat dari sejenis anyaman daun pandan. Bagian luarnya terdapat balai – balai. Bagian dalamnya terbagi menjadi dua, ruang duduk besar dan dapur. Itu saja. Ukurannya kurang lebih 10 x 5 meter saja. Tidak ada perabotan di dalamnya, kecuali kasur yang digulung serta tikar bambu. Dapurnya pun sangat sederhana, hawu dan rak piring sederhana dengan tumpukan piring kaleng.

Di depan rumah Bu Kasinah sedang ada kerja bakti, beberapa Bapak – Bapak sedang membangun rumah kayu. Indahnya kebersamaan yang tak terbeli dengan uang.

kerja bakti membangun rumah di Gajeboh
Bapak – bapak beristirahat, sedangkan saya, Cici dan Bu Kasinah sibuk di dapur mempersiapkan sarapan. Sebentar saja dan menu sederhana telah siap : nasi, tempe bacem, tahu goreng, telur dadar.

Makan bersama dan kami bergegas pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Cibeo. Kami harus cepat – cepat agar tidak kemalaman. Sudah jam 11 siang dan ternyata senter kami tertinggal di mobil.

Bunda dan Cici di Balingbing
bersambung…dan tujuan kami hanyalah kembali dengan selamat bersama Pak Mamad

Tuesday, March 8, 2011

Dan 20 Bulanpun Berlalu



Bunda pemalas...bunda pemalas ..maafkan Bunda Cici..lagi - lagi tidak mematuhi janji Bunda terhadap diri sendiri. It was so busy...busy ...busy..a lot of work, a lot of travel, a lot of moments happen.

Cici gadis kecil Bunda sudah 20 bulan usianya. Terlalu cepat sayang, terlalu cepat Cici menjadi besar. Bunda bahagia, alhamdulillah Cici tumbuh menjadi anak yang sehat, ceria, lincah, shalehah..InsyaAllah semua yang baik, Bunda doakan selalu ya sayang.

Rumah kita kini ramai dengan celotehmu yang ramai dan rasa ingin tahumu yang begitu besar...apa - apa ..apa...apa..dengan riang selalu Cici tunjuk semua benda yang Cici anggap menarik. Terkadang dengan sabar Bunda akan menjawab..tapi maafkan Bunda bila seringkali Bunda mengabaikanmu Nak.

Di usia mu yang ke 20 bulan ini Bunda ingin selalu bersamamu..walaupun itu tidak mungkin, setidaknya untuk saat ini. Tapi Bunda yakin akan selalu ada Allah yang menjagamu Nak, menjaga bidadari kecil Bunda.

Hmm kok jadi sedih ya..Bunda sedang bahagia bersama Cici :) Iya..Cici kecil sekarang sudah pintar berlari..bermain...bersepeda..bernyanyi...menari. Cici sayang sudah pintar makan sendiri, walau terkadang mogok makan, terkadang menolak, terkadang kabur :p

Ndaaaa...popoooo...ayammmm...kepalaa....apa apaaa...itu sebagian kata yang kau ucapkan Nak. Bunda bahagia, walau lisanmu belum jelas tapi Bunda dan Cici bisa ngobrol ya :)

Cici baik hati, terimakasih karena tidak pernah merepotkan Bunda, terimakasih untuk selalu mengajarkan banyak hal, terimakasih untuk selalu ada untuk Bunda.

Bunda yang menyayangimu