Pages

Saturday, December 31, 2005

Brownies Kukus


Sebuah apartemen di Jakarta...
Seorang wanita muda, cantik, cerdas dan baik hati. Mel namanya. Ia baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya di Singapura. Tidak seperti biasanya, dari bandara ia bergegas ke supermarket, berbelanja bahan-bahan untuk membuat brownies. Hari ini tunangan Mel berulangtahun. Ia ingin membuat surpraise untuk Joe - tunangannya, membuat brownies bersama. Setibanya di apartemen, Mel memergoki Joe sedang berduaan dengan wanita lain..di kamar mandi. Mel terkejut, menangis, berlari keluar, melemparkan cincin tunangannya dan pertunangan itu berhenti sampai di sini. (Brownies - Fira Basuki 2005)

Sebuah tempat di Bandung....
Seorang wanita muda, baik hati, mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi negeri di kota kembang. Di hadapannya duduk seorang pemuda yang sudah dikenalnya 10 tahun yang lalu. Teman sepermainan sejak ia masih SMA, pemuda yang ia panggil Mas dengan sepenuh hati. Masih diingatnya satu buket bunga mawar merah di atas meja kelasnya, tanda cinta dua tahun kebersamaan mereka, 8 tahun yang lalu. Kalau ada yang lebih baik, kamu lebih baik dengan dia. Hanya itu yang bisa didengarnya. Pemuda itu menghilang, mengganti nomor telepon, pindah rumah juga tempat mencari sesuap nasi. Beberapa hari kemudian, tak sengaja ia berpapasan dengan sosok pemuda yang sangat dikenalnya itu, bercanda ria dengan seorang gadis manis, kekasih barunya, di sebuah pertokoan. Hubungan itu selesai tanpa harus diucapkan.

Stasiun Gambir di Jakarta.....
Seorang wanita muda, duduk sendirian di stasiun kereta. Sebuah telpon genggam menghubungkan dirinya dengan pemuda yang selama ini mengisi hatinya, pemuda yang bersamanya pernah direncanakan hidup indah bersama, pemuda yang katanya menyayanginya, yang sangat ingin ia jumpai setelah sekian lama mereka terpisahkan oleh lautan. Seorang pemuda yang akan menempuh ujian sarjananya, wanita sengaja pulang untuk mendampinginya, seperti ia mendampingi pemuda mengerjakan tugas akhirnya, walau hanya dari seberang lautan, walau ia hanya bisa mewujudkan dirinya melalui sebuah notebook yang ia beli dari hasil menabung setelah sekian lama menjadi kuli. Kini, ketika mereka berada di sebuah kota yang sama, mereka lagi - lagi hanya bisa berbicara tanpa melihat. Kapan kamu pulang, aku pengen ketemu kamu di bandara, untuk ngembaliin semua barang kamu. Percakapan di telpon itu terhenti. Wanita menangis, tapi itu sia - sia. Pemuda lulus, menjadi sarjana, di luar pintu ruang sidang sudah menunggu wanita lain. Hubungan itu diakhiri dengan kepedihan wanita dan MUNGKIN...senyum pemuda : lulus sarjana dan kekasih baru, harapan indah terbentang luas. Wanita menangis sia - sia, balasannya adalah caci maki dan bentakan, kata-kata kotor, tagihan telpon yang membengkak, tabungan yang menipis, hati yang terluka, derita fisik, dosa yang telah dibuat dan kepedihan. Hubungan itu berakhir dengan air mata.

Dunia cinta, dunia dimana rasa dihabiskan pada satu orang yang dicinta, walau belum tentu mendapatkannya. Bisa saja orang yang dicinta tidak mengerti pengorbanan cinta, sebuah ciuman yang nyata, dan sebuah komitmen yang ada. Dalam dunia cinta ia disishkan, setelah seluruh jiwa dan raga, serta tenaga, dikerahkan demi kebahagiaan si pria.

PEREMPUAN, membawa kekuatan yang lebih dari yang pria bayangkan. Perempuan, bisa jadi lemah di luar, tapi kuat di dalam. Ia bisa lebih tegar, tanpa harus mengeluarkan suara yang menggelegar. Tetap lembut, sementara hatinya kalut...Demikian indah perempuan, sehingga hidup jadi lebih berkesan.

PEREMPUAN, adalah cahaya Tuhan, dia bukan dicintai secara duniawi, dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi (Jalalu'ddin Rumi).

ps : temanku sayang, kamu benar, semuanya justru baru dimulai dari sini. Pria yang baik itu datang sendiri, dibawa oleh hati dan setia sampai mati.

2 comments: