Dendeng adalah salah satu masakan olahan daging yang populer di Indonesia. Lain lubuk lain belalang, setiap daerah ternyata punya resep dendeng yang berbeda - beda. Ketika mendengar kata dendeng yang terbayang di benak saya adalah irisan tipis daging yang sudah dikeringkan, cenderung manis dan beraroma ketumbar. Harganya cukup mahal, sering dijadikan bekal naik gunung dan biasanya hanya digoreng sebentar saja di minyak panas.
Ada juga dendeng khas Rumah Makan Padang, salah satu favorit saya adalah dendeng Uni Upik - Rumah Makan Padang di bilangan Kebagusan, di dekat kantor saya. Daging kering yang disantap dengan bumbu merah balado. Enak tapi tidak terlalu istimewa untuk saya. Rendang dan ayam setan-nya lebih menarik hati.
Bagaimana dengan Dendeng Batokok ? Harus saya akui inilah juaranya dendeng. Dendeng Batokok Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Jambi. Juli lalu kami sempat mampir disini, makan siang yang terasa nikmat sekali, apalagi setelah 3 hari di gunung berteman dengan nasi setengah matang :)
Siang itu kami sedang dalam perjalanan menuju Danau Kerinci, perjalanan masih jauh dan kami semua kelaparan. Pak Supir menyarankan kami makan siang di Siulak Deras, konon Dendeng Batokok-nya paling enak dan asli. Kami tentu setuju.
Ternyata semua rumah makan di dekat Pasar Siulak Deras berjualan dendeng, dan semua memasang label ASLI, ho ho lalu mana yang palsu. Pak Supir memilih rumah makan paling ujung, kecil dan sederhana saja, katanya ini yang asli, lagi - lagi kami setuju saja.
RM Dendeng Batokok Asli yang paling ASLI |
Jam makan siang sudah lewat, tapi rumah makan ini penuh, pertanda masakannya memang enak. Tidak ada buku menu. Pelayan rumah makan langsung menghidangkan nasi putih di dalam mangkuk besar, rendang, keripik singkong, saus merah seperti sambal ayam pop, gulai ikan, gulai nangka dan tentu saja hidangan utamanya : irisan daging panggang yang masih dijepit di dalam panggangan, Dendeng Batokok.
hidangan di RM Dendeng Batokok Asli |
Lho kok dendengnya tidak kering ? ternyata inilah ciri khasnya. Dendeng Batokok ini empuk sekali, juicy dan tidak alot. Berbeda dengan saudaranya Dendeng khas Minang yang cenderung kering. Tekstur Dendeng Batokok lebih mirip steak yang dipanggang medium, bedanya daging yang ini sudah matang betul. Bumbunya meresap, enak dan segar.
Dendeng Batokok Siulak Deras |
Nama Batokok sendiri mempunyai arti, dalam Bahasa Kerinci artinya dipukul - pukul. Sebelum dipanggang daging yang sudah dibumbui akan ditokok atau dipukul - pukul pelan agar pipih dengan menggunakan palu. Mungkin inilah rahasianya sehingga dagingnya matang sempurna dan tidak alot.
Makan siang nikmat itu ditutup dengan es sirup kayu manis, segar. Sirup kayu manis sendiri adalah salah satu hasil unggulan dari Kerinci. Selama ini Kerinci memang dikenal sebagai salah satu penghasil kayu manis terbesar di Indonesia. Konon Dendeng Batokok akan lebih nikmat bila dipanggang di atas batang kayu manis, hmmm harum.
wajah - wajah kelaparan, perbaikan gizi setelah mendaki gunung |
Hingga saat ini saya masih penasaran dengan resep Dendeng Batokok ini, ada beberapa resep beredar di internet tapi belum pernah saya coba. Yang jelas memasaknya perlu kesabaran. Beruntung saya bertemu dengan Ibu-nya Edo - tetangga saya yang asli Kerinci. Beliau bercerita mengenai proses pembuatan Dendeng Batokok. Minimal diperlukan waktu 1 malam untuk merendam irisan daging didalam air kelapa dan bumbu. Bumbunya sederhana saja : bawang putih, ketumbar, dan jahe yang dihaluskan. Daging dan air rendamannya direbus sampai empuk, baru ditokok dan dipanggang sampai kecoklatan. Nampak mudah, mari dicoba :)
Nama : RM Dendeng Batokok Asli
Alamat : Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
Harga : +/- IDR 30k per orang, termasuk minum, nasi double portion dan lauk pendamping
Rumah makan sederhana, buka siang hari
All photos were taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.
No comments:
Post a Comment