Pages

Saturday, December 29, 2012

Mengapa Mendaki Gunung

Ga biasanya saya nyinyir seperti sekarang, atau malah sering ya :) Yang jelas status Facebook seorang teman saya (yang ternyata saya tidak kenal dan tidak pernah berinteraksi langsung) membuat saya berpikir. Sebenarnya pertanyaan itu bukan buat saya, ga tau buat siapa, tapi yang jelas membuat pertanyaan tambahan muncul untuk diri saya sendiri dan suami.

Sederhana saja pertanyaan turunannya :  Kenapa kami mengajak anak kami - Cici mendaki gunung ?
Pertanyaan lanjutan bermunculan :
  1. Apakah Cici mengerti ?
  2. Apakah saya dan suami sebagai orang tua tidak kasihan ?
Mari kita jawab satu - persatu. Bukan menjawab status tersebut, tetapi sekedar proses berpikir dari saya dan suami sebagai orang tua yang telah beberapa kali mengajak anak kami mendaki gunung. Apa sebenarnya tujuan kami ?

Cici adalah putri kami yang lahir pada tanggal 2 Juli 2009. Kami berdua kebetulan memiliki banyak kesamaan hobby dan salah satunya adalah mendaki gunung. Sejak Cici masih dalam kandungan kami berdua memiliki cita - cita ingin mengenalkan hobby kami kepada Cici. Kami yakin banyak pengalaman berharga yang bisa Cici dapatkan dengan mendaki gunung, seperti apa yang kami alami selama ini. Pengalaman yang tidak akan bisa didapat di bangku sekolah.

Pengalaman pertama Cici dengan kegiatan di luar ruang adalah berkemah di Situ Gunung, Sukabumi ketika Cici berusia 5 bulan. Hanya kami bertiga, menginap 1 malam di tenda, di tepi danau. Cici belum bisa berbicara, masih minum ASI saja, belum bisa merangkak apalagi berjalan. Tetapi kami tahu Cici bahagia. Tidurnya di dalam tenda sangat nyenyak. Ketika kami berdua mendirikan tenda ia duduk manis sambil tertawa di kursinya. Pagi harinya Cici berkenalan dengan orang - orang baru, Ibu pemilik warung di tepi Situ Gunung, hingga bapak - bapak yang hendak memancing. Cici yang extrovert.

Situ Gunung - December 2009
Pengalaman kedua Cici adalah berkemah di Badak Air, Ciawi. Dalam 2 minggu berturut - turut kami berkemah disana, pertama dengan tetangga rumah dan yang kedua dengan teman - teman kantor saya. Saat itu Cici berusia 9 bulan, sudah bisa bermain, merangkak dan aktif sekali. Cici tampak senang, ternyata Cici mudah akrab dengan orang lain. Para Om, Tante dan Kakak - kakak senang bermain dengan Cici. Saat itu pertama kalinya Cici mandi di sungai bersama kakak - kakak.

Badak Air - April 2010
Di ulang tahun pertama Cici kami melakukan perjalanan panjang dengan mobil : Bandung - Pantai Cikembang, Pelabuhan Ratu - Sawarna - Kasepuhan Ciptagelar - Halimun. 1 minggu perjalanan, tidur di tenda atau menumpang menginap di rumah penduduk. Mandi di laut, di sumur dan berjalan di hutan. O iya, ini perjalanan panjang Cici yang kedua, saat Cici 6 bulan kami pernah bepergian ke luar negri dengan perjalanan 2 hari di atas pesawat. Alhamdulillah Cici baik - baik saja, dan selalu ada kemudahan bersama kami.

Kasepuhan Ciptagelar - Pantai Cikembang, Juli 2010
Ketika Cici berusia 1 tahun 10 bulan kami berkunjung ke Baduy. Saya, suami, Cici, Cep Dahlan-teman kami dan Pak Mamad-seorang guide lokal. Dua hari kami di Baduy, berkunjung ke Baduy Dalam dan menginap di Kampung Gajeboh. Cici kami gendong bergantian dengan menggunakan baby carrier merk Kelty yang kami beli ketika Cici masih berusia 10 bulan di dalam kandungan. Lagi - lagi kami kagum dengan kemampuan Cici beradaptasi, mudah mendapat teman dan ramah kepada siapa saja. Pagi itu ketika bangun tidur saya kebingungan mencari Cici, ternyata Cici sudah duduk manis di depan hawu di rumah Ibu Kisanah. Saat itu Cici sudah bisa berkomunikasi walaupun belum bisa berbicara.

Baduy - Mei 2011
Pengalaman mendaki gunung yang sebenarnya adalah ketika Cici berusia 1 tahun 11 bulan, Juni 2011. Saat itu saya dan teman - teman serta adik di KMPA Ganesha ingin mendaki Gunung Gede dalam rangka reuni. Khusus wanita. Rencana awal Cici tidak ikut, tetapi mendadak suami saya harus bekerja ke luar kota sehingga saya harus membawa Cici, tidak ada pilihan lain. 4 ibu muda, 5 anak gadis, 2 porter dan tentu saja my toddler Cici. Saya dan Deni-porter kami bergantian menggendong Cici dengan Kelty. Malam itu saya, Cici dan H tidur dalam 1 tenda di Suryakencana yang sangat dingin. Cici menggunakan jaket berlapis, kupluk, sleeping bag. Kami memastikan Cici hangat dan bisa tidur nyaman. Alhamdulillah perjalanan ini lancar. Cici berkenalan dengan banyak tante baru, sampai - sampai punya Papa baru cabang Gunung Gede. Deni sang porter dipanggil Cici dengan sebutan Papa :). Saat itu Cici masih belum banyak bicara, tapi sudah pandai berkomunikasi dan selalu aktif ceria. Ada kejadian menarik ketika kami sudah turun gunung dan beristirahat di Posko Montana. Sudah jam 9 malam dan kami ingin bergegas kembali ke penginapan kami di dekat Pasar Cipanas. Saat itu Cici sedang asik bermain dan ternyata menolak pulang sampai menangis terus - menerus. Tidak ada seorangpun yang bisa membujuk. Hingga kakak-nya Deni mengajak Cici untuk tidur di kamar, ajaibnya Cici mau dan langsung diam. Akhirnya setelah Cici tertidur kami bisa menggendongnya pulang ke Cipanas.

Gunung Gede, Juni 2011
1 bulan kemudian Cici tepat berusia 2 tahun, Juli 2011. Kami mendaki Gunung Rinjani sebagai perjalanan ulang tahun untuk Cici. Saya, suami, Cici dan 8 teman lainnya dari Jakarta - 6 diantara mereka pertama kali mendaki gunung. Kami ditemani Locker dan 2 teman lainnya dari Selong, plus 5 porter lokal. Saat itu Cici digendong oleh saya, dengan baby carrier baru merek Boba. Beratnya saat itu 13kg. Kami naik dari Sembalun, dan mencoba naik ke puncak di hari ke-3. Sayangnya saat itu kami kesiangan, jam 8.30 pagi dan kami  baru tiba di ketinggian 3500 an mdpl. Suami saya memutuskan untuk turun ke Plawangan bersama Cici. Akhirnya saat itu hanya saya, Cep Dahlan, Nancy dan Wahyu yang tiba di puncak, ditemani oleh Locker yang setia memberi semangat. Saat itu Cici juga belum banyak bicara, tapi kami tahu Cici senang disana. Seperti biasa Cici aktif bermain dengan om dan tante baru. Kedinginan ? ada solusinya tentu. Pakaian hangat berlapis, sarung tangan, kupluk dan menjaganya tidak kebasahan. Malam - malam kami sekeluarga tidur nyenyak di dalam tenda yang hangat.

Gunung Rinjani, Juli 2011
8 bulan kemudian kami berkesempatan melakukan road trip di US. 10 hari perjalanan mengunjungi beberapa National Park : Grand Canyon di Arizona, Arches di Utah dan Rocky Mountain di Colorado. Perjalanan yang melelahkan bagi kami, setiap malam berpindah tempat tidur atau bahkan tidur di mobil atau di rest area. Hotel yang kami pilih tentu bukan hotel mewah, cukuplah budget hotel dengan fasilitas seadanya.  Bulan Maret 2012 itu masih dingin, peralihan dari winter ke spring. Cici sudah banyak berbicara, berjalan sendiri dan sudah bisa ngobrol dengan kami. Beberapa tempat masih bersalju dan Cici senang sekali bermain di salju. Cici tumbuh menjadi anak yang penuh rasa ingin tahu dan tidak pernah lelah. Sepanjang hari Cici aktif mengikuti kami dan tertidur pulas di malam hari. Mulai banyak bertanya dan selalu ingin mencoba.

Archers National Park - Utah, March 2012
Juli 2012, gunung yang ketiga untuk Cici. Atap Sumatera kali ini, Gunung Kerinci. Saya, suami, Cici dan 7 teman dari Jakarta. 6 diantaranya adalah teman yang ikut di pendakian Rinjani 2011. Kali ini kami naik gunung bersama Johan, Heru, Sutriandi Katoh alias Om Atlet, Levi dan beberapa teman lagi dari Basecamp Kerinci di Kayu Aro. Saya menggendong Cici dengan baby carrier Boba yang sama,berat Cici kurang lebih 14.5 kg. Kali ini Cici sudah aktif berbicara dan mulai mencoba berjalan. Atas kemauannya sendiri Cici berjalan kaki dari Pos 3 ke Shelter 1. Anak Bunda memang sudah besar. Dalam perjalanan dari Shelter 1 ke Shelter 3 kami mengalami cuaca buruk, hujan tidak berhenti, dan badai di Shelter 2. Saat itu saya, suami dan Cici berada di paling belakang. Teman - teman lainnya sudah jauh di depan. Cici memakai raincoat-nya dan kami lapis dengan raincoat saya. Sepanjang perjalanan dari Shelter 1 Cici tertidur, sedangkan saya dan suami bersusah payah berjalan menuju Shelter 3 yang jalurnya "asik". Jam 8 malam kami baru tiba di Shelter 3. Cici segera masuk tenda dan digantikan bajunya oleh Nancy. Saya masih basah kuyub, berganti baju di tenda sebelah. Malam itu kami sekeluarga bisa beristirahat walaupun tenda kami berantakan, hujan tidak berhenti dan kelaparan. Cici tertidur nyenyak tanpa selimut dan sleeping bag, padahal saya dan suami sudah menggigil kedinginan. Kali ini Cici mencapai puncak 3805. Kendala utama kali ini adalah belerang dari kawah. Menyesakkan dan membuat mata pedih. Alhamdulillah dengan bantuan dan semangat dari teman - teman kali ini hanya 2 orang yang tertinggal di bawah. Lainnya tiba di puncak bersama Cici. Apakah Cici sudah mengerti ? sepertinya iya. Ketika pulang Cici bisa bercerita bahwa Cici habis naik gunung Kerinci, Cici senang. Sejak saat itu bila melihat foto atau gambar gunung maka Cici akan bercerita : Cici juga pernah naik gunung, Gunung Kerinci.

Gunung Kerinci, Juli 2012
Selain perjalanan di atas masih banyak perjalanan Cici yang lainnya. Kami pernah berlayar dengan kapal kayu yang tukang mogok selama 9 jam dari Carita ke Pulau Peucang, Ujung Kulon. Perjalanan mengerikan bagi kami orang dewasa, tetapi ternyata sangat menyenangkan untuk anak - anak. Mereka berteriak kesenangan ketika ombak besar sekali, serasa naik kora - kora. Sedangkan orang dewasa di sekitarnya pucat pasi.

November kemarin ada lagi cerita lainnya. Saya, Cici dan Ria-teman saya seharusnya naik pesawat dari Jakarta ke Lombok. Sayangnya malam itu kami ketinggalan pesawat dan akhirnya kami road trip dari Surabaya ke Mataram, mulai dari naik travel, feri, nebeng truk sampai berjam - jam menunggu di pelabuhan. Hanya kami bertiga bersama 2 carrier besar, 2 travel bag besar, 2 daypack dan 2 travel bag kecil. Cici alhamdulillah sangat tidak menyusahkan. Jam 11.40 malam kami tiba di Surabaya, sebelumnya Cici tertidur pulas di pesawat, dan saya sempat kebingungan bagaimana nanti caranya turun dari pesawat sambil menggendong Cici dan membawa beberapa tas. Alhamdulillah sesaat sesudah landing Cici terbangun dan mau berjalan sendiri. 

Jadi..apakah pertanyaan kami bisa terjawab ? 

Apakah Cici mengerti ? saya kira jawabannya adalah iya. Mengerti sesuai dengan kapasitas dan pemahamannya. Cici mengerti bagaimana harus bersikap, bagaimana harus bertahan, bagaimana harus menikmati perjalanan. Menurut saya itulah yang paling penting. Mengertikah Cici mengenai mendaki gunung , mengenai hakekatnya ? Entahlah, bagi sayapun itu tidak penting. Setiap orang akan mengalami proses yang berbeda untuk mendapatkan jawabannya masing - masing. Itulah yang saya harapkan dari Cici, mengerti dengan sendirinya, pada waktunya. Semua adalah proses, perlu waktu, tidak instant.

Ketika SMA saya mulai mendaki gunung dan membaca buku-nya Norman Edwin, George F Mallory dan lainnya. Tidak ada jawaban yang memuaskan saya. George F. Mallory menjawab "Because it's there" , ya karena gunung itu ada disana. Cukup memuaskan sebentar tapi tetap ada yang mengganjal. Memasuki bangku kuliah saya semakin aktif berkegiatan, berkunjung ke banyak tempat baru, mendapat teman - teman baru, mendapat banyak pengalaman berharga. Mengapa mendaki gunung menjadi semakin tidak penting. Yang saya tahu saya bahagia ketika bersama teman - teman berjalan bersama, mendirikan tenda, memasak, berbincang - bincang di malam hari, tersasar, tiba di puncak, berkenalan dengan penduduk setempat, melihat foto - foto perjalanan. Saya bahagia. Lelah, kehujanan, badai, kebanjiran, kelaparan, sakit, kehabisan uang dan lainnya hanyalah bumbu, saya tidak menderita. Kuliah saya yang 4.5 tahun itu bukan hanya di bangku kuliah saja, sesungguhnya saya mendapat sekolah kehidupan disana. Sekolah yang tidak pernah berakhir selama kita masih bernafas.

Saya semakin bahagia ketika pertama kali mendengar Paimo berkata : tujuan kita naik gunung adalah kembali dengan selamat. Ya, saya setuju sekali, apapun yang kita lakukan tujuannya hanyalah kembali dengan selamat. Mati konyol tidak ada dalam kamus saya, karena itu safety is always no 1, miliki ilmunya, dan persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Puncak bukanlah tujuan, destination is nothing, journey is everything. Setiap orang mungkin akan punya alasan yang berbeda, sah - sah saja tentunya.

Apakah saya dan suami tidak kasihan ? Hmmm, kasihan kenapa ya ? Iseng saya mencari arti kata kasihan dalam Bahasa Indonesia. Menurut Kamus Bahasa Indonesia online, kata kasihan berasal dari kata "kasih" yang artinya perasaan sayang. Ketika diberi imbuhan "an" maka kata "kasihan" memiliki arti rasa iba hati, rasa belas kasih. Referensinya ada disini

Sebagai orang tua kandung Cici, apalagi saya sebagai ibu yang mengandung, melahirkan, dan menyusui Cici maka InshaAllah kami "kasih" kepada Cici. Kami menyayanginya. Tak pernah terpikirkan membuat Cici menderita, menangis tidak pada tempatnya atau membuat Cici sakit dan susah. Kami menyayangi Cici dengan cara kami, kami "kasih" terhadap Cici.  

Sebelum bepergian biasanya kami melakukan riset terlebih dahulu, bertanya, membaca dan mempersiapkan segala sesuatunya. Perjalanan yang kami lakukan bukan perjalanan serba mewah dengan fasilitas serba wah, tapi kami akan pastikan anak kami - Cici merasa nyaman, aman dan tidak kekurangan sesuatu.

Ketika mendaki gunung kami pastikan Cici memakai pakaian yang sesuai, jaket yang hangat, raincoat yang baik, tersedia dengan cukup makanan yang disukainya, dan minuman favoritnya. Kami menjaganya, teman - teman kami juga menyayangi Cici, dan Cici akan selalu jadi prioritas utama kami. Jadi ya kami kasihan terhadap Cici, tapi bukan kasihan yang berarti iba hati, tetapi lebih kepada kasihan yang berarti rasa belas kasih.

Sejauh ini Cici baik - baik saja dan saya berdoa semoga begitu seterusnya. Sungguh tidak ada niat untuk membanggakan diri atau lainnya dengan membawa Cici naik gunung. Kami hanya ingin mengenalkan kegiatan yang kami sukai kepada anak kami, itu saja. Bila dewasa kelak tentu Cici akan bisa memilih dan memilah, apakah perjalanan masa kecilnya berguna atau tidak.

Sejujurnya saya tidak suka publikasi, belakangan saya berhenti memposting foto - foto kegiatan Cici juga kegiatan keluarga kami kecuali ada keperluan khusus. Saya menolak tawaran wartawan untuk memuat cerita Cici mendaki Kerinci di media cetak. Entah mengapa jauh di lubuk hati saya merasa ada peluang untuk "riya" disana, menyombongkan diri dan lainnya. Sungguh kami tidak ingin terbawa kesana. Biarlah Cici memiliki masa kecilnya yang biasa saja, dengan sedikit bonus pengalaman yang kami berikan.

Jadi ?
Saya dan suami akan terus mengajak Cici dan anak kami kelak kemana saja. Kami percaya pengalaman adalah guru yang terbaik. Menderita itu relatif, kebahagiaan itu mutlak. 

Dear teman penulis status di atas, terimakasih telah membuat kami berrefleksi hari ini :) Semoga kami bisa terus membimbing putri kami Cici, menjadi anak yang ceria, berkarakter baik, berhati mulia, sehat jasmani dan rohaninya. Amin.

Bunda dan Popo menyayangimu Nak, tumbuhlah menjadi penyejuk bagi sekitarmu
All photos were taken by my husband - Helmy Noermawan. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.

59 comments:

  1. yang bersangkutan mungkin kurang paham aja kali..

    tetep semangat ngajak cici jalan-jalan mbak! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. :D tapi alhamdulillah, menimbulkan inspirasi untuk refleksi diri. InshaAllah tetap semangat ajak Cici kemanapun

      Delete
  2. memang sepertinya cici jadi anak yang sangat pengertian ya mbak..
    apalagi pas waktu dibangunin dari tidur dengan bisikan "cici kita mau ke gunung, mau ikut ga?"
    dan dia langsung ON, jalan sendiri.. hahaha.. keren!!
    kalo jalan-jalan lagi ajak tante lagi ya ci.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. asal jangan dikasi sate ayam aja sih, sepertinya dia akan baik - baik aja :D

      siap Tante, diajak dong

      Delete
  3. mantap euy...
    Untung ada yang posting itu ya may.. jadi inspirasi..
    dan jadi gw gampang ngikutin petualangan cici yang bikin iri dan bangga.. :)
    kalau ada cerita lagi bagi2 yah... gw usahain biar gak ngasi peluang "riya"... hehe..
    .heru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihiihi ok..banyak nih ceritanya, nanti dicicil ya, thank you for visit :)

      Delete
  4. anjis may su chen! maneh keren pisan!!! iraha ih kita reunian, gw belum pernah ketemu cici

    ReplyDelete
    Replies
    1. pan di Karang Sambung tahun 2001 udah pernah kita prediksi..ingat ngga yang malam - malam tea. Anak gw bakalan ngajak2 naik gunung, anak Zaldi bakal manjat-manjat pohon kelapa, Anak Aneh ya bakalan aneh haha

      hayu atuh bapak pejabat, iraha ? maneh sibuk wae

      Delete
  5. "banyak org memiliki ribuan alasan kenapa mrk tdk bisa lakukan hal yg mrk inginkan, padahal hanya butuh satu alasan knp mrk bisa melakukan" so, just do it...

    ReplyDelete
  6. Lucu kata2nya : "Orang dewasa aja menderita"
    hahaha... ya kalo ga tau ilmunya dan ga pake perencanaan sih ya ga usah naik gunung, keliling kota juga menderita..
    ==============================

    Setuju. Tiap orang tua dengan caranya sendiri mencintai dan mendidik anak2nya.

    Selama kewajiban utama dan hak utama anak terpenuhi -- yaitu rasa aman dan tidak kelaparan -- , sah2 aja jika ingin membawanya keliling dunia sekalipun. Selama cici sehat dan bahagia, gak ada masalah. Setahu saya, bayi/batita emang belum memiliki rasa takut kan ya? mereka cuma tau ada mama, rasa sakit atau lapar. hehehe...

    Cici beruntung memiliki sepasang orang tua yang harmonis. Sejalan. Itu kemewahan yang sangat langka dijaman sekarang ini. Foto cici yang di Rinjani Juli 2011 itu SUMPAH KEREN BANGET!!!! Yang di bumboo juga lucu.. ohh gemes!

    Salam sayang untuk cici!



    ReplyDelete
    Replies
    1. betul Mama Vito, kita malah sempat mikir ni orang kayanya kalau naik gunung susah terus..makanya menderita :)
      kapan - kapan musti diajak naik gunung sama Cici hehe

      betul sekali, setahuku juga anak kecil itu kan pemberani ya, lingkungan yang membentuknya. Kan aslinya dia ga tau apa - apa, kita aja orang tua yang suka parno sendiri, anak ga boleh ini ga boleh itu, akibatnya anak jadi penakut

      salam sayang juga untuk Vito..hugs

      Delete
  7. wahhhh mungkin org yg posting foto itu iri aja sama cici kecil2 udah bs naek gunung.. hihihiihi.

    pendapat aku pribadi malah cici hebat euy masih kecil gtu naek gtu, klo sama aku yg udeh tue ga pernah naek gunung samsek..


    hayooo buncii jgn dengerin org2 berkata jelek kek gtu, anak2 kita yg tau resiko nya kan jg ortu sendiri..

    nanti cici ajak keenan maen ke gunung ya :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. xixixi iya Mama Keenan, ayo kita buat Komunitas Anak Indonesia mendaki gunung..biar Ayah Keenan yang gendong tuh, biar buncitnya ilang haha

      Delete
  8. ini apa maksudnya.... pake bilang perut gw buncit... -.-"
    nice post, may !!!


    :: rais ::

    ReplyDelete
  9. Aaaa, Cici memang keren. Bunda dan Popo-nya lebih keren lagi. B e r a n i keluar dari mindset umumnya. Gue ikutin terus petualangan Cici ;)

    ReplyDelete
  10. cici ikut donk....
    senengnya ...

    bagi tips donk mbk ajak baby jalan-jalan...
    kynan baru 5bulan dan kita belum berani ngajak jalan yang ekstrim.. secara kita juga ga pernah ekstrim seh hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, dulu aku pernah nulis tentang MPASI traveling..boleh - boleh nanti kutulis persiapan ajak baby jalan ya

      Cici pertama kali camping juga usia 5 bulan, camping dulu aja Mba :)

      Delete
  11. keren banget tulisannya mba, cukup menohok aku yg notabene dulu ikut pencinta alam saat kuliah, namun jarang banget ngajak anak2 untuk have fun di alam bebas, dengan segudang alasan kesibukan kerja hehehee.... moga2 bisa euy kayak mba May. thks for share ya mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo Mba Uniek (namanya lucu hehe) ayo ajak anak - anak ke alam..siapa tahu nanti kita bisa pergi bareng ya, mulai dari camping dulu aja Mba

      Delete
  12. Salam kenal, mbak! Thanks udah sharing, mbak :) Setuju sama beberapa yang mbak tulis diatas. Karena pada dasarnya semua manusia belajar dari alam, karena alam lah guru yang terbaik.
    Saya dan istripun mulai mengajak anak kami pertama kemping diusia 15 bulan, dan naik gunung saat usia 2,5 thn. Khusus yg mendaki, blm ada yg saya tulis di blog krn memang rencana nya utk "ultah' dia yang ke 5 tahun ini :) sejauh ini kami sdh mengajak anak kami mendaki Gn. Gede sebanya 4 kali (akhir bulan lalu ke papandayan dan terakhir minggu kemarin ke Gn. Gede). Selain mendaki gunung, kami jg mengajak anak kami melakukan kegiatan outdoor/luar ruang lainnya. Banyak kok manfaat yang kami lihat dan rasakan bagi si buah hati.

    Mungkin yang masih menjadi kendala adalah masalah pengetahuan dan juga persiapan-persiapan yang harus dilakukan.

    Salam sayang untuk Cici :)

    Dede

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mas Dede, salam kenal juga :)
      wah seru..ternyata banyak juga kan orang tua yang suka mengajak anaknya ke alam..sepertinya komunitas anak Indonesia mendaki gunung beneran bisa di launch nih hehe

      Delete
  13. Hi salam Kenal,

    Kalau aku bialng sih, " what ever they say lah"

    Coba deh cari artikel tetang sepasang suami istri yg ajak 2 orang anaknya yg masih dibawah 12thn untuk climb Kilimanjaro. Memang ada aturan berapa usia anak bisa dibawa, tapi kalau selama si orangtua sudah pengalaman dengan trekking dan naik gunung ya kenapa ngak. Kan ada yg bertanggung jawab.
    Any way, cerita mbak tetang terkking dan naik gunung dengan anak is so amazing for me. Keep do that mbak. Apalagi si anak kan juga senang.

    Any way, aku and suami juga senang naik gunung. Rencana malah kita mau ajak anakku ke Kilimanjaro kalau nanti dia 10 thn. Skrng aku train dia untuk walking arroun the jooging trek sekitar 1 jam. But he so like it. Apalagi kalau dia liat photo2 kami dari pegunungan atau waktu kami diving.
    Maybe one day kita bisa jumpa and trekk bareng ya.. so glad ada seorang ibu yg sporty.
    Big hug,
    Mama Matthew

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mama Matthew salam kenal juga ya :)

      Coba nanti kucari yang tentang Kilimanjaro itu ya, pasti seru. Senang mendengar banyak orang tua yang punya ide sama. Kuncinya kan asal si anak senang dan kita tetap tanggung jawab ya Mba.

      Matthew sekarang usia berapa Mba ? Semoga lancar rencana Kilimanjaro-nya ya..sekarang kami fokus dulu di 7 summit Indonesia hehe, sambil nabung dan tunggu Cici besaran, ga sabar pengen ke Nepal :)

      Yuks, siapa tahu nanti berjumpa di dunia nyata, atau Matthew dan Cici nanti bisa naik gunung bersama

      Hug from me and Cici

      Delete
  14. Salam Kenal,
    Keren banget pengalaman bersama keluargannya......
    Insya Allah akan saya ikuti jejaknya utk ngajak keluarga berkenalan dengan alam bebas(terutama)Indonesia.
    Terus berpetualang Mbak. Memperkaya anak-anak kita dengan pengalaman yang hebat dan luar biasa eperti itu...

    Ciao....

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo Anas,
      salam kenal juga ya..hehe ayo ikuti, biar semakin banyak anak Indonesia mengenal tanah airnya ya

      Delete
  15. Salam Kenal Mbak, sangat iri dengan cici, masih sekecil itu dah mendaki Rinjani dan Kerinci.... semngat buat Mbak dan Suami, serta salut mengajarkan banyak hal dengan cara yang berbeda kepada Cici, mengenal Alam, ciptahan Tuhannya yang begitu agung. salam Cium untuk Cici dr kak Lathifah ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Kak Lathifah,
      salam kenal juga ya, terimakasih :)

      Delete
  16. Salam kenal Mbak, Cici keren, dan ortunya lebih keren. sekecil itu udah naik gunung, saya iri sama cici, seneng liat foto2 cici di atas, kelihatannya seneng banget. Peluk cium buat cici :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. xixixi salam kenal juga Dian, peluk cium juga dari Cici :)

      Delete
  17. salam kenal mba, senangnya bisa sama anak dan suami melakukan hobi yang sama. waktu hamilnya pernah naik gunung jg ga mba? semangat trus buat cici dan ibu bapaknya untuk mendaki

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo salam kenal, haha ngga kok..pas hamil malah ga pernah naik gunung

      Delete
  18. Wah foto" saya di gunung bisa bermanfaat tuh, bisa diiming-imingin ke anak ntar. Sapa tau kepengen jadi petualang kaya Cici.

    Ceritanya very inspired mbak.

    Slm kenal jg

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe salam kenal Ardi, yuk kapan kapan naik gunung sama Cici

      Delete
  19. benar2 luar biasa mb,,adek cici yang masih kecil itu aja bisa mendaki gunung
    kelak kalau bisa, sekeluarga juga aku ajak..
    bisa jadi inspirasi buat saya juga nie mb,.:)

    ReplyDelete
  20. mba...saya ngiri bgt sm mbak...saya tinggal d lombok tapi blm pernah naik rinjani. dulu sempat cita2 sama suami mau naik rinjani pas umur si kakak 5 tahun (biar bs lbh mandiri niatnya) eh tp blm 5 tahun...udh ada adeknya lg. hehehe...skg si kakak udh 7thn dan adeknya 2,5thn. baca cerita mbak jd semangat lg naik rinjani... niatnya pas agustusan tuh kan ada tapak rinjani...semoga kesampean...mohon advice, tips n triknya mba..sekalian preparationnya mba... tengkyu bangets...
    -ade-mataram

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Ade, senangnya tinggal di Lombok.
      sepertinya komposisi umur si kakak sama adek udah pas nih Mba
      7.5 tahun mestinya dah kuat jalan sendiri ya, 2.5 tahun masih pas digendong..yang nanggung kaya Cici sekarang ni, umur 5 tahun, jalan udah kuat sih tapi kasian belum bisa lama, digendong dah berat hehe

      mungkin bisa diajak camping dulu Mba, biar biasa
      dan enaknya sebenernya jangan kelompok terlalu besar, biar anak ga kaget

      Delete
  21. Mau tanya mba, begitu tau saya diajak naik Gunung Gede (jalur Gn. Putri) tiba2 anak saya laki-laki yang masih SD kelas 3 usia 9 tahun ngebet banget mau ikut mendaki...!! saya bujuk-bujuk untuk ngga ikut dan bilang ke dia jalan mendakinya susah eh.. dia tetep minta diajak naik juga (haduh..), sepertinya dia penasaran dan ingin mencoba. Saya agak dilema karena usianya baru segitu tapi kalau saya paksa untuk tidak ikut takut seperti memadamkan api semangatnya.

    Menurut pendapat mba, bisa ngga sih anak usia 9 tahun mendaki gunung gede (jalur Gn. Putri)..? kalau memang bisa apa saja persiapannya? soalnya saya sendiri belum berpengalaman.

    Terima kasih banyak sharenya...ditunggu jawabannya ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo Mas/Mba, jalur Gede via Putri InshaAllah aman untuk anak 9 tahun
      jaraknya juga tidak terlalu jauh, sekitar 4 - 8 jam perjalanan

      persiapannya bisa dengan mulai sering sering jalan kaki di sabtu minggu dan pastinya perlengkapan yang memadai. Tentang perlengkapan bisa dibaca disini :http://tigadibumi.wordpress.com/2014/06/27/a-mountain-for-my-daughter/

      selamat jalan - jalan ya :)

      Delete
  22. So helpful, makasih mba masukannya, sekarang anak saya dah sering diajak jalan sekitar 4-6 kilometer (tapi jalur datar, bukan mendaki kaya digunung nanti hehe..) semangatnya sih masih oke, kalau terlihat agak capek trus ditanya "apa masih mau naik gunung gede yang lebih capek dari ini ?", dia bilang "Mauuuuu.. doooong..." :), saya jadi ngga tega batalin acara naik gunungnya.

    Mau tanya mengenai beberapa hal lagi dong mba :

    1. Dari info katanya jalur gunung putri lebih terjal, gimana tips mendaki dijalur seperti itu untuk pemula + anak (sebetulnya rombongan kami 15 orang naik dari gn.putri & turun lewat cibodas)

    2. Bagaimana menghindari masalah Hypothermia dan katanya masalah Aklimatisasi juga..?

    3. Idealnya si anak istirahat setiap berapa jam ya biar dia tetap merasa nyaman? kalau terlalu lama juga bisa keburu gelap sampai diatas. (surya kencana).

    4. tips lain2 yang perlu base on your experience mba... :)

    Makasih banyaaaak..

    ** selamat jalan-jalan....????*** ngga salah mba..?? ini mendaki bukannya sightseeing di mall... hehehe... buat yang udah biasa seperti jalan2 mungkin ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe nanti malam kujawab dalam bentuk postingan aja ya, ntar link-nya kutaruh disini :)

      Delete
    2. Akhirnya mba.... aku dan anakku dah berhasil mendaki Gunung Gede (2958 MDPL) Via Gunung Putri - Surya Kencana - Cibodas hari Sabtu sampai Minggu Kemarin..... :) Alhamdulillah... Horeeeeeee... !@#$!@ Seneng Mode On.

      Dan ternyataaaaaaa.... pelajaran yang bisa diambil adalah.... "Jangan remehkan anak kecilll....!!!" mba tau..? dari Rombongan 16 orang dewasa.... anak ku (yang paling kecil sendiri) bisa mendaki paling pertama sampe atas..!!, bahkan 2 jam lebih dulu dari rombongan paling belakang. Huebat banget... ngga nyangka!! ternyata kalau si Kecil semangat gunung segitu tinggi ngga jadi hambatan dan padahal jalur Putri super duper mendaki buat orang dewasa pemula ky saya... (nafas sampe habis bis.. bis..)

      Banyak pengen cerita, nanti disambung lagi deh... Makasih banyak sarannya, Tetap Semangan posting dan Mendaki mba (eh jalan-jalan maksudnya... hehehe...)

      Delete
    3. lha udah berangkat ya...maaf
      tadinya mau diniatin nulis malam itu eh hardisk ketinggalan di kantor, foto - foto Gede disana semua, maaf ya

      selamat buat si kecil, alhamdulillah lancar semua ya. Memang anak kecil itu hebat kok, kekuatannya tak terbatas karena mereka tak punya ketakutan seperti kita

      ayo lanjut gunung yang lain hoho, kemarin Cici abis pulang dari Semeru : https://tigadibumi.wordpress.com/2014/09/15/ranu-kumbolo/

      cocok buat anak - anak, camping aja di Ranu Kumbolo, kalau muncak agak bahaya jalurnya untuk anak - anak

      Delete
  23. salut euy buat cici...
    perjalanan cici jadi semangat gw untuk mengajak Daffa ng ranukumbolo saat umur 1 tahun nanti,
    smoga kesampaian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin, semoga kesampaian ya Adik Daffa, sehat - sehat dan banyak "berlatih"

      Delete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. Kalau ndaki gunung kerinci sendirian bahaya nggak tan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf baru lihat komennya..ke Kerinci sebaiknya jangan sendirian
      lebih baik ajak teman yang sudah pernah kesana atau dengan orang lokal
      banyak kok teman - teman di Kerinci yang siap bantu

      Delete
  26. keren banget mbak..wah selamat buat anaknya..semoga menjadi penyayang alam dan melindungi alam..

    ReplyDelete
  27. Mba.. rencana'y saya mau mendaki gunung gede mengajak anak saya yg usia'y 1tahun.. sebelumnya sudah pernah saya ajak ke gunung papandayan saat usianya 7bulan... waktu cici naik gunung gede ada persyaratan khusus tidak mba dr pihak pengelola..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, kalau dari TNGP tidak ada persyaratan khusus. Beda dengan Semeru yang memang ada syarat minimal pendaki. Tapi coba cek lagi di web TNGP Mba, siapa tahu ada perubahan.

      Saya terakhir naik Gede tahun 2011, Have fun and stay safe ya :)

      Delete
  28. Bun.. ceritanya inspiring.. :) saya rencana mau mengenalkan alam juga sama anak saya, skrg usianya 1thn 9bln, saya mau trip singkat ke Gede bun.. apakah ada tips khusus bun dlm membawa anak ke gunung? apakah Cici pernah mengalami kedinginan yg berlebih saat di gunung? saya hanya kuatir thd hipotermia.. :)

    Salam buat Cici.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mas Hendy, wah senangnya si kecil mau diajak ke Gede, samaan dengan Cici. Pertama kali naik gunung juga ke Gede, waktu itu usianya 1 tahun 11 bulan.

      Tips nya pernah saya tuliskan di blog keluarga saya ni : https://tigadibumi.wordpress.com/2014/06/27/a-mountain-for-my-daughter/

      Belum lengkap sih, aduh ini masalah malas emang susah hehe, males nulisnya
      Cici belum pernah kedinginan berlebih, justru sebaliknya ngga pernah kedinginan

      Sebetulnya Hipotermia bisa dicegah, yang penting baju jangan sampai basah
      Kebetulan sekarang saya ngumpulin tulisan para orang tua di Blog Kaki Kecil : www.kakikecil.com
      Yuk main ke sana, jangan lupa nanti sharing cerita ya Mas

      Have fun and safe trip

      Delete