Pages

Tuesday, March 26, 2013

Pulang

Saya bukanlah pengamat dan pecinta politik, bukan, saya bahkan tidak suka. TV di rumah jarang sekali dihidupkan, jadi mohon maaf kalau saya sering ketinggalan berita. Tetapi mengapa dengan PULANG ?
Pulang yang ditulis oleh Leila S Chudori adalah sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah : Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968 dan Indonesia Mei 1998.

Tokoh utamanya adalah Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia yang terdampar di Paris sejak tahun 1965. Kewarganegaraan Indonesia-nya dicabut, menjadi minoritas diantara bangsanya dan dituduh PKI. Bersama beberapa sahabatnya ia bertahan hidup di Paris dengan mengelola sebuah restoran yang diberi nama Tanah Air. 

Dalam pelariannya Dimas bertemu dengan Vivienne Deveraux, mahasiswa yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Perancis pada Mei 1968. Le coup de foudre, Dimas dan Vivienne jatuh cinta pada pandangan pertama dan akhirnya menikah. Mereka mempunyai seorang putri yang diberi nama Lintang Utara, anak perempuan cantik dan cerdas yang berkuliah Sinematografi di Sorbonne. 

Lika liku kehidupan para eksil di Paris diceritakan dengan sangat menarik oleh Mba Leila. Bagaimana mereka memulai usaha restoran, kehidupan keluarga dan juga cerita perpisahan Dimas dan Vivienne karena Dimas tidak juga bisa lepas dari bayang - bayang Surti, cinta pertamanya, cinta setoples cengkeh dan bubuk kunyit.

Di akhir cerita diceritakan Lintang akhirnya berhasi memperoleh visa untuk masuk ke Indonesia. Kunjungan ke tanah airnya bertujuan untuk merekam pengalaman keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya. Lintang berhasil menguak masa lalu ayahnya dengan Surti, mewawancarai banyak tokoh yang terkait dengan tragedi 30 September sekaligus menjadi saksi mata kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.

Novel yang menarik, walau sebenarnya bagi saya cerita Lintang di Indonesia terlalu tergesa - gesa. Cerita kehidupan mereka di Paris jauh lebih menarik digambarkan oleh Mba Leila. Ending ceritanya mengharukan, dikisahkan Dimas Suryo meninggal dunia karena sakit dan sesuai cita - citanya akhirnya ia dapat dimakamkan di Karet, pulang ke peristirahatan terakhirnya setelah 32 tahun.

Nice to read, walau le coup de foudre antara Lintang dan Alam (putra Surti) juga terlalu dipaksakan, saya lebih suka Nara dan Lintang :)

No comments:

Post a Comment