Kalau engkau tak mampu menjadi beringin
yang tegak di puncak bukit jadilah saja belukar
tetapi belukar terbaik yang tumbuh di tepi danau.
Kalau engkau masih tak sanggup menjadi belukar
jadilah saja rumput
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya
jadilah saja jalan setapak
tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air.
Tidak semua orang akan menjadi kapten
tentu harus ada awak kapalnya
Bukan besar kecilnya tugas
yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu sendiri sebaik-baiknya dari nilai dirimu sendiri
Ditulis oleh Abah Iwan
Mengenai Abah Iwan
Adalah Iwan Abdurahman, budayawan asal Bandung, Jawa Barat ini menunjukkan kepeduliaannya terhadap alam dengan seni. Pria yang biasa disapa Abah Iwan ini mendokumentasikan keindahan alam Indonesia dalam lagu. Puluhan tembang tentang alam Indonesia telah diciptakan dan sukses dipasaran. Senandung Sejuta Kabut, Melati Jaya Giri, Flamboyan, dan Burung Camar adalah beberapa karyanya.
Kecintaan Abah Iwan pada alam juga ditunjukkan dalam keseharian. Sejak sang ayah sering mengajaknya pergi ke hutan puluhan tahun silam, berbagai aktivitas pecinta alam kerap ditekuninya.
Kecintaan Abah Iwan terhadap alam juga tercermin dari tempat tinggalnya. Lebih dari separuh luas tanah pria berusia 58 tahun ini ditanami tumbuh-tumbuhan. Ada juga pohon tua yang tumbuh menjulur keluar dari dalam rumahnya. Pohon berbunga warna nila ini tumbuh sangat lebat di atas genteng dengan indahnya. Selain itu terdapat satu tempat yang disebut sudut abah di dalam rumahnya. Di tempat itulah Abah Iwan dalam mencipta lagu.
Dibandingkan mobil, Abah lebih gemar bersepeda. Dengan mengayuh kendaraan tanpa mesin ini setidaknya Abah Iwan dapat menjaga kesejukan udara di lingkungannya. Tidak perlu mewah memang. Abah Iwan berupaya melestarikan lingkungan dengan kemampuan yang dimilikinya.
Kini Abah Iwan sedang prihatin dengan Kota Bandung yang telah membesarkannya dipenuhi tumpukan sampah. "Bahwa sampah masalah kita semua, perilau kita terhadap sampah bagaimana?" kata kakek bercucu tiga ini.
ps : luv u Pak...dengan segala kebaikan yang Bapak miliki