Pages

Sunday, December 8, 2013

Padi Open Water Course - Pulau Sepa

Sabtu, 30 November 2013
Tibalah hari yang dinanti hehe. Jam 5 pagi kami sudah meninggalkan rumah menuju Bintaro, mengantarkan Cici ke rumah teman kami - Neneng dan Hendrig. Jam 6 dari Bintaro, nyasar - nyasar dan alhamdulillah jam 7.15 kami sudah tiba di dermaga 19 di Marina Ancol, dermaga Pulau Sepa. Ramai sekali, banyak sekali rombongan yang akan berangkat ke Sepa, mulai dari rombongan divers temannya Mas Yonatan sampai rombongan Ibu - Ibu yang ternyata sedang reunian.

Dermaga 19 - Pulau Sepa di Marina Ancol
Jam 8 kapal berangkat dan jam 10 pas tiba di Sepa. Sepanjang jalan sukses tidur, enak banget angin sepoi - sepoi. Pulau Sepa sendiri mirip - mirip Pulau Putri ya, banyak pohonnya, sejuk. Lautnya biru tosca, bersih dan ademmm sekali nampaknya.

dermaga Pulau Sepa, adem lihat lautnya biru tosca
Saya dan Helmy dapat kamar Gurita 1, sedangkan Wahyu di Flipper. Kali ini bertambah dua lagi siswa, ada Enrico dan Josua. Total kami berlima plus Mas Yonatan sang instruktur.Kamar Gurita ini lucu, tidak ada dipan. Jadi bagian kasurnya ditinggikan dengan meninggikan lantai. Not bad lah, yang penting bersih, kamar mandinya juga ok, airnya payau tapi lumayan fresh juga. AC juga dingin, ada TV. Overall ok, jauh lebih bagus daripada kamar di Pulau Putri, walau sedikit lebih kecil.

Gurita 1
Ga pakai lama, jam 10.30 kami sudah siap di dermaga. Sudah pakai wet suit dan langsung set BCD, tabung dan regulator. Di dive pertama ini kami akan menyelam di sekitar dermaga, turun sampai 5 meter dan langsung knowledge review hehe. Dalam hati saya berjanji ga boleh panik, harus bisa..tenang aja, ga sampai makan siang udah selesai dan ini kan hanya 5 meter, sama kaya di kolam. Dive ke - 2 dan seterusnya harusnya udah santai.Selain kami berenam ada juga Mas Agus, beliau adalah instruktur dari Pulau Sepa, ikut bantuin Mas Yonatan untuk dive pertama ini. 

Full team minus Josua : May - Helmy - Mas Yonatan - Wahyu - Enrico
Selesai set BCD dan cek cek kami turun ke laut, ternyata lebih asik ya, visibility bagus, dan ternyata airnya ga seasin yang saya perkirakan. Turun, equalize, semua ok. Di awal kami belajar yang namanya CESA (Control Emergency Swimming Ascend), nah CESA ini adalah simulasi kalau seorang diver kehabisan oksigen dan jauh dari buddy. Tidak terlalu susah, semua lancar.

Setelah CESA kami turun lagi dan skill pertama adalah regulator recovery. Mas Yonatan seperti biasa memberi contoh dan satu persatu kami mencobanya. Saya kebagian terakhir karena posisi paling kiri, dan sebetulnya saya PD pasti bisa. Entah kenapa lagi - lagi ga bener pasang regulator, keburu pencet, air masuk, panik dan sukses naik ke atas. Duh sebel banget, karena sebenarnya di kolam kan udah bisa. Setelah nyoba beberapa kali di surface saya turun lagi, ulang lagi dan berhasil. Selanjutnya mencoba pakai octopus juga lancar. 

Panik attack berikutnya adalah mask clearing, entah kenapa saya ga berhasil membersihkan air di dalam masker, dan standar kepanikan adalah pengen naik ke atas yang saya tahu bahwa itu sebenarnya ga boleh dan berbahaya sekali. Untungnya Mas Yonatan dan Mas Agus buru - buru menahan, saya coba naik dan ditahan lagi, aduhh putus asa jadinya, air di masker udah banyak banget, ga kerasa udah banyak banget yang kehirup. Yang ada di kepala saya saat itu adalah pengen naik ke atas, dan udahan aja deh, ga jadi diving hehe. Mas Yonatan mencoba menenangkan saya, saya disuruh tarik nafas panjang dan kemudian disuruh mencoba membersihkan air di masker. Alhamdulillah berhasil, lega sekali. Mask replacement pun ok, alhamdulillah.

Tidak terasa 50 menit sudah, kami diajak bergerak menjauh ke air yang lebih dangkal, safety stop dan kemudian naik ke permukaan. Subhanallah, pengalaman pertama diving yang sesungguhnya, lega sekali rasanya. 

Setelah makan siang kami naik boat menuju pulau Tongkeng, kurang lebih 15 menit saja dari Pulau Sepa. Pulau ini adalah pulau pribadi milik Setiawan Djodi, hebat ya..bisa punya pulau hehe. Kali ini kami mencoba turun sambil back roll dari boat, asik banget ternyata. Dive ke 2 ini kami akan mencoba menyelam sampai 12 meter sambil praktek bouyancy. Awal awal masker saya lagi - lagi bermasalah, sampai akhirnya Mas Yonatan menawarkan untuk tukaran masker, dan ternyata memang beda harga beda kualitas. Maskernya enak banget. Dive ke 2 ini lancar dan menyenangkan, awal awal saya sempat kesulitan menjaga neutral bouyancy, bolak balik ngembangin - kempesin BCD, tapi akhirnya lancar...asikkk. Teman - teman lain juga sempat kesulitan di awal, Wahyu bahkan sampai naik ke surface :D

after dive Pulau Tongkeng
Besok paginya kami sudah siap - siap lagi, jam 8 pagi kami naik boat menuju Pulau Papa Theo, disini ada ship wreck. Kebayang pasti bagus. Dive ke-3 dan kami akan mencoba turun sampai 18 meter..wow gimana ya rasanya. Selain kami ber-6 kali ini ada rombongan lain yang juga sedang ujian open water dan 2 ibu-ibu yang akan fun dive. Di bawah berasa penuh, sampai bingung cari teman, semua hampir mirip. Visibility bagus sekali, ship wreck keren dan 18 meter itu sesuatu. Makin dalam, pressure bertambah dan nafas bertambah berat. Sesaat saya sempat merasa kehabisan udara. Sampai di atas Helmy sempat muntah, Enrico mimisan parah, mabok semua hehe.

siap - siap dive 3 - Pulau Papa Theo : Helmy - Mas Yonatan - May - Wahyu
jam terbang 3x dive versus > 4 kali ngereset dive com or at least > 4000x dive
Kembali ke Sepa dan kami duduk - duduk di dermaga sambil surface interval. Dive ke 4 ini udah pada malas, tadi pagi kayanya udah puncaknya. Pengennya kalau boleh ngabur hehe, untung kebagian satu tim kompak, Mas Yonatan juga asik orangnya. Ga kebayang kalau ikut di tetangga sebelah ujiannya :p

Dive terakhir ini agak menyebalkan, kami dive di sekitar dermaga. Sebetulnya ga banyak yang dilihat karena pasir semua. Visibility kacau dan disini bouyancy saya parah banget. Helmy sampai BT haha. Bolak balik narik saya yang bolak balik turun naik. Tapi ya memang susah saudara, ga keliatan apa - apa karena yang lainnya juga sibuk main pasir.

Jam 12.30 selesai semuanya, InshaAllah kami semua lulus, tinggal ujian tertulis saja. Makan siang, packing dan jam 2 kami pulang ke Jakarta.

Rasanya lega sekali, underwater world itu menakjubkan ya. For sure will be back soon. Terimakasih untuk Helmy dan Wahyu yang sudah menemani, juga Enrico dan Josua teman senasib di pulau. Big thanks untuk Mas Yonatan yang super sabar, cool dan asik, very recommended instructor

Go deeper underwater !

nyaris certified PADI Open Water Divers :)
PR : nurunin berat badan, yoga, nabung beli BCD, regulator dan dive trip :D

Friday, December 6, 2013

PADI Open Water Course - Part 1

Katanya sih, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Setuju sekali, dan akhirnya setelah menunda hampir 13 tahun akhirnya saya nyaris certified sebagai Padi Open Water diver..horeee. Kenapa nyaris, soalnya ujian teorinya belum sempat, InshaAllah selasa depan, dan sah sudah :D.
Source : http://www.supremescuba.co.uk/open-water-diver.php
 Jadi sebenarnya sudah dari jaman kuliah dulu saya penasaran dengan yang namanya diving. Tahun 2000 saya sempat 1 kali ikut latihan bersama unit selam ITB tapi sayang tidak berlanjut. Gara - gara kapok disuruh mask clearing dan berenang 200 meter. Huh memalukan memang. 

Tahun 2004 saya sempat 1 kali ikut kelas teori di Bubbles Dive, waktu itu kantornya masih di Citos. Sayangnya gagal lagi, waktu itu saya terlanjur pindah bekerja ke Balikpapan dan tidak memungkinkan ikut ujian ke pulau. Tertunda lagi.

Saat sudah menikah beberapa kali saya mengajak suami untuk bersama - sama ikut kursus ini, tapi kok ya susah ya, secara suami tidak bisa berenang dan cenderung water proof :D. Selain itu pertimbangan biayanya juga kok ya mahal banget.

Tahun 2013 ini ada kemajuan, teman saya Mario yang sudah jadi PADI instructor menawarkan untuk jadi guru kami. Tapi kok ya susah sekali menyamakan jadwal, secara Mario tinggal di Sorowako sedangkan kami di Jakarta.

Sampai akhirnya Agustus 2013 kemarin, teman saya Ilo dan Wahyu memaksa kami untuk ikut kursus selam. Ilo ingin belajar karena dia akhir September mau pindah ke Jerman, inginnya sudah certified sebelum pindah kesana. Sedangkan Wahyu karena dia ada rencana field trip ke Misol di bulan September, inginnya disana bisa menyelam.

Baiklahhh, akhirnya kami berempat siap :). Step berikutnya tentu memilih institusi penyelenggaranya. Di Jakarta banyak sekali pilihan dive center, ada Lautan Mas, Dive Master, Ody Dive, Planet Diving, Bubbles Dive, banyak. Semuanya bagus, dan harganya juga beda - beda tipis. Bikin bingung. Sampai akhirnya Planet Diving menawarkan promo Open Water PADI Course dengan harga IDR 5,000,000 per orang, sudah termasuk ujian ke pulau plus bonus wet suit Oceanic. Sip banget kan, mengingat harga wet suit saja sudah diatas 1 juta rupiah. Selain itu menurut Mario Planet Diving juga oke kok, pemilik Planet Diving dikenal sebagai diver yang mumpuni soal safety dan lainnya.

Menurut web-nya PADI, Open Water Diver Course merupakan starting point bagi para divers pemula. Pre-requisites nya antara lain berumur minimal 10 tahun, fit for diving dan bisa berenang. Haha untuk point terakhir ini 3 diantara kami berempat sudah tidak lolos. Tapi katanya sih dengan belajar diving akhirnya bisa berenang lho, baiklah kita maju terus.

Source : http://www.padi.com/scuba/padi-courses/diver-level-courses/default.aspx
 Materi belajar untuk Open Water Dive ini dibagi menjadi 3 bagian : teori di kelas (knowledge development), praktek di kolam (confined water dives) dan minimum 4 kali diving di laut yang dikenal sebagai ujian ke pulau. Sebagai syarat kelulusan ada ujian teori sebanyak 50 soal dan minimum hanya boleh salah 12, waktunya 1 jam sajah.

Sayangnya di bulan September itu mendadak saya harus ke rig 10 hari. Akhirnya Ilo batal ikut karena harus berangkat ke Jerman dan Wahyu pun berangkat ke Misol :D. Objective tidak tercapai, tapi terlanjur basah kami bertiga maju terus. Kelas teori sebanyak 2 kali dilakukan di kantor Planet Diving di depan kolam renang Senayan. Kami menonton video sambil sesekali Mas Yonatan - instruktur kami menjelaskan beberapa hal secara lebih detil. Menarik, walau menontonnya sambil terkantuk - kantuk di malam hari.

Oya Mas Yonatan alias Apaw ini sudah menyelam selama 18 tahun lebih lhoo, kalau manusia udah mau masuk kuliah aja. Jadi ceritanya beliau awalnya belajar selam di Unit Diving Trisakti, keterusan sampai akhirnya jadi profesi. Beliau jadi instruktur sejak tahun 2001. Waktu saya cerita ke Mario ternyata mereka saling kenal, ah dunia sempit.

Kelas kolam kami yang pertama dilakukan di hari Minggu, bulan Oktober 2013. Karena wet suit-nya belum diambil kami masih pakai baju renang saja. Pertama kalinya mencoba memasang BCD ke tabung, regulator, dll sendiri..asik. Setelah siap langsung ke pinggir kolam dan belajar cara nyemplung ke air. Deg degan seru. Jadi sebenarnya walau saya bisa berenang tapi kan saya orangnya panikan, haduh ga tau deh bagaimana ceritanya nanti di bawah sana.

Kami berempat perlahan - lahan masuk ke air, 5 meter saja, tapi turunnya berasa lama banget. Kempeskan BCD, bernafas perlahan dan jangan lupa equalize, pengalaman pertama bernafas di dalam air yang ternyata bikin tenggorokan kering. Hiks karena belum biasa kali ya. Di pengalaman pertama ini ternyata yang namanya equalisasi itu susah ya, padahal teorinya gampang, tutup hidung, tarik nafas panjang, mirip - mirip kalau kita lagi naik pesawat. Bolak - balik nyoba sampai akhirnya telinga saya ga sakit lagi.

Sampai di dasar kolam, ternyata ga mudah menjaga yang namanya neutral bouyancy. Beberapa kali kami bertiga bergantian naik ke atas hehe, Mas Yonatan bolak - balik narik salah satu dari kami yang naik ke atas. Ternyata kuncinya di nafas, harus teratur, panjang, perlahan dan dalam. Jangan buru - buru biar ga boros dan tenggorokan ngga kering.

Pelajaran selanjutnya adalah regulator recovery. Jadi ceritanya kita belajar bagaimana memasang kembali regulator yang terlepas di dalam air. Selalu Mas Yonatan akan memberi contoh dan kemudian satu - persatu kita mencoba. Melihatnya kok ya gampang ya. Helmy dan Wahyu sukses dan saya gagal hehehe, di percobaan pertama itu saya belum memasang regulator dengan benar, akhirnya air malah sukses masuk ke mulut, menghasilkan kepanikan dan buru - buru naik ke atas. Rasanya ga enak banget, sampai di atas akhirnya disuruh latihan dulu di surface, setelah PD saya turun lagi, mencoba lagi dan berhasil.

Setelah sukses di regulator recovery, selanjutnya kami belajar menggunakan Octopus atau alternate air source. Ceritanya udara kita habis dan kita harus minta kepada teman. Tidak terlalu susah ternyata, sambil mencoba memakai octopus kami belajar bergerak sambil berpegangan tangan.

Berikutnya yang lumayan mimpi buruk, mask clearing. Melihat contohnya sepertinya gampang, tapi prakteknya ternyata susah. Tapi alhamdulillah semua berhasil, hore.

Kelas kolam kedua kami lakukan hari Rabu di minggu yang sama, malam hari jam 7. Pelajaran pertama adalah melepas weight belt dan BCD di dalam air, kemudian memasangnya lagi. Tidak terlalu susah, semua lancar. Free flow regulator breathing juga sukses, semua bisa. Sampai akhirnya mask replacement, ini dia mimpi buruk selanjutnya. Sesuai namanya kita belajar bagaimana melepas masker di dalam air dan memakainya kembali. Wahyu mencoba pertama kali dan gagal sampai akhirnya Wahyu naik ke atas. Haduh tambah deg - degan aja, giliran kedua adalah saya, dan gagal juga. Susah sekali mask clearing setelah masker terpasang dan akhirnya saya ikut - ikutan naik ke atas. Setelah mencoba di atas saya turun lagi, mencoba dan bisa :D. Helmy juga bisa, sukses di percobaan pertama.

Kelas kolam ketiga baru kami lakukan di minggu terakhir November 2013, beberapa hari sebelum ke pulau. Saking lama jedanya berasa belajar lagi dari awal. Kali ini kami sudah pakai wet suit semua. Pelajaran kali ini mengenai bouyancy, kalau 2 pertemuan pertama udah susah, ternyata yang ini paling susah. Bolak - balik kami naik turun karena belum bisa bernafas dengan baik. Karena lagi pilek saya terpaksa berhenti latihan, mendadak telinga sakit sekali dan tidak bisa equalize.

Di akhir kelas kolam ini kami sama - sama saling menyalahkan, jadi sebenarnya siapa sih dulu yang ngajakin kursus diving :D. Sampai hari Jumat siang Wahyu masih bilang kalau dia males banget ke pulau, sama sih..sebenernya saya juga malas dan agak takut wkwkwkwk. Ga kebayang harus mengulang semua praktek di kolam di air laut. Tapi ya mau gimana lagi, beneran udah nanggung. Beberapa hari terakhir berusaha keras menyembuhkan pilek, minum panadol , redoxon dll. Semoga tidak pilek lagi hari Sabtu nanti.

Saturday, November 16, 2013

Mencari Sekolahan

H- beberapa belas dan semua belum beres haha. Ini beneran mau pindah cowboy banget deh. Banyak sekali sebetulnya urusan yang harus dibereskan, tapi sepertinya baru sedikit yang selesai.

Salah satu yang biking pusing 7 keliling adalah urusan mencari sekolah, dan soal sekolah ini pulalah salah satu hal yang membuat kami sedih meninggalkan Jakarta. Sekolah Cici yang sekarang : IHF Karakter benar - benar pas di hati. Sampai - sampai Cici pernah memohon untuk mengajak teman - teman dan Ibu-Bapak Guru pindah ke Kuala Lumpur. Yukkk Bunda setuju :)

Salah satu hal yang pasti akan dirindukan Cici - Sekolah Karakter, September 2012

Bila di sini saya tidak pernah melirik yang namanya international school, tapi di Kuala Lumpur mau ga mau sepertinya itu pilihan yang cocok untuk Cici saat ini. Karena beberapa hal, soal kurikulum adalah salah satunya. Kurikulum nasional Malaysia memulai tahun ajarannya di bulan Januari dan usia masuk SD adalah 5 tahun. Sepertinya agak sulit diterapkan dalam kasus Cici. Kami mungkin tidak menetap selamanya di Kuala Lumpur, ketika pindah nanti mungkin akan jadi masalah, bisa jadi Cici harus downgrade class atau malah upgrade yang biasanya sulit terjadi.

Alasan kedua adalah soal bahasa, bahasa pengantar di sekolah nasional adalah Bahasa Melayu, walaupun memang porsi Bahasa Inggrisnya juga banyak. Sepertinya tidak untuk Cici :D. Alasan ketiga adalah ogah rugi haha, alhamdulillah Cici dapat beasiswa alias uang sekolahnya dibayarin. Jadi kok merasa sayang, ayolah kita manfaatkan Ci.

International school itu ternyata macam - macam ya. Haduh kemana aja ya selama ini, soalnya aku cinta IHF Karakter, ngga perlu kurikulum - kurikulum itu. Tapi sekarang marilah kita tengok satu - persatu.

British National Curiculum
Sesuai namanya, ini adalah sekolah yang menganut kurikulum British. Ada banyak sekali pilihan : Alice Smith, British International, Cempaka, Garden International, banyakkkkk. Jadi katanya kurikulum ini memang kurikulum standard yang banyak dipakai oleh ratusan sekolah di dunia. Nah katanya lagi, dengan memilih kurikulum ini kita bisa memastikan Cici kalau pindah sekolah kemana aja bakalan diterima, InshaAllah. Kelebihan lainnya adalah soal cara mengajar : Teaching and learning is enquiry based with an emphasis on problem solving and aims to build up pupils' abilities as learners. Salah satu point positif yang saya pelajari dari rekan - rekan kerja asal UK, mereka memang cenderung menjadi seseorang yang senang belajar ya, rasa ingin tahunya besar, tahu segala macam dan senang sekali berdiskusi alias cerewet haha.

North American Curiculum
Sesuai namanya ini adalah kurikulum Amerika. Di Kuala Lumpur tidak terlalu banyak pilihannya, ada ISKL dan Mont Kiara. Saya tidak tahu persis apa bedanya dengan British Curiculum, tetapi hasil google testimoni orang tua yang Non American, sepertinya sekolah ini cenderung santai, tuntutan akademik tidak terlalu besar. Mereka lebih percaya belajar dari proses dan pengalaman. Asik ya.

Australian Curiculum
Hanya satu sekolah di Kuala Lumpur dengan Australian curiculum, AISM namanya. Tidak banyak yang saya ketahui mengenai kurikulum ini. Tapi katanya kalau mau anak kita jadi seneng olahraga, masukin aja deh ke sekolah ini. Dijamin mereka jadi suka banget kegiatan outdoor, sport maniac..Australia banget.

Islamic Curiculum
Nah mungkin namanya kurang pas ya, karena sebetulnya sekolah - sekolah ini juga mengkombinasikan kurikulum lainnya. Satu yang pasti, porsi Islamic studiesnya jauh lebih banyak. Bahasa pengantarnya juga bahasa Inggris. Ada beberapa sekolah : International Islamic School, Adni Islamic School, International Modern Arabic School, dan beberapa lainnya.

Nah kata pepatah semakin banyak pilihan itu semakin pusing adalah benar saudara. Kami bingung menentukan pilihan. Akhirnya kami mencoba membuat beberapa kriteria wajib, antara lain : ada bis sekolah, fee terjangkau (jadi ya walaupun dibayarin tetep ada plafonnya hiks), ada pelajaran Agama Islam dan ada papan panjat. Yang terakhir adalah keinginan orang tua Cici yang ingin memaksakan hobby haha. Tapi sebetulnya bukan papan panjat aja sih, ada fasilitas sekolah yang baik, ada playground, ada kolam renang pasti lebih baik.

Pilihan kami akhirnya jatuh ke MIGS, ADNI, Cempaka, Alice Smith dan British International. Dua sekolah yang terakhir sebetulnya tidak ada pelajaran agama, tapi kami pilih karena membaca testimoni yang bagus dan karena si British International seragamnya kerennnn. Walaupun sebenarnya juga over budget, kami harus nombok. Ternyata banyak minusnya ya, tapi dasar manusia, sempat beberapa saat kami ingin sekali Cici masuk kesana. Walaupun di dalam hati ada kekhawatiran, bagaimana dengan pelajaran agamanya, dan yang langsung dibenarkan dengan : nanti kita panggil guru ngaji ke rumah. Tapi Allah memang maha besar, alhamdulillah kami dituntun ke jalan yang lurus. Alice Smith dan British International semuanya penuh, waiting list-nya belasan dan ternyata mereka lebih mengutamakan anak - anak berwarganegara UK atau negara - negara commonwealth. Hmm baiklah. Say goodbye to them.

ADNI terpaksa kami coret dari daftar, mengingat ADNI mengikuti tahun ajaran Malaysia yang dimulai di bulan Januari, walaupun kurikulumnya adalah kurikulum Singapura. Selain itu juga waiting list dong. Haduh ini sekolahan kenapa penuh semua ya.

Alhamdulillah akhirnya ada kesempatan untuk Cici. MIGS dan Cempaka masih ada tempat. MIGS ini sekolah favoritnya orang Indonesia hehe, setidaknya ada beberapa teman saya yang menyekolahkan anaknya disana. Konon kurikulumnya bagus, uang sekolahnya tidak terlalu mahal, ada pelajaran agama Islam tapi sayangnya fasilitasnya minim. Cempaka ini private school yang kemudian berkembang menjadi international school. Fasilitasnya oke banget, terharu deh melihatnya. Kurikulumnya bagus, terkenal sebagai sekolah yang akademik tapi tetap seimbang dengan kegiatan ekskulnya yang banyak, dan yang pasti ada pelajaran agama di sekolah.

Kedua sekolah tersebut belum pernah kami lihat secara langsung. InshaAllah minggu depan Cici akan trial session di MIGS dan 2 minggu berikutnya entrance exam di Cempaka. Ada testnya lhoooo, haduh ini malah Emaknya yang panik. Iya, jadi rata - rata semua sekolah ada entrance exam dan interview session, saya belum tahu bagaimana bentuknya, semoga Cici bisa melaluinya dengan baik. Ya Allah, tunjukkan tempat yang terbaik untuk Cici, amin. Doakan kami ya teman.

Cempaka School at Cheras, source : www.cempaka.edu.my
ps : kalau Bunda-nya Cici pengennya Cici sekolah di Cempaka :). Kalau itu baik tolong mudahkan ya Allah. Amin


Sunday, November 3, 2013

Sayonara J City

Sepertinya ngga mungkin kan saya bikin postingan malas - malas lagi. Baiklah, saya janji yang sekarang tidak malas.Bingung memulai dari mana karena banyak sekali sepertinya yang bisa diceritakan. 

Long story short...sayonara J city after nearly 7 years !

InshaAllah bulan depan kami akan meninggalkan kota Jakarta, hijrah. Entah for good atau tidak, yang pasti setidaknya dalam 2 tahun ke depan kami sekeluarga akan tinggal di Kuala Lumpur.

Saya masih bekerja menjadi tukang batu dan suami juga masih bekerja jadi tukang poto. Cici akan melanjutkan kewajibannya menjadi pelajar yang baik.

Why ?
Too personal to share, dan lagipula saya sudah berjanji pada pak bos di kantor untuk diam. Di luar sana gossip sudah terlalu banyak. Tapi sepertinya tidak perlu lah diklarifikasi. Semoga didoakan yang baik - baik saja ahaha,

Per 1 November kemarin saya sudah mengajukan pengunduran diri dari perusahaan tempat saya bekerja saat ini. Mix feeling, dan ternyata tidak semudah yang saya perkirakan sebelumnya. Hampir semua orang kaget dan shocked, tetapi alhamdulillah berakhir dengan baik. As my mentor - JP said, leaving with style then the door will always open for you. Dan dia benar, kita lihat sajalah, apakah untuk ketigakalinya saya akan kembali ke sini.

Sekarang lega sekaligus panik. Mempersiapkan pindahan, membereskan pekerjaan yang belum selesai, hand over pekerjaan, cari rumah, cari sekolahan untuk Cici, semua baru kepikiran sekarang. Kemarin - kemarin kemana aja coba. 1 month to go, belum punya khadimat untuk diajak ke KL (entah kenapa belakangan saya jadi sebel dengan istilah pembantu), barang di rumah Cibubur belum jelas nasibnya, panic attack yang sukses bikin stress dan bikin kelaparan terus.

Tapi marilah kita kerjakan dengan senyuman dan tetap meluruskan niat untuk hijrah demi masa depan kami sekeluarga yang lebih baik, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Hijrah di jalan Allah, InshaAllah sebagaimana para Sahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.

It was with pleasure that I worked here during these nearly 7 years, very rewarding and interesting years. Walau banyak susahnya juga kok, mulai dari gajian pertama yang bikin shock hiks, teman kantor yang aneh - aneh, walaupun lebih banyak yang baik kok. Kemacetan yang setiap hari bikin sakit kepala. Gado - gado pokoknya, dan alhamdulillah, saya bersyukur untuk tahun - tahun kemarin. 

Perusahaan ini banyak juga kok baiknya. Pertama kalinya saya bisa ke UK dan ke US sampai bolak - balik ya gara - gara kerja disini. Cici pun lahir dibayarin kantor hehe. Dan bisa ke Papua pun ya gara - gara kerja disini. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah.

I will certainly miss the people and friends here, another family of mine. Perasaan yang sama seperti yang saya alami ketika meninggalkan Balikpapan 7 tahun yang lalu, sedih dan senang. Itulah hidup.

Hiks mulai sedih lagi, nanti saja kita sambung lagi, doakan kami ya teman - teman.

As Mark Twain said : twenty years from now you will be more disappointed by the things that  you didn't do than by the ones did you do. So throw off the bowlines, sail away from the safe harbor, catch the trade winds in your sails. Explore, dream, discover.

Hi K city, be nice with us !

NWD - Perjuangan Merdeka ! minus Stevy. Baik - baik ya nanti kalau saya sudah pergi :)

Life in Offshore Papua - Part 1

Postingan edisi nostalgia hehe, parah nih padahal belum juga pergi. Jadi ceritanya perusahaan tempat saya bekerja itu mengelola lapangan gas yang ada di Papua. Saya bekerja office based tapi sesekali pernah ke Papua untuk urusan pekerjaan. Ga jauh - jauh mainannya masih di rig juga. Selalu jadi paling cantik dong secara ga ada yang lain :)

Buat yang penasaran dengan kehidupan di tengah laut sana, silakan ditengok ya.

Jack up rig, difoto jam 5 pagi dalam perjalanan dari hotel Falcon Barge ke rig. Terkadang kalau rig sedang penuh sebagian akan menginap di barge. Tetapi biasanya kita day trip ke rig, udah kaya ngantor aja, berangkat jam 5 pagi dan pulang jam 5 sore, bedanya ga pakai macet, santai - santai di boat


Morning meeting "gendeng" ala Howard, men and woman in black glasses :). Ceritanya ngejailin orang kantor di Jakarta.
sahur di galley, aduh itu pipi tembem banget ya, salah pakai kerudung hehe


ikut nampang jam 5 pagi sebelum naik frog bersama para WSG kawakan : Pakde Gandhi - Pakde Jan, ada juga Drill Eng : Mas Indra

Friday, October 11, 2013

aku kembali ..lagi

Aduh sebetulnya malu nulis postingan berjudul hampir sama :) Tapi ga papa kali ya, kasian juga blog ini kelamaan ditinggal. Baiklah, selama beberapa bulan terakhir ini saya memang sedang sibuk sekali. Sebetulnya bukan sibuk sih ya, tetapi kurang pandai mengatur waktu. 

Kebetulan kerjaan jadi tukang batu memang sedang sangat - sangat menyita waktu, drilling operation mode, standby 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan, 12 hari setahun, haha mulai lebay. Travel bag biru kesayangan selalu siap sedia dibawa pergi : 2 coverall, helm, kacamata, safety shoes, baju tidur 1, perlengkapan mandi, baju sehari - hari 1, buku bacaan, harus siap pergi kapanpun. Cuti ? boleh sih, tapi ya begitulah ;)

Offshore work selalu menarik, walau banyak juga mati gaya dan susahnya. Pulang ke rumah bisa bawa kepiting Babo yang super giant itu, udang Babo yang besar - besar dan super manis, sampai ikan asap Ambon seng tada lawan jo ! Berhubung naik pesawat perusahaan maka tak ada limit bagasi, semua boleh masuk. Tetangga satu cluster dan teman satu lantai InshaAllah kebagian semua. Tetapi kadang mati gaya juga, berhari - hari jadi paling cantik, sinyal HP susah, tidur ga tenang, begadang nyaris 2 hari, dimarahin, lengkap sudah semuanya. C'est la vie.

Alhamdulillah side job juga banyak orderan. Yippieee. Repeat order terus dari client tercinta. Tetapi akhirnya ada yang harus dikorbankan, sementara di tahun ini kami tidak membuka trip untuk keluarga, mohon maaf ya. Bukan ngga mau, tetapi beneran ngga punya waktu. Trip client tercinta ini ngga gampang, bisa puyeng 2 bulan sendiri untuk menyiapkan satu trip. Sudah banyak yang jadi korban, termasuk hilangnya jatah cuti 10 hari yang harusnya untuk berlibur bersama Popo dan Cici. Tetapi katanya rejeki ngga boleh ditolak ya, jadi ya alhamdulillah saja. Selalu senang, my job is better than your holiday. Siap - siap lagi ni buat next project.

Relocation, belum bisa bercerita banyak. Coming soon lah pokoknya, InshaAllah diniatkan untuk beribadah, bertadabur, melihat tanah Allah yang lainnya :)

Oiya, saya punya blog baru lho, namanya tiga di bumi : http://tigadibumi.wordpress.com. Awalnya karena saat di offshore saya terkadang punya banyak waktu luang. Jadi daripada bolak balik ke galley ambil makanan akhirnya terciptalah blog baru keluarga kami. Kenapa buat lagi ya karena Sereleaungu tidak bisa diakses di jaringan internet kantor, akhirnya harus berpuas hati dengan wordpress yang sekarang ada iklannya. Niatnya blog tiga di bumi ini akan menjadi catatan rutin perjalanan keluarga kami. PR nya masih banyak banget, 5 tahun perjalanan bersama harus dituliskan, dan InshaAllah akan terus bertambah, silakan mampir ya.

Pencapaian berikutnya adalah : Diving !. Ya, akhirnya saya dan suami mendaftar untuk Open Water PADI certification di Planet Diving. Niatnya mid September kemarin kami sudah ujian ke laut, tetapi apa daya, harus pending dulu sementara. Mendadak musti ke Papua lagi, disambung training 1 minggu, lama banget pokoknya sampai lupa rasanya ngantor hehe. Mohon maaf ya Mas Yonatan, kami segera hadir minggu depan.

Cici baik hati anak bunda kesayangan semakin menggemaskan, weekend ini Cici akan pentas ballet yang ke 2 di GKJ. Senang melihat Cici makin percaya diri, tunggu liputannya segera minggu ini ya. Sampai jumpa.

Ps : sedang membaca Karl May kesekian kalinya dan tetap jatuh cinta


Monday, June 3, 2013

aku kembali

Akhirnya setelah 35 hari bisa kembali lagi ke sini :)

Standarlah alasannya, SIBUK, padahal sebenarnya bukan sibuk ya, tetapi tidak dapat membagi waktu dengan baik.

Banyak sekali hal yang terjadi memang, mudah - mudahan nanti sempat dituliskan satu persatu disini yak, udah banyak ide sih, tapi sekarang sudah mengantuk sekali , ditulis dulu ah biar ga lupa :
  • 5D4N di Pulau Putri dan Bandung with my fabulous friends from negeri jiran
  • Home visit teman - teman Cici plus kehebohan menyiapkan goodie bag untuk tamu kecil
  • my birthday and his birthday and also our car birthday
  • ladies back on track
  • etcccc banyak ternyata :D
coming soon lah hehe

Sunday, April 28, 2013

busy mode

Been busy for the last 2 weeks, hadeuh ngapain aja sih May ?
Yang pasti tidur < 8 jam, meninggalkan rumah jam 5.30 pagi dan rekor 2 hari tidak bertemu Cici dalam keaadaan hidup eh bangun maksudnya. HP harus stand by terus, ga boleh tuh ada cerita habis batre, ga asik pokoknya.

Too bad, setuju dengan Tante Kembang Bakung, looks like this is a time to move on. My life story not my job title. 

Current operation : continue nemenin satpam di kantor pagi - pagi, 2 days in row :)

Sunday, April 21, 2013

Tak Gendong Kemana - mana


Tak gendong kemana-mana, tak gendong kemana-mana, enak tau

Where are you going? Ok I'm walking
Where are you going? Ok my darling

Lirik di atas adalah kutipan lagu Alm. Mbah Surip yang sempat populer beberapa tahun yang lalu. Begitulah kira - kira salah satu bentuk hubungan saya dan putri saya Cici. Tak gendong kemana-mana.

Tahun 2011, ketika saya memutuskan untuk kembali menekuni hobby mendaki gunung, maka pilihan satu - satunya adalah mengajak putri saya kemana - mana. Kebetulan suami saya mempunyai hobby yang sama, jadi bisa dipastikan kami akan selalu pergi bersama. Rasanya tidak tega meninggalkan Cici di rumah sedangkan kami bersenang - senang. Mengajak Cici adalah pilihan yang terbaik.

Selanjutnya karena Cici belum bisa berjalan maka harus ada yang menggendong. Siapakah dia yang beruntung ? tentu saya :) Entah kenapa Cici lebih menyukai saya yang menggendongnya, mungkin karena gendut, lebih empuk hehe.

srikandi penggendong bayi, tak gendong kemana - mana
Gunung Rinjani, Juli 2011
Jadi komposisi di ataslah yang lazim terjadi bila kami naik gunung, saya menggendong Cici di belakang sambil membawa daypack kecil di depan. Sedangkan suami saya akan membawa carrier besar berisi perlengkapan kami bertiga.

Berapa berat Cici ? lumayan kok, tahun 2011 ketika kami naik Rinjani beratnya 12.5 kg saja. Tahun kemarin ketika kami naik Kerinci sudah 15 kg. Cukup sebagai alasan untuk pijat refleksi sepulang naik gunung :). 

Foto ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: 

Selamat hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia, maju terus pantang mundur

Wednesday, April 17, 2013

BP Adventure Community Goes Live

Alhamdulillah

Akhirnya resmi berdiri juga, hari Senin 15 April kemarin booth kami hadir di BP Sports Expo. Paling sederhana mungkin dibandingkan booth booth lainnya, minim prestasi tapi yang pasti kami punya segudang cita - cita dan impian.

Senang sekali melihat lebih dari 60 orang mendaftar di form registrasi, senang melihat Bapak - Bapak eks Kapala antusias dan ingin bergabung juga.

Selamat bergabung, demi Tuhan, Bangsa dan JALAN - JALAN ! See you next month, first trip to Gunung Gede.





Monday, April 15, 2013

Ada Lagi Yang Baru

Lama - lama saya bisa menganggap ini sebagai ritual yang harus dilakukan bila saya bekerja di perusahaan baru. Setelah TOMAHAWK maka sekarang ada ini :


BP Adventure Community goes live starting from tomorrow.

Semoga saja ritual ini berulang juga dengan step berikutnya :D

Thursday, April 11, 2013

Jalan - Jalan Seru ke Belitong


Salam kenal dari Bunda May dan Cici, kali ini kami mau bercerita mengenai jalan - jalan seru Cici ke Belitung. Cici suka sekali jalan - jalan, apalagi kalau ramai - ramai seperti kali ini.

Bulan Januari lalu kami jalan - jalan ke Belitung. Nah Belitung itu adalah sebuah pulau kecil yang berada di utara pulau Sumatra. Kami naik pesawat dari Jakarta, sebentar saja, tidak sampai 45 menit sudah tiba. Kali ini  rombongan kami banyak, ada 5 keluarga plus 1 Om, jadi totalnya ada 11 orang dewasa dan 8 anak - anak. Liburan kali ini pasti seru.

Pagi - pagi sekali kami sudah berkumpul di bandara Soekarno Hatta. Hampir semua anak kecil kostumnya masih baju tidur :D. Tadinya Cici masih mengantuk, tetapi langsung hilang kantuknya waktu bertemu dengan Kakak Djena dan Kakak Lea. Asik sekali main bersama mereka.

Jam 7.30 pagi kami sudah mendarat di Belitung. Bandaranya kecil lho, sampai - sampai kami bisa berlari - lari di lintasan pesawat. 

Perkenalkan, ini Cici - Kakak Djena dan Kakak Lea
Dari bandara kami langsung ke hotel tempat kami menginap. Hotel Martani namanya. Ini hotel yang pertama kali berdiri di Belitung. Bangunannya masih bangunan tua, tapi semuanya masih terawat. Setelah menaruh tas kami langsung pergi lagi. Kami mau sarapan Mie Belitung Atep yang terkenal itu. Pas sekali, kebetulan Cici sudah lapar.

Warung mie-nya sederhana saja, dan saat itu memang sedang ramai sekali. Akhirnya kami dipersilakan duduk di dalam, masuk ke dalam rumah. Lucu ya, serasa makan di rumah Nenek jadinya. Mie Atep itu rasanya enak sekali. Kuahnya kental dan ada udangnya. Semua suka, sampai - sampai banyak yang tambah lagi. Cici juga mencoba minuman khas Belitung yang terkenal, Es Jeruk Kunci namanya. Segar, sampai - sampai semua juga minta tambah lagi. Rombongan kami memang gembul.

Es Jeruk yang segar dan Mie Belitung yang enak
Setelah perut kenyang, tujuan kami berikutnya adalah PANTAI. Hore semua senang, ini dia yang ditunggu - tunggu. Hari ini kami bermain di Pantai Tanjung Tinggi. Pantai yang batunya besar - besar. Ini adalah tempat yang digunakan untuk syuting film Laskar Pelangi. Itu lho yang ada Ikal dan teman - teman loncat dari batu besar. Pantainya asikkk sekali, ombaknya tidak besar, dan pasirnya halus. Cici dan teman - teman bebas berenang tanpa khawatir terbawa arus. Oiya, bermain pasir disini seru sekali lho. Cici membuat istana pasir dibantu oleh kakak - kakak. 

main pasir itu menyenangkan
Sebetulnya belum puas bermain pasir, tetapi Bunda mengajak makan siang dulu. Akhirnya bermainnya berhenti dulu, kebetulan sih, Cici sebenarnya sudah lapar. Ternyata sesudah makan siang lebih seru, kami pindah pantai dan kali ini pantainya panjang sekali. Pasirnya lebih halus tetapi lebih hitam. Om penjaga pantainya juga baik hati, kami boleh meminjam perahu kayak mereka. Asiknya lagi, ternyata laut yang ini juga dangkal. Jadi Bunda memperbolehkan Cici berenang ke tengah bersama kakak - kakak. Cici juga sempat mencoba naik kayak bersama Bunda, tetapi lebih asik berenang. Kakak Abi dan Kakak Jojo sih lebih suka bermain kayak, dan mereka berani sekali, berdua saja naik kayak ke tengah laut. Nanti kalau Cici sudah besar pasti Cici juga berani seperti mereka.

Kakak Abi dan Kakak Jojo bermain kayak sampai ke tengah laut
Hari ini seru sekali, sampai - sampai tidak terasa sudah sore. Setelah mandi kami pulang ke hotel. Cici sudah lelah, sampai ketiduran di mobil. Kakak Djena juga ikut ketiduran. Kami jadi tidak ikut makan duren. Tidak apa - apa, besok pasti petualangannya lebih seru lagi, durennya juga pasti ada lagi.

Hari ke 2 di Belitung adalah hari petualangan yang juga seru. Pagi - pagi sekali kami sudah bangun. Menurut Bunda, hari ini kita akan melihat sekolahnya Ikal, sekolah yang ada di film Laskar Pelangi. Para Om dan Tante dari pagi sudah siap berangkat, mereka bahkan sempat jalan - jalan dulu ke pasar, minum kopi di warung. Anak - anak bermain di hotel saja, Cici belajar membuat pesawat kertas bersama kakak - kakak.

pesawat kertasnya pakai nama, bagus kan
Ternyata perjalanan ke sekolah Kakak Ikal cukup jauh, kami bahkan sempat ketiduran. Sekitar jam 10 siang kami baru tiba di Kampung Gantong. Panas terik sekali. Tetapi halaman sekolahnya menyenangkan, luas sekali. Menurut om supir, sekolah ini bukan sekolah yang sebenarnya. Sekolah yang asli sudah rubuh. Tetapi bentuknya tidak jauh berbeda. Menyedihkan melihatnya, dindingnya dari papan dan bolong - bolong. Di dalam kelas berantakan, kursinyapun banyak yang patah. Untunglah sekarang teman - teman di Gantong punya sekolah baru yang jauhh lebih bagus. Alhamdulillah.

Cici bersama teman - teman di depan SD Laskar Pelangi
Puas bermain di sekolah akhirnya kami ke pantai lagi. Asikkk, semua senang ketika Bunda bilang kita akan ke pantai lagi. Kali ini nama pantainya Tanjung Kelayang. Pasirnya juga putih dan halus, sayangnya ombaknya lumayan tinggi. Untung Bunda masih memperbolehkan Cici berenang, asal dekat kakak - kakak. Di pantai ini kami main pasir lagi, kali ini lebih seru. Kakak Abi mengajarkan cara membuat bendungan dan kolam air. Caranya dengan menggali pasir yang dalam, lalu tunggu saja, nanti kolam ini akan terisi air. Menyenangkan ya.

siap - siap membuat kolam pasir
Hari ini lagi - lagi Cici ketiduran di mobil sehingga tidak makan malam. Padahal Cici lapar sekali. Lagi - lagi Cici juga tidak ikut makan duren.

Hari ketiga adalah hari yang paling seru. Cici jalan - jalan ke pulau naik perahu, kata Bunda istilahnya island hopping. Ada dua perahu kayu, dan anak - anak berkumpul di perahu yang besar. Tidak semua sih, Kakak Jojo dan Kakak Abi memilih perahu yang kecil.

Sebelum naik perahu kami harus memakai pelampung, memakai sun block dan juga berolahraga kecil. Kata Popo agar tidak kram nanti ketika bermain air. Cici menurut saja, lagipula seru, ramai - ramai berolahraga seperti di sekolah, biar sehat.

Kakak Lea sedang dipakaikan sun block agar tidak terbakar kulitnya
Naik kapal itu ternyata seru sekali, ombaknya besar, seperti naik kora - kora jadinya. Pulau pertama kami namanya Pulau Lengkuas, nah di pulau ini ada sebuah mercu suar tua yang cantik. Kami ramai - ramai naik ke atas, 17 lantai seluruhnya. Sebenarnya cape, tapi karena beramai - ramai jadi tidak terasa. Di setiap lantai ada jendela kaca, dan kita bisa melihat pemandangan di luar. Cici paling suka lantai paling atas, disana kita bisa berjalan keluar, ada tempat kecil seperti balkon. Disini tempatnya kalau mau foto yang keren.

Cici di lantai paling atas Mercusuar Pulau Lengkuas
Setelah mercusuar sekarang saatnya bermain di pantai. Pantai lagi ? Iya, Cici dan teman - teman suka sekali pantai di Belitung. Hari ini kakak - kakak dan orang dewasa mau snorkeling. Cici belum bisa, Cici mau melihat saja bagaimana caranya snorkeling. Sepertinya seru.

Kakak Djena dan Bapak sedang snorkeling
Untuk snorkeling kita harus menggunakan masker dan snorkel. Peralatan ini akan membantu kita untuk bernafas di dalam air. Sepertinya memang tidak susah ya. Bunda bilang kuncinya adalah tenang dan tidak panik, kemudian bernafasnya menggunakan mulut. Hmm sepertinya mudah ya, Cici latihan dulu deh. Cici juga ingin melihat ikan - ikan yang ada di bawah laut. Menurut Bunda ikannya banyak sekali dan cantik - cantik.

ini namanya sekolah ikan hehe
Setelah makan siang kami naik perahu lagi, kali ini snorkeling lagi tetapi di tengah laut. Wah Cici jadi tambah kepengen. Senang melihat kakak - kakak bisa snorkeling. Cici kali ini melihat saja di perahu. 

Menjelang sore kami naik perahu lagi ke Pulau Burung, hehe lucu ya namanya. Dinamakan demikian karena disini ada batu yang berbentuk burung. Di sini juga seru, Cici bebas berenang karena airnya tenang sekali, seperti di kolam. Pasirnya juga putih sekali, kalau boleh sih Cici ingin tinggal disini, biar bisa main pasir setiap hari.

Sedang seru - serunya bermain Cici dipanggil Bunda, ternyata kami mau pindah pulau lagi. Aduh kenapa pindah - pindah terus ya. Tetapi kata Bunda di pulau berikutnya ada bintang laut yang besar sekali. Cici pasti suka. Mr. Patrick.

Pulau yang dimaksud Bunda namanya Pulau Pasir. Pulaunya kecil dan hanya muncul ketika air surut. Jadi datangnya harus sore - sore. Nah pulau ini jadi terkenal karena banyak terdapat Mr. Patrick eh bintang laut yang besar. Kita boleh bermain dengan bintang laut ini, tetapi jangan lama - lama, kalau kelamaan nanti bintang lautnya mati. 

Bunda ternyata benar, pulau ini asik sekali. Airnya juga tenang. Cici dan Kakak Lea asik mengumpulkan kerang yang cantik - cantik. Kakak Jojo malah asik berpose dengan Mr. Patrick.

Kakak Jojo dan Mr. Patrick di Pulau Pasir
Tetapi liburan harus berakhir. Kalau boleh memilih pasti Cici ingin tetap liburan, tetapi nanti harus bolos sekolah, ngga seru juga ah. Cici suka sekolah.

Terimakasih Bunda dan Popo untuk liburan kemarin. Ajak - ajak Cici ya kalau Kakak Keke dan Kakak Nai mau liburan ke Belitung. Cici dengan senang hati menemani. Sampai bertemu di liburan berikutnya ya :)

sampai bertemu lagi teman - teman

ps : Bunda May dan Cici mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kakak Nai dan Bunda Chi, semoga bahagia selalu.

Tuesday, April 9, 2013

Cerita di Balik Noda : Semangkuk Sup Hangat dari Ibu Indonesia

Anak - anak adalah sumber kebijaksanaan hidup yang tidak pernah kering. Kenakalan mereka adalah kilau emas dan kepolosan mereka adalah mentari pagi yang menghangatkan # Fira Basuki
Fira Basuki adalah salah seorang penulis novel favorit saya. Buku - bukunya selalu menginspirasi. Trilogi Jendela - Jendela, Pintu dan Atap menemani perjalanan hidup saya sebagai seorang mahasiswa. Brownies dan Biru menjadi sahabat setia ketika saya harus pergi meninggalkan rumah, bekerja dan mandiri. Tak disangka saat ini Fira hadir kembali, menginspirasi hidup saya sebagai seorang istri dan ibu melalui buku terbarunya : Cerita di Balik Noda - 42 kisah inspirasi jiwa.

Untuk para Ibu di Indonesia. Berani kotor itu baik.

Fira Basuki mengembangkan dan menuliskan kembali 38 cerita yang ditulis oleh para peserta lomba menulis bertema "Cerita di Balik Noda" yang diadakan oleh Rinso Indonesia melalui Facebook. Sedangkan Fira sendiri menuliskan 4 cerita dengan tema yang sama, sehingga total ada 42 cerita di buku ini.

Seperti biasa gaya bahasa Fira sangat menarik, sederhana, lugas dan tidak membosankan. Membaca cerita - cerita di buku ini seperti membaca Chicken Soup for the Soul rasa Indonesia. Tema yang sederhana ternyata bisa menghasilkan banyak cerita yang menginspirasi. 

Dari buku ini pula saya belajar bagaimana seorang penulis yang baik memilih judul untuk sebuah cerita. Saya perhatikan  bahwa hampir semua judul cerita di buku ini dituliskan kembali oleh Fira menjadi lebih sederhana tetapi sekaligus lebih menarik. Misalnya cerita berjudul Koki Cilik ternyata memiliki judul asli yang panjang : "This is it! Kue Lumpur ala Chef Annisa Queen". Bagi saya judul Koki Cilik memang terasa lebih menggigit4 jempol untuk Fira.

Ada cerita apa saja di dalamnya ? Banyak sekali. Semuanya bermuara kepada hubungan ibu (perempuan) dan anak. Cerita favorit saya adalah cerita di halaman 221 yang berjudul Si Kaya dan Si Miskin. Cerita ini dikembangkan dari tulisan Donny Abidin yang berjudul Baju Si Kaya dan Si Miskin

Sheva adalah murid kelas dua Sekolah Dasar di sekolah favorit. Ia berasal dari keluarga miskin, kedua orang tuanya bekerja keras agar Sheva mendapat pendidikan yang terbaik. Dengan gaji pas-pasan orang tua Sheva menabung dan mendaftarkan Sheva ke sekolah terbaik di kota tempat tinggal mereka. Sheva sering menjadi bahan ledekan karena hanya memiliki 1 sepatu, 1 tas murahan, tidak memiliki telpon genggam bahkan karena Sheva pulang dan pergi sekolah tanpa sopir. Terkadang Sheva mengeluh terhadap Ibunya tetapi sang Ibu yang baik hati  bisa menjawab dengan bijak.

Ibu
"Mereka hanya bercanda Sheva. Biarkan saja, suatu hari kamu akan memiliki benda yang lebih bagus daripada punya temanmu. Menurut Ibu, bajumu jauh lebih bagus daripada milik teman - temanmu. Lebih putih, karena Ibu selalu mencucinya sendiri dengan benar."
Sheva
"Ibuku selalu punya cara untuk menghiburku. Tapi mengenai baju, Ibu benar. Kalau aku perhatikan, bajuku lebih putih dibandingkan punya teman-temanku. Mungkin karena ibuku mencucinya sendiri dengan hati. Sementara teman - temanku menyerahkan cucian mereka kepada pembantu. Entahlah."
Ketika membaca paragraf di atas saya tersentil. Kebetulan ketika membaca cerita ini saya sedang dalam perjalanan ke kantor di pagi hari. Saya langsung teringat pada Cici - putri saya yang berusia 3.5 tahun, saat ini ia berada di rumah bersama asisten rumah tangga kami. Berdua saja di rumah, sedangkan saya dan suami seharian penuh bekerja. Sesaat saya merasa sedih. Apakah saya sudah menyayangi Cici dengan hati ? 

Paragraf - paragraf berikutnya menyadarkan saya. Diceritakan bahwa Cindy - anak orang kaya teman Sheva ternyata tidak bahagia. Menurut Cindy, mamanya kerja seharian, dan mamanya selalu galak, suka marah - marah kalau di rumah. Sampai - sampai Cindy ketakutan ketika seragam sekolahnya kotor karena Cindy jatuh di genangan air. Beruntung ada Sheva yang mau membantu mencucikan seragam sekolah Cindy agar ia tidak kena marah mamanya. Akhir cerita yang menyenangkan, setelah kejadian tersebut akhirnya Cindy meminta Sheva menjadi temannya. Semuanya bisa terjadi karena cinta Ibu Sheva, ibu yang selalu melakukan segala sesuatu dengan cinta. Menurut Ibu Sheva, Cindy bisa memiliki benda - benda yang indah, tapi pada akhirnya Cindy memerlukan kasih sayang ibunya dan semua orang. Setuju sekali.

Ketika menutup lembaran terakhir buku ini saya berjanji untuk belajar menjadi seorang ibu yang menyayangi dengan hati dan melakukan segala sesuatunya dengan cinta. Seperti Ibu Sheva. Walaupun bekerja di luar rumah saya akan berusaha, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Bekerja bukan berarti menghilangkan kewajiban kita sebagai Ibu. Terimakasih Cindy dan Sheva, cerita kalian menginspirasi.

Akhirnya lagi - lagi saya saya sependapat dengan Fira, anak - anak adalah sumber kebijaksanaan hidup. Pikiran dan jiwa anak - anak sesungguhnya adalah guru kehidupan yang terbaik. Selalu ada hikmah di balik noda. 

Terimakasih Ibu, terimakasih untuk semangkuk sup yang menghangatkan jiwa. Supnya tumpah ! Tidak mengapa, berani kotor itu baik Ibu.

# Ulas Buku Rinso : Buku Cerita Di Balik Noda dan Berani Kotor itu Baik  

Judul Buku        : Cerita di Balik Noda - 42 kisah inspirasi jiwa
Penulis              : Fira Basuki
Penerbit            : Kepustakaan Populer Gramedia

Monday, April 8, 2013

[Camp Site] Bumi Perkemahan Sukamantri

Long weekend akhir Maret kemarin kita camping lagi lho. Hanya bertiga saja : Popo, Bunda dan Cici. Benar - benar camping tanpa rencana. Seharusnya kan 630 ada trip ke Ujung Kulon, tetapi last minutes dibatalkan karena beberapa hal. Ganti tempat ke Pulau Tidung dan gagal juga karena serba ngga jelas, saya harus berada di dekat - dekat Jakarta, ada koneksi internet super cepat dan alasan utamanya karena semua hotel di Tidung full, jadi malas juga akhirnya. Ganti lagi rencananya road trip napak tilas ulang tahun Cici yang pertama, eh ternyata gagal juga karena drivernya sakit. Hehe maafkan ya teman - teman, akhirnya long weekend kemarin kita gagal pergi bersama.

Tetapi sabtu pagi 30 Maret kemarin mendadak Popo sehat dan pagi - pagi langsung mengajak camping ke Sukamantri. Berangkatlah kita. Packing secepatnya dan let's go. Karena ngga pakai persiapan akhirnya belanjanya pun di Indomaret, seadanya saja, toh hanya satu malam menginap.

Dari Cibubur jam 8 pagi dan jam 10 baru tiba di Bogor (belanjanya kelamaan hehe). Ngantri dulu di Roti Unyil 1 jam plus makan di dapur sosis. Menuju Sukamantri dan ternyata macet. Banyak sekali mobil yang hendak menuju Warso Farm dan The Jungle. Makan siang dulu di warteg dekat Taman Sari dan langsung naik ke atas. Jam 1 siang tiba di lokasi, adem.

Sukamantri merupakan kawasan milik Perhutani yang dijadikan area perkemahan umum sejak tahun 1980-an. Terletak di Desa Taman Sari, Kecamatan Ciapus, Kabupaten Bogor. Jarak dari pusat kota Bogor sekitar 10 km, ikuti saja Jalan Kapten Maulana Yusuf menuju ke arah Ciapus. Di ujung Desa Sukamantri ada jalan menuju bumi perkemahan, sekitar 3 km jalan aspal dan sisa 2 km-nya jalan berbatu ketika sudah memasuki area hutan pinus. Tidak diperlukan mobil bergardan ganda, hampir semua mobil bisa lewat, kecuali sedan ya :)

Luas bumi perkemahan ini kurang lebih 5 hektar, konturnya bergelombang dengan ketinggian rata-rata 800 m di atas permukaan laut, sama dengan Bandung ya. Terletak di lereng Gunung Salak dan hutannya cukup lebat, dikelilingi tanaman berkayu keras seperti Agatis, Rasamala dan juga Pinus. Masih banyak terdapat monyet, berbagai jenis burung, alami.

Fasilitasnya sangat sederhana tetapi cukup menurut saya. Warung yang menjual keperluan dasar seperti minuman, air mineral, rokok, mie instant dan kadang - kadang gorengan. Ada juga musholla sederhana dan juga toilet dengan air bersih dari pegunungan yang terus mengalir. Toiletnya juga cukup bersih, tidak berbau pesing, karena disini air memang melimpah. 

Memasuki pintu gerbang Sukamantri kita harus membayar tiket masuk, pos-nya di kiri jalan sebelum warung. 1 mobil berisi 3 orang menginap 1 malam cukup 30 ribu saja. Murah bukan. 

Area perkemahan di dekat gerbang penuh, mungkin karena view disini paling bagus, pemandangan Kota Bogor. Akhirnya kami memilih satu punggungan di atas musholla, areanya  terbuka, cukup tinggi, dekat mata air dan juga dekat parkiran mobil. 

Ternyata disana kami malah bertemu tetangga satu cluster, Pak Numan namanya. Beliau memang kami dengar sedang berkemah sejak Jumat kemarin di sini, tapi rencananya hanya 1 hari, ternyata malah diperpanjang dan akhirnya kami ada teman camping.

Sepertinya hujan mau turun, kami bergegas menurunkan barang dan mendirikan tenda. Bertiga saja, saya, Popo dan Cici. Seru juga pasang tenda bertiga, dan senang melihat Cici mau ikut membantu.

kerja bakti mendirikan tenda
tendanya sudah selesai
Setelah tenda rapih kami sempatkan berjalan - jalan, hujan rintik - rintik turun sebentar, setelah itu nyaman sekali. Tujuan pertama adalah tenda di dekat pintu gerbang, kami duduk - duduk sebentar di sana dan mengobrol dengan Ibu pemilik warung. Di sekitar warung mulai padat, banyak sekali yang memasang tenda disana.

Setelah dari warung kami berjalan melewati toilet dan sumber air. Ada musholla sederhana, sumber air berupa bak besar yang airnya terus mengalir. Cici senang sekali melihatnya, sepanjang jalan Cici bernyanyi Naik - naik ke puncak gunung.

berjalan - jalan dengan semangat
Menjelang sore kami duduk - duduk di sekitar tenda, segar sekali. Pak Numan sudah bangun dari tidur siangnya dan Popo mengobrol di tenda Pak Numan. Saya dan Cici menyiapkan menu makan malam, sederhana saja : nasi, sop sayur, mie goreng dan dadar telur..enakkk :) Selepas Maghrib makanan sudah siap dan 1 piring kami antarkan ke tenda Pak Numan. Hujan mulai turun, dan senang sekali kami sudah di dalam tenda yang hangat sambil makan malam.

Satu malam berlalu, dinginnya pas, hangatnya pas. Pagi hari yang cerah dan sejuk. Saya dan Cici turun ke sumber air untuk buang air kecil, cuci muka dan mencuci piring. Segar sekali airnya. Setelah piring bersih saatnya memasak sarapan. Apa ya menu kali ini ?

Breakfast menu : Egg Sandwich with Ham Cheese
Menunya bikin gendut, sesekali di gunung boleh lah ya. Sandwich dengan telur, sayuran dan ham cheese. Tanpa seasoning karena memang tidak bawa, cukup pakai salted butter saja. Hasilnya : nyam nyam, enak juga ternyata. Popo dan Cici sampai rebutan.

Nyam nyam, enak 
Setelah beres acara sarapan kami membongkar tenda. Cici duduk manis bersama Uwa Numan, piknik bersama ceritanya. Akhirnya selesai sudah acara camping 1 hari, sekarang saatnya pulang. Singkat sekali memang, kapan - kapan kita camping lagi ya.

Piknik bersama Uwa Numan
Bumi Perkemahan Sukamantri, Bogor

Tempat yang tepat dan asik untuk memperkenalkan anak - anak dengan suasana camping, tidak terlalu dingin dan tempatnya tidak spooky. Tempatnya masih alami, kamar mandi umum cukup bersih, air bersih tersedia, juga warung sederhana. Sebaiknya membawa perlengkapan berkemah lengkap dan bahan makanan. My rate : 8 (scale of 10).

All photos were taken by my husband - Helmy Noermawan and I. Credit is required if you want to use those in yours. Thank you.