Pages

Sunday, December 8, 2013

Padi Open Water Course - Pulau Sepa

Sabtu, 30 November 2013
Tibalah hari yang dinanti hehe. Jam 5 pagi kami sudah meninggalkan rumah menuju Bintaro, mengantarkan Cici ke rumah teman kami - Neneng dan Hendrig. Jam 6 dari Bintaro, nyasar - nyasar dan alhamdulillah jam 7.15 kami sudah tiba di dermaga 19 di Marina Ancol, dermaga Pulau Sepa. Ramai sekali, banyak sekali rombongan yang akan berangkat ke Sepa, mulai dari rombongan divers temannya Mas Yonatan sampai rombongan Ibu - Ibu yang ternyata sedang reunian.

Dermaga 19 - Pulau Sepa di Marina Ancol
Jam 8 kapal berangkat dan jam 10 pas tiba di Sepa. Sepanjang jalan sukses tidur, enak banget angin sepoi - sepoi. Pulau Sepa sendiri mirip - mirip Pulau Putri ya, banyak pohonnya, sejuk. Lautnya biru tosca, bersih dan ademmm sekali nampaknya.

dermaga Pulau Sepa, adem lihat lautnya biru tosca
Saya dan Helmy dapat kamar Gurita 1, sedangkan Wahyu di Flipper. Kali ini bertambah dua lagi siswa, ada Enrico dan Josua. Total kami berlima plus Mas Yonatan sang instruktur.Kamar Gurita ini lucu, tidak ada dipan. Jadi bagian kasurnya ditinggikan dengan meninggikan lantai. Not bad lah, yang penting bersih, kamar mandinya juga ok, airnya payau tapi lumayan fresh juga. AC juga dingin, ada TV. Overall ok, jauh lebih bagus daripada kamar di Pulau Putri, walau sedikit lebih kecil.

Gurita 1
Ga pakai lama, jam 10.30 kami sudah siap di dermaga. Sudah pakai wet suit dan langsung set BCD, tabung dan regulator. Di dive pertama ini kami akan menyelam di sekitar dermaga, turun sampai 5 meter dan langsung knowledge review hehe. Dalam hati saya berjanji ga boleh panik, harus bisa..tenang aja, ga sampai makan siang udah selesai dan ini kan hanya 5 meter, sama kaya di kolam. Dive ke - 2 dan seterusnya harusnya udah santai.Selain kami berenam ada juga Mas Agus, beliau adalah instruktur dari Pulau Sepa, ikut bantuin Mas Yonatan untuk dive pertama ini. 

Full team minus Josua : May - Helmy - Mas Yonatan - Wahyu - Enrico
Selesai set BCD dan cek cek kami turun ke laut, ternyata lebih asik ya, visibility bagus, dan ternyata airnya ga seasin yang saya perkirakan. Turun, equalize, semua ok. Di awal kami belajar yang namanya CESA (Control Emergency Swimming Ascend), nah CESA ini adalah simulasi kalau seorang diver kehabisan oksigen dan jauh dari buddy. Tidak terlalu susah, semua lancar.

Setelah CESA kami turun lagi dan skill pertama adalah regulator recovery. Mas Yonatan seperti biasa memberi contoh dan satu persatu kami mencobanya. Saya kebagian terakhir karena posisi paling kiri, dan sebetulnya saya PD pasti bisa. Entah kenapa lagi - lagi ga bener pasang regulator, keburu pencet, air masuk, panik dan sukses naik ke atas. Duh sebel banget, karena sebenarnya di kolam kan udah bisa. Setelah nyoba beberapa kali di surface saya turun lagi, ulang lagi dan berhasil. Selanjutnya mencoba pakai octopus juga lancar. 

Panik attack berikutnya adalah mask clearing, entah kenapa saya ga berhasil membersihkan air di dalam masker, dan standar kepanikan adalah pengen naik ke atas yang saya tahu bahwa itu sebenarnya ga boleh dan berbahaya sekali. Untungnya Mas Yonatan dan Mas Agus buru - buru menahan, saya coba naik dan ditahan lagi, aduhh putus asa jadinya, air di masker udah banyak banget, ga kerasa udah banyak banget yang kehirup. Yang ada di kepala saya saat itu adalah pengen naik ke atas, dan udahan aja deh, ga jadi diving hehe. Mas Yonatan mencoba menenangkan saya, saya disuruh tarik nafas panjang dan kemudian disuruh mencoba membersihkan air di masker. Alhamdulillah berhasil, lega sekali. Mask replacement pun ok, alhamdulillah.

Tidak terasa 50 menit sudah, kami diajak bergerak menjauh ke air yang lebih dangkal, safety stop dan kemudian naik ke permukaan. Subhanallah, pengalaman pertama diving yang sesungguhnya, lega sekali rasanya. 

Setelah makan siang kami naik boat menuju pulau Tongkeng, kurang lebih 15 menit saja dari Pulau Sepa. Pulau ini adalah pulau pribadi milik Setiawan Djodi, hebat ya..bisa punya pulau hehe. Kali ini kami mencoba turun sambil back roll dari boat, asik banget ternyata. Dive ke 2 ini kami akan mencoba menyelam sampai 12 meter sambil praktek bouyancy. Awal awal masker saya lagi - lagi bermasalah, sampai akhirnya Mas Yonatan menawarkan untuk tukaran masker, dan ternyata memang beda harga beda kualitas. Maskernya enak banget. Dive ke 2 ini lancar dan menyenangkan, awal awal saya sempat kesulitan menjaga neutral bouyancy, bolak balik ngembangin - kempesin BCD, tapi akhirnya lancar...asikkk. Teman - teman lain juga sempat kesulitan di awal, Wahyu bahkan sampai naik ke surface :D

after dive Pulau Tongkeng
Besok paginya kami sudah siap - siap lagi, jam 8 pagi kami naik boat menuju Pulau Papa Theo, disini ada ship wreck. Kebayang pasti bagus. Dive ke-3 dan kami akan mencoba turun sampai 18 meter..wow gimana ya rasanya. Selain kami ber-6 kali ini ada rombongan lain yang juga sedang ujian open water dan 2 ibu-ibu yang akan fun dive. Di bawah berasa penuh, sampai bingung cari teman, semua hampir mirip. Visibility bagus sekali, ship wreck keren dan 18 meter itu sesuatu. Makin dalam, pressure bertambah dan nafas bertambah berat. Sesaat saya sempat merasa kehabisan udara. Sampai di atas Helmy sempat muntah, Enrico mimisan parah, mabok semua hehe.

siap - siap dive 3 - Pulau Papa Theo : Helmy - Mas Yonatan - May - Wahyu
jam terbang 3x dive versus > 4 kali ngereset dive com or at least > 4000x dive
Kembali ke Sepa dan kami duduk - duduk di dermaga sambil surface interval. Dive ke 4 ini udah pada malas, tadi pagi kayanya udah puncaknya. Pengennya kalau boleh ngabur hehe, untung kebagian satu tim kompak, Mas Yonatan juga asik orangnya. Ga kebayang kalau ikut di tetangga sebelah ujiannya :p

Dive terakhir ini agak menyebalkan, kami dive di sekitar dermaga. Sebetulnya ga banyak yang dilihat karena pasir semua. Visibility kacau dan disini bouyancy saya parah banget. Helmy sampai BT haha. Bolak balik narik saya yang bolak balik turun naik. Tapi ya memang susah saudara, ga keliatan apa - apa karena yang lainnya juga sibuk main pasir.

Jam 12.30 selesai semuanya, InshaAllah kami semua lulus, tinggal ujian tertulis saja. Makan siang, packing dan jam 2 kami pulang ke Jakarta.

Rasanya lega sekali, underwater world itu menakjubkan ya. For sure will be back soon. Terimakasih untuk Helmy dan Wahyu yang sudah menemani, juga Enrico dan Josua teman senasib di pulau. Big thanks untuk Mas Yonatan yang super sabar, cool dan asik, very recommended instructor

Go deeper underwater !

nyaris certified PADI Open Water Divers :)
PR : nurunin berat badan, yoga, nabung beli BCD, regulator dan dive trip :D

5 comments:

  1. ahh serunya mbak, semoga suatu saat aku juga bisa merasakannya, tapii... aku enggak bisa berenang hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga musti bisa berenang kok Mba...ayo dicoba, di Gorontalo banyak spot bagus untuk diving, semoga aku bisa kesana nanti :)

      Delete
  2. Welcome to the club May ;-)
    Senang baca ceritanya. Temenku orang belanda, pertama kali diving umur 50an...hehehe.
    Diving bareng yuuuk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Mba..iya seneng banget deh akhirnya kesampaian juga bisa belajar diving.
      Lombok ? kita cek cek air asia murah dulu ya..mau banget diving di Lombok

      Delete
  3. thunder titanium lights - TI Global Technology
    The latest titanium straightener design of the titanium money clip thunder-tennis. The tumbling percussion element titanium rings is comprised of titanium curling wand a percussion element, while titanium aftershokz the percussion element is

    ReplyDelete