Pages

Saturday, December 15, 2012

5 cm

Weekend ini ke mall lagi, ngga papa deh, setelah sebelumnya puasa ke mall berbulan - bulan. Tujuannya nonton film lagi, 5 cm yang diputar perdana 12 Desember kemarin. Yang konon bikin heboh, yang dibilang filmnya pendaki gunung, sampai - sampai timeline Facebook saya di tanggal 12 kemarin dipenuhi komentar mengenai film ini. Sepertinya semua orang penasaran dan ingin segera nonton.

Penasarankah saya ? hmm sebenarnya tidak juga, saya sudah pernah baca bukunya beberapa tahun yang lalu. Buku bagus tapi ya begitu saja. Setelah membacanya tidak ada kesan yang tertinggal. Bagi saya buku yang bagus harus meninggalkan kesan, harus ada sesuatu yang bisa diingat. Tapi apa daya, mantan pacar pengen nonton, mari kita menonton kalau begitu.


Promosi film ini heboh sekali ya, dan terus terang melihat siapa di balik layarnya ya wajar saja. Marketing yang baik, bertabur bintang yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik, sutradara terkenal, tempat syuting yang memang menawan. Seharusnya film ini menjadi sangat menarik tapi mohon maaf sepertinya film ini kurang berhasil, dan tebakan saya benar, jalan ceritanya kurang kuat, sama seperti novel-nya. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Mas Donny Dhirgantoro, karena sebetulnya siapa sih saya..tetapi keluar dari bioskop tadi saya tidak merasakan apa - apa. Tidak ada kesan tertinggal.

Rizal Mantovani sutradara cerdas, film ini sangatttttttttt indah. Sudut sudut pengambilan gambarnya keren, jempolan. Rizal sukses menampilkan Semeru yang cantik. Pasti dalam waktu dekat jumlah pendaki di Semeru akan meningkat tajam. Jalur pendakiannya, Ranu Kumbolo, Arcopodo, semua cantik, tergambarkan dengan sangat baik. Tapi memang karena jalan ceritanya kurang kuat, film ini jadi kurang memiliki jiwa. Banyak adegan yang sepertinya bertujuan membangkitkan rasa haru penonton yang tidak berhasil. Contohnya adegan upacara 17-an di Puncak Semeru, kok saya..juga suami tidak merasakan keharuan yang sama ya. Entah kenapa, mungkin kami saja yang merasa begitu.

Tentang mendaki gunungnya juga sepertinya banyak adegan kurang pas. Beberapa teman yang pernah juga ke Semeru protes, mulai dari adegan summit attack yang terlalu lebay, sampai poster film ini yang memperlihatkan para pemain memegang tali mendaki lereng. Kayanya Semeru ngga segitunya deh :) Menurut suami kelihatan sekali hasil digital imaging-nya, talinya bohongan.

Tetapi ternyata film ini sukses berat, penontonnya berjubel dimana - mana. Mungkin karena di-launch pada saat yang tepat, saat liburan sekolah. Mungkin juga karena magnet ganteng Fedi Nuril (halo Maul haha). Film ini sukses dan sudah pasti untung besar. Selamat Ram Soraya.

1 comment: