Pages

Monday, June 26, 2006

Kebanjiran


Dulu sekali orang - orang jaman dulu pernah bilang, katanya kalau hujan itu biasanya di bulan yang ber - ber an saja, semisal : September - Desember. Tapi tampaknya itu tidak berlaku lagi. Sekarang bulan Juni, akhirannya ni bukan ber. Tapi di kota saya, di Balikpapan hujan deras hampir setiap hari, siang ataupun malam, kadang diikuti angin kencang.

Seperti juga tadi malam, hujan deras sekali, plus angin juga, sepanjang malam hingga pagi. Ketika terbangun tadi pagi, ternyata bocor sudah dimana-mana, bocornya nambah. Saya dan Yanti segera mencari baskom dan ember, ngepel, ngegeser lemari, dll tindak preventif dan rehabilitatif menyambut genteng bocor. Beres..Yanti mandi dan sambil menunggu giliran saya mengirim sms ke Mas Faisal, mamang tukang yang biasa datang membetulkan genteng dll. Selesai sms dikirim saya mandi..baru saja menutup pintu, tiba-tiba Yanti berteriak : May..di depan banjir. Saya kaget sekali dan menghampiri Yanti, ternyata betul di depan rumah banjir, tinggi sekali, ban kijang yang diparkir di jalan sudah terendam air. Saya begegas mandi dan berpakaian. Pak Waluyo driver hari ini juga ga bisa datang, rumahnya kebanjiran juga. Makin lama airnya makin deras, carport juga ikutan tergenang, batang kayu mulai hanyut, knalpot mobil sudah terendam. Akhirnya saya menelpon Al, teman kantor yang mobilnya land rover, minta dijemput, khawatir kijang mogok.

Sambil menunggu, Yanti mencoba menghidupkan mobil, ganti kostum dulu, celana pendek, untung mobil bisa jalan. Yanti mindahin mobil ke jalan lain dan siyal ketika jalan pulang ke rumah ternyata airnya dalam banget. Saya ikutan ganti baju, ngambilin baju ganti buat Yanti, pake jaket dan jalan ke mobil, kaya nyebrang sungai, dan lumayan jauh. Lagi seru-serunya berusaha nyebrang, Al dan landrover datang, kami bilang kalau mobil bisa jalan. Saya minta tolong Al untuk jemput Jessi saja. Saya dan Yanti jalan duluan pakai kijang, bener aja, 1 kompleks sudah kebanjiran. Semua orang tampak berusaha mengeluarkan mobil dan memindahkan ke tempat tinggi. Di jalan kita mulai tenang, walau masih mikir nyari tempat mandi dan ganti baju. Baru aja keluar kompleks, di arah ring road, ternyata banjir juga, mobil semuanya memutar balik. Akhirnya saya menelpon Al lagi, minta dijemput lagi, ke rumah Al, parkir mobil, numpang mandi. Mobil Al datang, udah penuh, isinya tetangga yang mobilnya juga ga bisa lewat. Kami semua telat tiba di kantor, hujan makin deras, semoga rumah saya aman.

Pelajaran yang bisa diambil :
1. Perbaiki genteng - hari ini dicek lagi sama Mas Faisal
2. Beli mobil yang tinggi, minimal land rover plus perahu karet
3. Jangan beli rumah di KUTAI HILLS (developernya ngga beres)
4. Pindah rumah

Thanks to :
Yanti, my housemate yang tadi pagi menemani saya mengepel dll..seru banget ya Yan. Al yang bersedia menjemput dengan landrover, semua tetangga teman senasib, satpam Kutai Hills yang tetap tersenyum ketika mobil kami melewatinya (padahal posnya dah kebanjiran juga), Mas Eko yang nanya kabar Kutil lewat email tadi..terharu, juga Siswa Bib yang bilang : Lho bukannya perumahan elit ya May (pokoke nanti malam bantuin ngepel), juga Mas Nur yang menelpon dan menawarkan bantuan sambil bingung ngedenger saya mau beli perahu karet (he he biar kalau Mawija banjir bisa dievakuasi juga), juga semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Pagi yang seru, awal yang indah di minggu ini he he.

Update 4.18 pm
Baru aja dapat info, dari milis warga kompleks. Ternyata penyebab utamanya banjir adalah robohnya tembok pembatas kompleks, di belakang kompleks memang terdapat rawa kering yang bila hujan menampung air. Rupanya hujan semalam yang sangat deras membuat rawa meluap dan akibat tekanan air, tembok pembatas itu roboh. Sekali lagi ini lebih karena developer a.k.a WIKA yang membuat fasilitas tembok pembatas di bawah standar, hanya batako dan semen seadanya..pantas banjirnya seperti air bah

No comments:

Post a Comment