Pages

Sunday, July 2, 2006

Mengejar Matahari



Setiap hari, Tuhan memberi kita matahari, juga satu saat ketika kita mampu mengubah segala sesuatu yang membuat kita tidak bahagia. Setiap hari, kita berpura - pura belum mengalaminya, menganggap saat itu tidak ada - bahwa hari ini sama dengan kemarin dan tidak akan berbeda dengan hari esok.

Namun jika setiap hari manusia sungguh-sungguh memperhatikan kehidupannya, mereka akan menemukan saat magis itu. Saat itu bisa saja muncul ketika kita melakukan sesuatu yang remeh, seperti menyelipkan anak kunci pintu muka ke lubangnya; saat itu juga bisa bersembunyi dalam keheningan sesudah makan siang, atau dalam seribu satu hal yang bagi kita tampak sama saja. Tapi saat itu ada - saat ketika segenap kekuatan bintang menjadi bagian dari kita dan memungkinkan kita menciptakan mukjizat.

Kebahagiaan terkadang adalah berkat, namun lebih sering berupa penaklukan. Saat magis membantu kita berubah dan mengantar kita mencari mimpi-mimpi kita. Benar, kita akan menderita, kita akan menghadapi masa-masa sulit, dan kita akan mengalami banyak kekecewaan - namun semua ini hanya sementara, tidak akan meninggalkan bekas yang kekal. Dan suatu hari kelak kita akan menoleh, dan memandang perjalanan yang telah kita tempuh itu dengan penuh kebanggaan dan keyakinan.

From : By the River Piedra I Sat Down and Wept, a book by Pauolo Coelho
Pic from deviantART

No comments:

Post a Comment